Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Atap Bangunan Dua Proyek Pemkab Jember Roboh, Diduga Pengerjaan Tak Sesuai Standar

Atap Bangunan Dua Proyek Pemkab Jember Roboh, Diduga Pengerjaan Tak Sesuai Standar RDP Komisi C DPRD Jember. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kasus robohnya atap dua bangunan milik Pemkab Jember, Jawa Timur, mulai menguak dugaan baru. Dua peristiwa ambruknya atap instansi pemerintah itu disorot karena terjadi dalam waktu yang berdekatan. Muncul indikasi, bahwa pengadaan proyek fisik di Jember menggunakan bahan yang di bawah standar dan tidak sesuai aturan.

Indikasi ini mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi C DPRD Jember pada Rabu (18/12) kemarin.

Ketua Perkumpulan Aplikator Konstruksi Baja Ringan (PAKBR) Jember, Ahmadijaya yang diundang Komisi C dalam RDP tersebut menyebut, dua proyek tersebut dikerjakan tanpa menggunakan jasa aplikator konstruksi baja. Hal ini berpengaruh pada umur ketahanan bangunan.

"Dengan tidak menggunakan aplikator dalam pembangunan konstruksi atap baja, otomatis bahan yang digunakan bukan dari pabrikan," ujar Ahmadijaya usai RDP.

Selain berpengaruh pada kualitas bahan yang digunakan, penggunaan aplikator konstruksi baja juga penting dilakukan, terkait dengan pemasangannya. "Kalau tidak pakai aplikator, tidak dapat dipertanggungjawabkan teknis pemasangannya," tutur Ahmadijaya.

Dua proyek yang dimaksud adalah rehab atap SDN Keting 02 Jombang yang ambruk pada 14 Desember 2019, serta rehab atap kantor Kecamatan Jenggawah yang roboh pada 3 Desember 2019 lalu.

Selain karena terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan, ambruknya dua proyek milik Pemkab Jember itu juga disorot karena terjadi di saat proyek baru selesai atau sedang digarap. Ambruknya atap SDN Keting 02 Jombang yang menghabiskan anggaran lebih dari Rp 200 juta terjadi saat rehab baru selesai sekitar satu minggu.

Sedangkan atap kantor Kecamatan Jenggawah runtuh saat proyek senilai lebih dari Rp 2 Miliar itu belum rampung digarap.

Berdasarkan data yang dimiliki, Ahmadijaya bahkan menyebut, mayoritas proyek konstruksi di Pemkab Jember tidak menggunakan aplikator konstruksi baja sehingga kualitas bangunannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Mayoritas penggunaan konstruksi baja ringan dalam proyek Pemkab Jember tidak melibatkan aplikator. Berapa proyek? Banyak," ujarnya.

Penggunaan aplikator konstruksi baja, menurut Ahmadijaya, harus dilakukan dalam proyek-proyek pemerintah. Sebab, pemasangan konstruksi baja membutuhkan kesulitan tersendiri.

"Konstruksi baja ringan itu tidak sesederhana mengerjakan kontruksi atap kayu. Karena konstruksi baja ringan harus diperhatikan banyak hal," tutur Ahmadijaya.

Jasa aplikator konstruksi baja ringan, lanjut Ahmadijaya, memiliki sertifikasi dari pabrikan baja. Sehingga, pemasangan konstruksi atap baja ringan, bisa dijamin sesuai spek pabrik, bahkan bisa digaransi umur ketahanannya.

"Penggunaan baja ringan perlu berkonsultasi dengan aplikator. Karena kami ini ditunjuk pabrikan untuk mengerjakan konstruksi baja ringan. Sehingga dari pemilihan konstruksi hingga pemasangannya dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan ketika menggunakan aplikator, kami bisa memberikan garansi 10 tahun untuk konstruksi atap baja ringannya," tegasnya.

