Anggito didesak turunkan ongkos haji 2012
Merdeka.com - Setelah dilantik menjadi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, tugas pertama yang harus dilakukan oleh Anggito Abimanyu adalah Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Koordinator Seknas Fitra, Uchok Sky Khadafi mengatakan, Dana Abadi Umat (DAU) yang dikelola Kemenag yang berasal dari setoran awal jemaah haji sebesar Rp 806 miliar.
"Di mana saat ini, ongkos naik haji akan dipatok sebesar Rp 34 juta atau USD 3.715 pada tahun 2012. Ini terlalu mahal dan sangat membebani para jemaah. Padahal, pada tahun 2011, ongkos naik haji hanya sebesar Rp 30,7 juta. Dan berarti dari tahun 2011 ke 2012 ongkos naik haji mengalami kenaikan sebesar Rp 4 juta," jelas Uchok dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu, (26/6).
Menurutnya, kenaikan ongkos naik haji, memperlihatkan ibadah haji sudah dijadikan komoditas bisnis oleh Kementerian Agama. Kalau Kementerian Agama dalam hal ini Dirjen Haji tidak mau dituduh sebagai komoditi bisnis kementerian, lebih baik Kementerian Agama bisa menurunkan ongkos haji sampai bisa berkisar dibawah Rp 27 juta per orang.
"Dengan cara, di mana keuntungan atau sisa dari uang ongkos haji selama ini diinvestasikan oleh Kementerian Agama dikembalikan lagi kepada jamaah haji," tegas Uchok.
Adapun keuntungan ongkos naik haji atau DAU (dana abadi Umat yang telah diinvestasi oleh Kementerian Agama menurut Uchok antara lain:
A. Pada tanggal 3 maret 2010, Kementerian Agama telah menginvestasikan pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada seri SDHI 2012 A dengan nilai Nominal Rp 447 miliar (Rp 477.000.000.000) yang sudah jatuh tempo pada tanggal 3 maret 2012 lalu, dengan suku bunga pertahun 7,61 persen.
B. Pada tanggal 25 Agustus 2010 Kementerian Agama menginvestasikan pada surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada seri SDHI 2014 B dengan nilai nominal sebesar Rp 336 miliar (Rp 336.000.000.000) yang akan jatuh tempo pada tanggal 25 Agustus 2014, dengan suku bunga sebesar 7,30 persen pertahun.
C. Sejak tahun 1998, menteri Agama dengan persetujuan Presiden RI, telah membeli saham BMI (Bank Muamalat Indonesia) sebanyak 19.990.000 lembar saham dengan nilai Rp.1000 per saham atau sebesar Rp 19.900.000.000. Dan, saham BMI ini ada sejak jemaah haji tahun 1992 sampai 1994, dengan cara memotong langsung salah satu komponen biaya penyelenggaraan ibadah Haji yaitu uang bekal daerah sebesar Rp 10.000 per jamaah haji. Dan saat ini, penyertaan saham pada BMI sudah beranak pinak, dan mencapai Rp 23.742.320.000.
"Kami dari Seknas Fitra meminta Komisi VIII, agar anggaran investasi ini digunakan atau dipakai oleh jemaah haji sebagai bagian dari ongkos naik haji mereka agar ongkos naik tahun 2012 lebih murah. Dan anggaran yang diinvestasikan Kementerian Agama sudah berjumlah Rp 806 miliar (Rp 806.742.320.000)," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sejumlah komoditas bahan pokok memang meningkatkan. Dampaknya, pendapatan atau omzet pedagang turun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan hal itu bisa dilakukan jika memiliki kewenangan yang bisa diraih ketika menjadi Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaJemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca Selengkapnya