1 TNI dan 1 Polisi Terkena Anak Panah Saat Pisahkan Perang Suku di Puncak Jaya
Merdeka.com - Seorang prajurit TNI dari Yonif Raider 751, Pratu Syahrir terluka pada bagian pundak akibat terkena anak panah saat berusaha memisahkan perang antarsuku yang terjadi di Kampung Pagaleme, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (24/9).
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, perang antarsuku dipicu adanya pengadangan yang dilakukan oleh kubu BT terhadap KW. KW Akibatnya terkena panah pada bagian perut sehari sebelumnya atau pada Senin (23/9).
"Keesokan harinya atau pada Selasa (24/9), BT ditemukan meninggal dunia di rumahnya akibat terkena anak panah dari pelaku yang belum teridentifikasi," katanya pula.
Menurut dia, kematian BT memicu kemarahan sanak saudaranya. Sehingga sekitar pukul 15.00 WIT, diperkirakan sejumlah 200 orang dari kubu BT bergerak dari Kampung Puncak Senyum menuju Kampung Pagaleme dengan membawa senjata tradisional berupa panah.
"Sesampainya di Kampung Pagaleme, mereka langsung menyerang kubu KW dengan melepaskan anak panah. Kedua kubu pun terlibat aksi saling panah," katanya lagi.
Aparat keamanan yang terdiri dari personel Polres Puncak Jaya dan Satgas Pamrahwan Yonif Raider 751 berusaha memisahkan dan menghalangi perang antarkampung tersebut dengan melepaskan tembakan peringatan ke udara.
"Upaya tersebut berhasil memukul mundur kedua kubu yang berselisih. Sekitar pukul 16.00 WIT, konflik dapat dihentikan setelah kubu BT mundur ke Kampung Pruleme, Distrik Mulia," katanya pula.
Perang antarsuku/kampung tersebut, lanjut dia, mengakibatkan 5 orang menderita luka terkena anak panah, yakni satu orang personel TNI atas nama Pratu Syahrir, satu orang personel Polri atas nama Brigpol Sahar, dan 3 orang masyarakat. Saat ini Pratu Syahrir telah dievakuasi ke RST Marthen Indey, Jayapura untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
"Dilaporkan bahwa Wakil Bupati Puncak Jaya telah melakukan mediasi terhadap dua kubu. Masing-masing pihak sepakat menyerahkan para pelaku yang diduga terlibat dalam pengadangan terhadap KW maupun pembunuhan terhadap BT kepada pihak kepolisian," katanya lagi.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, Kasdim 1714/Puncak Jaya mengimbau kepada semua pihak untuk menahan diri dan menyerahkan permasalahan kepada pihak yang berwenang melalui proses hukum.
"Pak Kasdim juga meminta masyarakat Puncak Jaya untuk menjaga perdamaian di Kabupaten Puncak Jaya," katanya pula.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam perjalanan pengantaran surat suara pemilu itu, para anggota kepolisian Puncak Jaya Papua tiba-tiba mendapati momen tak terduga.
Baca SelengkapnyaPrajurti TNI putra Papua bagikan cerita saat menjalin asmara dengan anak Bupati. Seperti apa kisahnya?
Baca SelengkapnyaBerani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk 78 pegawai KPK dikenakan sanksi berat berupa permintaan maaf secara langsung dan terbuka
Baca SelengkapnyaBukan TNI dan Polri, ini adalah satuan yang menjadi garda terdepan dalam mengawal KPu di tahun pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaTiga tahanan yang kabur dari rutan Polsek Tanah Abang pada Senin (19/2) lalu berhasiL ditangkap
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnya