71 Pelajar Peserta Ujian di Timor Tengah Selatan Keracunan Makanan
Merdeka.com - Puluhan pelajar SMPN Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), keracunan usai mengkonsumsi menu makan siang.
Para pelajar ini sempat menikmati nasi bungkus untuk makan siang di SMPN Amanuban Selatan dalam kegiatan Ujian AKM (Asismen Kompetensi Minimum), gabungan tiga sekolah.
"10 orang korban diopname dan 61 orang diobservasi selama 1 x 24 Jam oleh dokter dan staf Dinas Kesehatan Kabupaten di Puskesmas Panite," kata Kapolsek Amanuban Selatan Ipda Maks Tameno kepada wartawan, Selasa (5/10).
Ujian AKM diikuti siswa dari SMPN Satu Atap Hautenu Desa Oekiu, Kecamatan Amanuban Selatan, SMPN Kobekaka, Desa Enoneten, Kecamatan Amanuban Selatan dan SMP Amsal Fatububut, Desa Oe Ekam, Kecamatan Noebeba.
Ada 71 orang siswa yang menjadi korban keracunan makanan dari tiga sekolah yakni, siswa SMPN Satu Atap Hautenu berjumlah 21 orang, siswa SMPN Kobekaka 40 orang dan SMP Amsal 10 orang.
Maks Tameno mengatakan, pada Senin (4/10) sekitar pukul 11.00 WITA, Mace Tobe selaku seksi konsumsi dari SMPN Amanuban Selatan memesan 117 nasi bungkus dengan lauk bervariasi seperti ikan, telur, daging ayam dan daging babi di Kedai 88 Panite, Kecamatan Amanuban Selatan.
Para siswa dan siswi dari tiga sekolah serta guru menikmati makan siang sekitar pukul 13.00 WITA. 10 menit usai menikmati makan siang ini, para siswa siswi mulai mual-mual, kepala sakit, gatal-gatal, pusing dan muntah-muntah.
Guru dari masing-masing sekolah kemudian mengantar para korban ke Puskesmas Panite dan ditangani dr. Vinolia Sanam, kepala puskesmas Panite bersama para perawat.
Para perawat bersama dokter kemudian memeriksa satu per satu korban sebagai tindakan pertama.
Ketua tim penanganan Puskesmas Panite dipimpin Kepala Puskesmas dr. Vinolia Sanam melakukan penanganan medis berupa observasi dan memberikan infus.
Para siswa yang harus menjalani perawatan ada enam orang dari SMP Kobekaka yakni, Jire Nau (14), Marli Tse (13), Ogrido Tamonob (13), Fransina Sesfaot (14), Margarita Suni (13) dan Seprianto Tamonob (14).
Tiga orang siswa dari SMP Satap Hautimu yakni, Maya Ora (15), Nahor Fina (14) Rifin Boimau (14). Serta satu siswi dari SMP Amsal Fatububut yakni Novi Tefa (13).
Pihak Puskesmas memanggil Norlina Moi, Dina Raja dan Adi Tateni yang membantu di Kadai 88 untuk dimintai keterangan.
Pihak Puskesmas juga memanggil pemilik Kadai 88, Agustina Konay namun yang bersangkutan berada di Soe, ibu kota Kabupaten TTS.
Sejumlag staf Dinas Kesehatan Kabupaten TTS juga datang melakukan wawancara dengan korban di ruangan opname dan yang sedang diobservasi.
Polisi sudah mendatangi lokasi kejadian dan mengumpulkan keterangan, serta menginterogasi Agustina Konay selaku pemilik Kedai 88.
Staf Dinas kesehatan Kabupaten TTS juga telah mengambil sampel dari sisa makanan yang di konsumsi para korban untuk diuji di laboratorium.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SMA Negeri 11 menjadi sekolah pertama yang menerapkan makan siang gratis bagi siswa
Baca SelengkapnyaProgram makan siang gratis Prabowo-Gibran akan disiapkan masuk dalam postur Rancangan APBN 2025.
Baca SelengkapnyaMakan siang gratis merupakan program unggulan Prabowo-Gibran yang masih unggul dalam quick count berbagai lembaga survei.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies menegaskan Timnas AMIN bakal melaporkan semua bentuk kecurangan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDulu nasi timbel jadi andalan masyarakat petani di Jawa Barat untuk perbekalan ke ladang.
Baca SelengkapnyaSelain kegiatan memasak bersama tim Kuali Merah Putih, ada juga kegiatan pemberian telur rebus kepada anak-anak di Distrik Agats, Asmat, Papua Selatan.
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaAti berharap jika program ini benar berjalan maka jenis makanan diharapkan semakin variatif.
Baca Selengkapnya