Cerita di balik keindahan Batik Tarakan

Merdeka.com - Batik merupakan kerajinan khas yang tersebar di seluruh Indonesia. Hampir setiap wilayah menghasilkan batik sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing. Tak terkecuali Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Batik hasil suku asli Tidung ini memiliki nama Batik Tarakan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tarakan Khairul menuturkan, batik Tarakan memiliki ciri khas pada motif. Motif-motif batik Tarakan ini biasanya terinspirasi dari kekayaan alam Kota Tarakan, yakni dari flora dan fauna

"Batik kita itu beda yah, khasnya itu motifnya alamiah seperti kayu, dedaunan dan yang lainnya. Berbeda dengan motif batik Kalimantan lain yang biasanya motif alat-alat perang," kata Khairul saat ditemui merdeka.com di Gandaria City, Jakarta Selatan, Minggu (21/8).

Selain motif mengangkat tema kehidupan di alam dalam pemilihan warna pun, batik Tarakan menggunakan bahan-bahan dari alam tidak menggunakan pewarna sintesis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian alam raya. Diakui Khairul, pemanfaatan aneka bahan-bahan alam itu didapat para pengrajin saat mengikuti pelatihan yang diadakan oleh sebuah NGO asal Jerman.

"Jadi pengrajin-pengrajin tarakan itu mendapat bimbingan dari NGO Jerman untuk membuat warna dari bajan-bahan alamiah," ujar Khairul.

Antusias warga Tarakan dengan batik Tarakan pun sangat tinggi. Bahkan di beberapa instansi pemerintah misalnya, telah menetapkan kebijakan untuk memakai batik Tarakan sebagai pakaian dinasnya. "Seperti kalau hari Kamis dan Jumat kita kan pakai batik, nah batiknya itu batik Tarakan," ucap Khairul.

Saat ini pemasaran batik Tarakan telah menembus hingga pasar mancanegara. "Untuk pemasaran kita ada di outlet-outlet. Ada yang di Tarakan khusus ada juga yang di Jakarta. Batik tarakan juga sudah dipasarkan hingga ke Malaysia. Banyak juga orang Malaysia yang memakai batik Tarakan," kata Khairul.

Sementara itu, terkait awal mula munculnya para pengrajin batik di Tarakan bermula saat ada program pemerintah yang mengumpulkan beberapa UMKM yang berminat di bidang batik. Kemudian mereka di kirim ke Yogya untuk mengikuti pelatihan dan pembekalan tentang batik. Barulah setelah itu dicari motif yang menjadi khas Tarakan, yaitu motif kayu dan alam.

"Jadi peran pemerintah itu di awal-awal tadi seperti membimbing, melatih sampai memberikan modal untuk usaha. Modal usahanya itu dari program dana bergulir itu. Tapi sekarang itu karena ada pengembalian yang rada macet jadinya," tutur Khairul.

"Memang situasi ekonomi kita sedang lesu, sehingga hal-hal yang gini jadi terganggu. Tapi InsyaAllah kita akan bantu terus usaha-usaha seperti ini. Perhatian kita di sektor UMKM memang sangat besar, karena pondasi besar ekonomi kita kan di UMKM itu. Dan yang paling tahan dengan goncangan krisis itu ya UMKM," tambah Khairul.

Meski terbilang baru, namun Khairul yakin batik asal Tarakan akan juga cepat dikenal oleh masyarakat. Sebab selama ini saat berbicara batik, semua orang akan mengarah ke pulau Jawa. Padahal banyak di wilayah Indonesia batik memiliki ciri khas.

"Kita berharap mudah-mudahan batik Tarakan ini bisa mendunia, walaupun saat ini sudah mulai mendunia walaupun baru sampai di Malaysia. Tapi saya pikir itu sudah pasar-pasar yang cukup baik dan itu mudah-mudahan bisa dikenal juga di Indonesia. Karena selama ini kan yang terkenal itu batik Solo, batik keris, batok Yogya. Tapi ya mudah-mudahan nanti juga dengan melakukan promosi batik Tarakan bisa dikenal juga," kata Khairul mengakhiri.