Terkenal karena Ceramah 'Qulhu ae lek kesuwen', Ini 5 Fakta Unik Kiai Anwar Zahid
Kiai Anwar Zahid Bojonegoro, Jawa Timur. ©2021 Merdeka.com/Instagram @khanwarzahid.id
Merdeka.com - Kaum Muslim di Indonesia tentu tidak asing lagi dengan Kiai Anwar Zahid. Kiai kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu terkenal dengan gaya ceramahnya yang nyentrik. Salah satunya yang ikonik ialah kalimat “Qulhu ae lek kesuwen”.
Kalimat itu digunakan untuk memparodikan kaum Muslim yang mengeluh jika imam salat berjemaah membaca surat-surat panjang. Untuk menghindari kebosanan jemaah salat, ada kalanya perlu membaca surat-surat pendek seperti Qulhu alias Al Ikhlas.
Pendidikan Pesantren yang Ditempuh

©2021 Merdeka.com/Instagram @khanwarzahid.id
Sejak kecil, kiai asal Dukuh Patoman, Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini sudah mendapatkan pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan pertama kali diperoleh Kiai Anwar Zahid dari ayahnya yang seorang kiai di desa tempat mereka tinggal. Selain memberikan nilai-nilai akidah islam, sang ayah juga mendidiknya dengan nilai-nilai bermasyarakat.
Tahun 1988 menjelang masuk masa SMP, Kiai Anwar Zahid melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Langitan di bawah asurah Romo Kiai Abdullah Faqih. Beliau memanfaatkan waktu tiga tahun di pondok dengan belajar agama sebaik-baiknya.
Selanjutnya, ketika memasuki masa SMA, Kiai Anwar Zahid melanjutkan belajar di sebuah pondok di Gresik, Jawa Timur seperti dilansir blokbojonegoro.com (26/06/2021).
Antrean Tausiyah

©2021 Merdeka.com/Instagram @khanwarzahid.id
Pendidikan keagamaan dan gaya ceramahnya yang khas membuat Kiai Anwar Zahid semakin dikenal. Undangan demi undangan untuk memberikan tausiyah terus berdatangan. Kini, pengaturan jadwal tausiyah Kiai Anwar Zahid tidak hanya menunggu berbulan-bulan, tetapi hingga bertahun-tahun.
Kiai kelahiran 11 Maret 1974 itu pernah bertausiyah di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan ia juga memberikan tausiyah di luar negeri.
Dalam waktu sehari, Kiai Anwar Zahid bisa memberikan tausiyah hingga enam atau tujuh kali jika jarak dari satu tempat ke tempat lain memungkinkan untuk dijangkau. Beliau mengaku siap memberikan ceramah kepada seluruh lapisan masyarakat.
Ceramahnya Humoris

©2021 Merdeka.com/Instagram @khanwarzahid.id
Kiai Anwar Zahid dikenal dengan ceramahnya yang khas. Tidak jarang ia melontarkan humor-humor satir dengan menggunakan logat Bojonegoro. Ceramahnya pun disampaikan dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Pengajian-pengajian Kiai Anwar Zahid hampir tak pernah sepi jemaah. Gaya bahasanya yang sederhana dan mudah dicerna membuat masyarakat dari lapisan manapun bisa mengerti. Selain itu, ceramahnya juga tidak terkesan menggurui.
Punya Pondok Gratis
Selain mengisi pengajian di berbagai tempat, di kediamannya Kiai Anwar Zahid juga menggelar pengajian rutin. Pengajian yang digelar setiap Minggu Kliwon itu diberi nama Jamaah Maqoman Mahmudah.
Persis di samping rumahnya, beliau mendirikan Pondok Pesantren Sabilun Najah dengan jenjang pendidikan MTs dan MA. Seluruh biaya hidup para santri di pondok pesantren tersebut ditanggung yayasan alias gratis.
Pesan di Masa Covid-19

©2021 Merdeka.com/Instagram @khanwarzahid.id
Di masa pandemi Covid-19, KH. Anwar Zahid tetap memberikan tausiyah dengan cara daring. Beberapa materi tausiyahnya diunggah di YouTube dan media sosial.
Sementara itu, ia juga berpesan agar semua umat mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Kami telah melaksanakan imbauan pemerintah. Kita ajak seluruh umat agar taat dan patuh instruksi pemerintah dan patuhi protokoler Covid-19 sehingga bisa mencegah atau meminimalisir penyebaran wabah corona di Bojonegoro," ujar KH Anwar Zahid, Sabtu (11/4/2021), seperti dilansir NU Online.
[rka]
Baca Selanjutnya: Pendidikan Pesantren yang Ditempuh...
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami