Cara Unik Warga Plalangan Ponorogo Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Merdeka.com - Berbagai cara dilakukan untuk saling tolong menolong warga yang terdampak pandemi corona atau covid-19. Termasuk di antaranya, memberikan bantuan dalam bentuk bahan makanan secara gratis hingga barter dengan cara yang tak biasa.

Kegiatan inilah yang dilakukan oleh warga Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Mereka secara swadaya berdonasi berbagai bahan pokok makanan untuk warga sekitar yang membutuhkan.

Cara yang dilakukan pun terkesan tidak biasa. Bila biasanya donasi atau sumbangan bahan makanan diberikan secara langsung, tidak demikian di tempat tersebut. Warga secara swadaya membangun sebuah tempat yang digunakan untuk mengaitkan bahan makanan yang didonasikan.

Kades Plalangan, Ipin Herdianto mengatakan, program donasi ini diberi nama warung gratis.

"Untuk warung gratis ini bukan berbentuk warung seperti biasa. Melainkan melainkan sebuah papan yang dilengkapi dengan paku untuk mengaitkan bahan makanan yang akan disumbangkan secara gratis," katanya, Kamis (30/4).

Menurutnya, nantinya papan itu tidak hanya diisi oleh pihak pemerintah Desa saja. Melainkan juga terbuka bagi donatur lain jika ada yang mau menyumbang.

"Bisa berupa sayuran, buah bahkan takjil untuk berbuka puasa. Nah, sedangkan warga yang membutuhkan bisa langsung mengambil bahan makanan yang ingin digunakan secara gratis," jelasnya.

Dengan begitu, kata dia, konsep subsidi silang diberlakukan. Karena mereka yang mempunyai kelebihan bisa membantu. Pun sebaliknya yang kekurangan juga bisa terbantu.

Dia mengatakan jika kegiatan ini sudah berjalan sejak lima hari terakhir. Hampir setiap hari banyak donatur yang memberikan donasinya untuk warung gratis ini.

"Ada yang panen singkong, taruh singkong di situ. Ada yang panen terong, taruh terong di situ, kadang bisa tukar-tukaran sayur, jadi rasa kebersamaan terutama kepada warga yang terdampak pandemi Corona, mereka kan tidak mendapat pemasukan. Dari sini warga belajar rasa kepedulian," imbuh Ipin.

Cara ini, lanjut Ipin, dinilai efektif untuk meningkatkan rasa kepedulian. Sebab, respon masyarakat sekitar bagus untuk terus berdonasi.

"Kadang kalau dimintai iuran, mohon maaf ada yang ngomel. Kalau seperti ini malah mereka sadar dengan sendirinya, punya sayur atau apa tinggal dicantolkan (dikaitkan), malah responsnya bagus," papar Ipin.

Selain itu, hal ini bisa mengingatkan masyarakat dengan proses barter seperti zaman dahulu. Proses jual beli seperti ini sudah tidak pernah ditemukan lagi di era modern sekarang.

"Kan ini bisa tuker-tukeran hasil panen, yang satu bisa ambil terong, yang satu bisa ambil singkong, kan saling kerjasama," tukas Ipin.

Sementara salah satu warga, Boinem mengaku senang dengan adanya warung gratis ini. Jika memang tidak ada uang dirinya tinggal mengambil bahan makanan tanpa berpikir membayar.

"Ya gantinya kalau tanaman terong saya panen saya titipkan juga di sini. Kan sambil berbagi juga," pungkasnya.