Angkat Pengrajin Lokal, Banyuwangi Kolaborasi dengan Produsen Suvenir Asian Games
Merdeka.com - Pemkab Banyuwangi menggandeng Du'anyam, perusahaan bisnis sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan pengrajin lokal, untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha kerajinan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa tersebut. Du'anyam juga merupakan pemegang lisensi sekaligus produsen suvenir Asian Games 2018. Produk-produk kerajinannya juga telah diekspor ke berbagai negara.
"Kita memang harus kolaborasi untuk terus memperkuat para pengrajin lokal. Ini Du'anyam digerakkan anak-anak muda hebat yang punya perspektif pasar dan kewirausahaan sosial bagus. Jadi kita ingin melibatkan untuk memberdayakan pengrajin lokal," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seusai bertemu dua pendiri Du'anyam, Kamis (28/2).
Dua pendiri Du'anyam yang ke Banyuwangi adalah Hanna Keraf dan Azalea Ayuningtyas. Keduanya berkeliling di Banyuwangi beberapa hari untuk bertemu dan memetakan potensi kerajinan karya UMKM-UMKM lokal.
"Nanti berkala dibikin workshop. Dalam rangkaian Festival Bamboo pada Juni mendatang. Du'anyam akan memberi perspektif pasar dan ekosistem bisnis ke para pengrajin lokal. Membakar kembali semangat komunitas lokal agar lebih berdaya," ujar Anas.
Angkat Perajin Lokal Banyuwangi Kolaborasi dengan Produsen Suvenir Asian Games ©2019 Merdeka.com
Founder dan CEO Du'anyam Azalea Ayuningtyas mengatakan, pihaknya akan berkeliling mengunjungi sejumlah pengrajin di Banyuwangi untuk mencari potensi dan menjajaki kerja sama dengan para pengrajin di Banyuwangi. Ayuningtyas mengatakan, Du'anyam mendapatkan permintaan pasar yang cukup besar dan konsisten untuk kerajinan anyaman.
"Kami kemari untuk mencari dan melakukan studi kelayakan. Kami tertarik dengan semangat Banyuwangi yang terus berbenah memberdayakan UMKM-UMKM lokal," kata Ayuningtyas.
Du'Anyam juga akan memberikan pendampingan kepada para pengrajin Banyuwangi. "Pendampingannya meliputi standardisasi kualitas, quality control, packaging, hingga pengiriman. Kami lebih mencari komunitas pengrajin yang belum mandiri sehingga ada proses pemberdayaan nantinya," ujarnya.
Ayu menambahkan, selama di Banyuwangi pihaknya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi sejumlah sentra pengrajin seperti pusat kerajinan bambu di Desa Gintangan.
Desa Gintangan sendiri dikenal sebagai basis pengrajin bambu. Desa tersebut memasok kerajinan bambu untuk berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, hasil olahannya sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Brunei Darussalam, Thailand, dan Maldives.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi setiap tahunnya menggelar berbagai program peningkatan kemampuan bisnis.
Baca SelengkapnyaLangkah ini pun sengaja menyasar pelaku usaha lokal, agar makin tumbuh dan berkembang dengan daya saing yang tidak kalah dari produk luar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca SelengkapnyaAnak-anak muda Banyuwangi yang masuk program inkubasi ini, peluang pengembangan bisnisnya juga akan semakin besar.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaJembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaRatusan warga terlibat dalam usaha budi daya jamur ini.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca Selengkapnya