Bahkan Ahmadijaya menduga, proyek fisik di Pemkab Jember yang ambruk, menggunakan baja hasil produksi industri rumahan, bukan produk pabrikan yang resmi. "Spek dan bahannya, kan beda antara home industry dengan dari pabrik," pungkas Ahmadijaya.

DPRD akan Bentuk Pansus

Kontan saja, pengakuan Ahmadijaya itu mengejutkan dewan. Meski demikian, Komisi C masih akan mengkajinya terlebih dahulu. "Nanti akan kita tinjau terlebih dahulu aturan main jasa kontruksi baja ringan seperti apa. Apakah memang benar diwajibkan menggunakan aplikator dalam penerapannya atau tidak," papar Ketua Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto usai memimpin RDP.

Selanjutnya, Komisi C juga akan mendalami perihal kualitas baja ringan dari industri rumahan. "Apakah bisa digunakan oleh pengusaha jasa kontruksi dalam proyek-proyek pemerintah daerah. Karena ada standar SNI dan standar tertentu lainnya yang harus dipenuhi," tutur David.

Hasil dari RDP yang digelar Komisi C ini nantinya akan diteruskan ke pimpinan dewan. Tidak menutup kemungkinan, hasil RDP akan ditindaklanjuti dalam Panitia Khusus (Pansus). Dewan juga akan mengecek dugaan bahwa banyak proyek pemkab yang tidak menggunakan aplikator konstruksi baja.

"Langkah DPRD dari temuan yang ada hari ini, selanjutnya akan membentuk Pansus. Terutama semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait akan dimintai informasi perihal proyek yang ada di Kabupaten Jember. Dari OPD-OPD yang ada nantinya dapat diketahui apakah memang mayoritas proyek Pemkab Jember tidak menggunakan aplikator dalam konstruksi baja ringan," pungkas politikus Partai Nasdem itu.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Kronologi Pembakaran Sejumlah Bangunan di Waena Papua Menurut Polisi
Kronologi Pembakaran Sejumlah Bangunan di Waena Papua Menurut Polisi

Kejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.

Baca Selengkapnya
Baru Diresmikan September 2023, Jembatan Kloposawit Lumajang Kembali Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru
Baru Diresmikan September 2023, Jembatan Kloposawit Lumajang Kembali Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru

Jembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dua Bangunan Pabrik Rokok Ilegal Terbongkar di Jepara
Dua Bangunan Pabrik Rokok Ilegal Terbongkar di Jepara

Petugas menemukan dua bangunan tempat produksi rokok ilegal dengan potensi kerugian Rp233 Juta

Baca Selengkapnya
Bantah Tangkap Jubir AMIN, Kejari Jaktim Terima Pelimpahan Tahap 2 dari Kejati
Bantah Tangkap Jubir AMIN, Kejari Jaktim Terima Pelimpahan Tahap 2 dari Kejati

Kejaksaan Negeri Jakarta Timur pun menerima pelimpahan tersangka dan barang bukti dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Sering Hilang Fokus saat Bekerja, Begini Cara Mengatasinya
Sering Hilang Fokus saat Bekerja, Begini Cara Mengatasinya

Jika kalian salah satu orang yang sulit fokus dalam bekerja. Ini dia tips ampuhnya.

Baca Selengkapnya
Rugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi  Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan
Rugikan Negara Rp1,3 Triliun, 6 Tersangka Korupsi Pembangunan Jalur KA Besitang-Langsa Ditahan

Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.

Baca Selengkapnya
Perahu Jukung Meledak Lalu Terbakar di Bawah Jembatan Ampera, 1 ABK Tewas dan 1 Hilang
Perahu Jukung Meledak Lalu Terbakar di Bawah Jembatan Ampera, 1 ABK Tewas dan 1 Hilang

Untuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.

Baca Selengkapnya
Banyuwangi Raih Kabupaten dengan Perencanaan Terbaik di Jawa Timur
Banyuwangi Raih Kabupaten dengan Perencanaan Terbaik di Jawa Timur

Kabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menyusun perencanaan pembangunan yang terintegritas.

Baca Selengkapnya