Banyak kejanggalan, TNI AL curiga perompakan MT Joaquim direkayasa
Merdeka.com - Panglima Armada RI Kawasan Barat, Laksma TNI A Taufiqoerrahman, mencium ada yang tidak beres dalam peristiwa perompakan kapal tanker berbendera Singapura, MT Joaquim, di Selat Malaka, beberapa waktu lalu. Dalam kesimpulan hasil penyelidikan sementara, kejahatan itu hanya sebuah kedok dari skenario buat tujuan tertentu.
Taufiqoerrahman mengatakan, muatan light crude oil (LCO) MT Joaquin yang dirompak pada Sabtu 8 Agustus 2015 lalu, diketahui tidak dilengkapi dengan dokumen resmi alias ilegal.
"Penyelidikan masih berjalan, tapi kesimpulan sementara adalah perompakan ini direkayasa untuk menghindari pajak atau ingin mencari keuntungan asuransi karena kapal dirusak," kata Taufiqoerrahman, kepada awak media di Dumai, Riau, seperti dilansir dari Antara, Minggu (16/8).
Dari keterangan salah seorang anggota kapal MT Joaquin, lanjut Taufiqoerrahman, muatan minyak dikuras oleh kawanan perompak dengan menggunakan kapal tanker MT Kharisma 9, di sekitar perairan perbatasan Malaysia-Indonesia.
Selain itu, awalnya dalam kejadian ini dilaporkan ada dua anggota kapal menjadi korban kekerasan kawanan perompak dan mengalami cedera berat. Namun dipastikan tidak ada yang terluka setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Nakhoda dan tujuh anak buah kapal serta Kapal MT Joaquim hingga kini masih diamankan di Dermaga Pangkalan TNI AL Dumai untuk kepentingan penyelidikan. Taufiqoerrahman mengatakan, terus memburu kapal perompak itu.
"Kapal yang digunakan perompak berukuran sama dengan MT Joaquim dan tujuan berlayar ke perairan Lengkawi tanpa memiliki peta laut," ujar Taufiqoerrahman.
Pihak TNI AL juga menemukan keganjilan dalam aksi bajak laut ini. Yaitu sarana komunikasi yang dipakai perompak dengan kapal penampung dan perahu pancung hanya berupa Handy Talkie. Sebab, perangkat itu tidak bisa menjangkau jarak jauh.
Di samping itu, para anak buah kapal MT Joaquim juga tidak mengenali Sam alias Lim Puay Kwang, warga Singapura yang ditunjuk sebagai Banker Clerk. Sebab, perusahaan Yu Tat Pte. Ltd., hanya menunjuk Aseng, Alan, dan Sanon.
Meski menemui banyak kejanggalan, tetapi sejauh ini nakhoda dan anak buah kapal masih berstatus saksi karena dinilai kooperatif dan bekerja sama baik dalam proses penyelidikan.
"Proses pemindahan minyak MT Joaquim ke kapal perompak sekitar enam jam dan berhasil menguras sebanyak 2.900 ton dari total kapasitas 3.500 ton," lanjut Taufiqoerrahman.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut potret perwira TNI AU sujud di kaki sang Ibu usai naik pangkat.
Baca SelengkapnyaBerikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dugaan prajurit TNI menyerang Polres Jayawijaya itu ditangani Kodam XVII/Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaTiga perwira TNI AD bergelar doktor dan cumlaude itu ialah Mayjen TNI Heri Wiranto, Kolonel Inf Dwi Tjahjo Harsono dan Letnan Kolonel Arh Syarief Syah Banjar.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaCucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan
Baca SelengkapnyaTidak tepat rasanya jika temuan-temuan tersebut langsung dibawa dan selesai begitu saja di Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPenampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.
Baca Selengkapnya