Merdeka.com - Bentrok antara TNI dan Polri yang terjadi di Jalan Aspol, Desa Gamsungi, Kecamatan Tobelo, Sabtu (6/2), gara-gara jam malam pesta perkawinan. Saat itu, anggota polisi keberatan bahwa pesta berlangsung hingga larut malam. Akan tetapi sejumlah personel TNI yang juga berada di tempat sama, tak terima dengan sikap polisi.

"(Terjadi bentrok) karena ada pesta sudah larut malam," kata Kabid humas Polda Maluku Utara, AKBP Hendry Badar saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (9/2).

Meski demikian, kata dia, pemberitahuan akan adanya pesta sudah dilakukan. Namun menurutnya, setiap daerah di Maluku Utara memiliki peraturan masing-masing soal jam malam pesta.

"Ada yang sampai jam 10 malam, jam 12 malam, ada yang pesta siang. Itu tergantung daerahnya," ungkapnya.

Hendry menyebut, akibat pertikaian tersebut sejumlah anggota TNI atau pun Polri mengalami lecet. "Masing-masing ada yang lecet," ujarnya.

Dia menambahkan, kini dua institusi sudah damai. "Baik Kapolda Dandrem minta semua selesai," kata Hendry.

Sebelumnya diberitakan tiga anggota TNI dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah, Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara. Ketiganya diduga korban bentrok dua institusi antara sejumlah anggota TNI dan Polri yang terjadi di Jalan Aspol, Desa Gamsungi, Kecamatan Tobelo, Sabtu (6/2).

"Ada memang anggota yang dirawat. Udah diurus dari kemarin. Sekarang udah dibawa pulang," kata petugas jaga RSUD, Ona saat dihubungi merdeka.com.

Belum diketahui identitas pasien yang dirawat. Sebab saat pasien masuk hingga keluar, petugas jaga sudah beberapa kali ganti sif.

"kurang tahu," terangnya singkat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrokan berlangsung saat pesta perkawinan salah satu anggota Polres Halmahera Utara di rumah Wakapolres Halmahera Utara Robert D Wosia. Sejumlah anggota polisi juga dikabarkan terluka dan juga sempat dirawat di rumah sakit.

Pascakejadian ini, petinggi TNI dan Polri menggelar pertemuan tertutup.