Warga Tulungagung Meninggal karena Penyakit Kencing Tikus, Waspadai Penyebabnya
Merdeka.com - Seorang warga di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia karena mengidap penyakit leptospirosis (kencing tikus) dan terlambat mendapatkan penanganan medis.
"Korban tidak dibawa ke dokter sehingga terlambat penanganan," terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr Kasil Rokhmat di Tulungagung, Jumat (11/11/2022).
Sebelum kejadian tersebut, penyakit leptospirosis di Kabupaten Tulungagung terakhir kali diidentifikasi pada tahun 2019 di Desa Bono dan Ngranti Kecamatan Boyolangu. Setelah ditangani dengan serius, kasus leptospirosis tidak lagi ditemukan.
Bakteri leptospira yang menjadi penyebab penyakit kencing tikus juga tidak ditemukan pada hewan tikus di lingkungan pemukiman maupun yang sudah menjangkiti manusia.
Kasus Baru
©2021 Merdeka.com/Dok. RSUD dr Iskak Tulungagung
Setelah penemuan kasus pada 2019, penyakit leptospirosis di Kabupaten Tulungagung sempat dinyatakan reda. Kasus kematian warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut pada November ini merupakan kasus baru.
"Korban sudah mengalami gejala leptospirosis sejak Minggu (30/10), namun keluarganya tidak tahu (bahwa itu penyakit leptospirosis, red.). Dianggap penyakit biasa sehingga tidak segera dibawa ke dokter," ujar Kasil, dikutip dari Antara.
Kasus ini baru terdeteksi setelah kondisi korban memburuk dan dibawa ke RSUD dr. Iskak Kabupaten Tulungagung.
Gejala
medicalnewstoday.com ©2020 Merdeka.com
Dokter yang menangani korban curiga yang bersangkutan terinfeksi leptospirosis karena mengalami sejumlah gejala seperti kulit kuning, mata merah, hingga nyeri pada tubuh. Selanjutnya, petugas RSUD dr. Iskak melakukan uji laboratorium dan hasilnya baru diketahui pada Minggu (6/11).
"Saat dibawa ke rumah sakit, gejalanya sudah mengarah ke leptospirosis. Korban segera mendapat penanganan intensif, namun terlambat," imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung itu mengungkapkan, penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira yang biasanya dibawa hewan, sehingga dianggap zoonosis atau penyakit menular dari hewan ke manusia.
Adapun bakteri leptospira bisa dibawa oleh tikus, kucing, anjing, sapi, atau kambing. Hewan yang terjangkit bakteri ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, gejala muncul pada manusia yang terkena bakteri ini. Bakteri leptospira masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puting kita bisa menegang pada saat diterpa udara dingin. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya ternyata kembali ke leluhur kita.
Baca SelengkapnyaKeringat dingin bukan seperti keringat biasanya yang muncul saat olahraga atau cuaca panas. Keringat ini muncul ketika tubuh mengalami kondisi tertentu.
Baca SelengkapnyaKotoran telinga merupakan masalah yang umum terjadi pada telinga. Dan jika dibiarkan dapat menimbulkan dampak buruk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jari tangan kaku saat bangun tidur bisa menjadi tanda penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaKutu telinga pada kucing merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada hewan peliharaan.
Baca SelengkapnyaLima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca SelengkapnyaTelinga bengkak adalah kondisi di mana bagian telinga mengalami pembengkakan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaGendang telinga pecah dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, trauma, atau masuknya benda asing ke telinga.
Baca Selengkapnya