Cerita ban meledak di balik aksi teror bom Sarinah
Merdeka.com - Suasana mencekam aksi teror yang terjadi di Starbucks dan di depan Gedung Sarinah pada Kamis (16/1) menyisakan segudang cerita yang . Termasuk di kalangan pewarta atau para wartawan yang ditugaskan meliput langsung kondisi dan suasana saat terjadi aksi teror.
Tidak dipungkiri, sejak pagi suasana di sekitar lokasi kejadian memang mencekam. Meski situasi berangsur-angsur kondusif dan kembali normal, semua personel polisi, wartawan dan warga dituntut tetap waspada menyikapi kemungkinan terjadinya aksi teror susulan. Tak heran jika suasana kembali tegang sekitar pukul 21.00 WIB.
Saat itu warga masih ramai berkumpul di depan Starbucks, di depan Gedung Sarinah dan jalan yang menuju Jalan Sabang. Wartawan dari pelbagai media baik televisi, media cetak, media online dan pewarta foto memilih berkumpul persis di depan Starbucks. Sambil istirahat sejenak dari aktivitas liputan seharian penuh, sejumlah wartawan bersantai sambil minum kopi dan ngobrol ringan. Tiba-tiba kepanikan melanda semua orang yang ada di sekitar Sarinah dan Starbucks.
"Ada ledakan, aspal getar. Bunyinya kencang persis bom. Semua orang yang di situ teriak. 'Ada bom lagi'," cerita wartawan merdeka.com, Faiq Hidayat.
Semua orang kocar kacir dan lari menyelamatkan diri sendiri-sendiri. Ada yang lari ke arah Jalan Sabang, ada yang berlari ke arah bunderan Hotel Indonesia, dan sebagian berlari ke arah Hotel Sari Pan Pasific. "Termasuk polisi juga lari," katanya.
Sebagian wartawan penasaran dengan ledakan yang baru saja terjadi. Ada yang mencoba mendekat ke arah suara namun dihentikan petugas kepolisian karena masuk area steril. Tapi ada juga yang khawatir. "Pulang aja yuk, ngeri nih," kata Faiq menirukan komentar salah satu rekannya.
Setengah jam kemudian, Jatanras Polda Metro Jaya merapat ke lokasi kejadian. Sebuah bus paspampres grup D berisi TNI bersenjata laras panjang juga mendatangi arah suara ledakan. Mereka menyisir gedung Jaya hingga ke lantai atas.
Ternyata ledakan mirip bom itu berasal dari ban sebuah truk yang tiba-tiba meletus. Truk tersebut bergerak dari arah HI menuju Jalan Thamrin, Gadjah Mada. Karena pecah ban, truk itu berhenti di depan Gedung Jaya. Setelah dipastikan bahwa suara ledakan itu adalah ban truk, semua lega dan kembali saling melempar guyonan.
"Ternyata hoax bukan bom, cuma ban truk, padahal gue udah ngumpet di pot bunga. hahaha.." kata faiq menirukan komentar salah seorang wartawati media cetak nasional.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaAda seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.
Baca SelengkapnyaPada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaAceng menjelaskan alasannya maju sebagai calon Bupati Garut tidak lepas dari adanya dorongan dan aspirasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaBesaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaMbak War permah dibuat nyaris bangkrut oleh orang yang iri. Mirisnya, hal itu dilakukan oleh orang terdekatnya.
Baca SelengkapnyaAksi Tarsum (41) membunuh dan memutilasi istrinya Yanti (40), lalu menawarkan daging wanita itu kepada warga sekitar, ternyata sudah didahului perilaku aneh.
Baca SelengkapnyaDulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC
Baca Selengkapnya