Merdeka.com - Dilatarbelakangi oleh perundingan alot antara Indonesia dan Belanda soal wilayah Irian Barat, peristiwa Sinterklas Hitam pun terjadi secara tak terelakkan pada 5 Desember 1957. Pesta Sinterklas adalah tradisi tahunan Belanda menjelang hari Natal. Pada hari ini, anak-anak Belanda dan anak bangsawan akan merayakannya dengan saling bertukar hadiah.
Sebagai daerah kolonial Belanda, tradisi Pesta Sinterklas masuk juga ke Indonesia. Selalunya, Pesta Sinterklas berlangsung meriah dan penuh sukacita terutama di Batavia. Namun berbeda dengan tahun 1957, di mana pada tahun inilah tradisi Pesta Sinterklas di Indonesia berakhir.
Presiden Soekarno rupanya adalah orang yang melarang perayaan ini berlangsung pada 5 Desember 1957 silam. Pelarangan pesta bahkan disusul dengan pengusiran warga Belanda dari Tanah Air beserta seluruh keturunannya, sebagai akibat dari memanasnya hubungan politik Indonesia dengan Belanda.
Perintah pelarangan dan pengusiran ini lantas dikenal dengan nama Sinterklas Hitam.
"Sinterklas Hitam" diterjemahkan dari bahasa Belanda Zwarte Sinterklaas, adalah peristiwa yang terjadi pada 5 Desember 1957, yaitu hari sebelum perayaan Sinterklas.
Mengutip buku A History of Modern Indonesia Since C.1200 karya Merle Calvin Ricklefs, pada saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Kementerian Hukum Indonesia mengeluarkan surat pengusiran kepada 46 ribu orang Belanda agar segera angkat kaki dari Indonesia.
Pada saat itu, Belanda tak mau melepaskan genggamannya terhadap wilayah Irian Barat kepada Indonesia. Kemarahan Soekarno pun semakin membesar lantaran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan Irian Barat masuk ke wilayah kekuasaan Belanda pada 29 November 1957.
Hasil dari kemarahannya tersebut, Presiden Soekarno pada 5 Desember 1957 mengultimatum seluruh warga Belanda di Indonesia dan melarang mereka merayakan tradisi Sinterklas. Menurut Soekarno, puluhan ribu orang Belanda baik yang keturunan ataupun tidak, tetap berbahaya saat sengketa Irian Barat tersebut.
Atas dasar inilah mereka harus angkat kaki dari Indonesia. Sehingga setelah perintah dikeluarkan, terjadi proses kepulangan warga Belanda kembali ke negaranya yang berlangsung secara bertahap.
Advertisement
Konflik atas Irian Barat menyebabkan adanya sikap anti-Belanda di Tanah Air. Sikap anti Belanda ini akhirnya menjalar dan melebar hingga ke seluruh daerah di Indonesia.
Setelah sebulan penuh suasana anti-Belanda yang ikut dikobarkan oleh presiden Soekarno, pada 5 Desember 1957 itu para warga Belanda akhirnya dinyatakan "berbahaya bagi negara" dan diserukan untuk segera meninggalkan Indonesia.
Demonstrasi anti-Belanda juga terjadi di mana-mana, disertai teriakan "Usir Belanda". Tembok-tembok tiap kota penuh dengan tulisan seruan pengusiran warga Belanda. Perusahaan-perusahaan Belanda yang ada pun dinasionalisasi, dibarengi dengan gerakan massa ini.
Sebanyak hampir 50.000 orang Belanda meninggalkan Indonesia pada bulan-bulan berikutnya. Hubungan ekonomi kedua negara ini putus, dan pada 17 Agustus 1960 hubungan diplomatis juga dihentikan.
Bagi warga Belanda, 5 Desember 1957 seharusnya berjalan meriah dan penuh sukacita seperti tradisi sejak ratusan tahun lalu. Namun, pada tahun itu berubah menjadi kelabu, muram, dan mencekam. Tak ada nyanyian, tawa anak-anak, arak-arakan, apalagi acara bertukar kado.
Saat itu warga Belanda takut keluar rumah dan lebih memilih bersiap-siap mengemasi barang-barangnya untuk segera pergi dari Indonesia. Sehingga peristiwa itu dikenang dengan sebutan "Zwarte Sinterklaas" atau Sinterklas Hitam.
[edl]Curi Perhatian, Penumpang Mobil Ini Gunakan Cara Unik untuk Beri Isyarat Belok
Sekitar 15 Jam yang laluKisah Tragis Perempuan Madiun Meninggal di Gunung Lawu, Orang Tua Ungkap Ini
Sekitar 16 Jam yang laluProtes TPA Penuh, Warga Sidoarjo Buang Sampah Satu Truk di Balai Desa
Sekitar 17 Jam yang laluPotret Souvenir Pernikahan Kiky Saputri dan Muhammad Khairi, Isinya Skincare Mahal
Sekitar 17 Jam yang laluTeranyar Indonesia Masters 2023, Ini Deretan Gelar yang Diraih Jonatan Christie
Sekitar 17 Jam yang laluKondisi Anak SD Hamil Diperkosa Ayah Tiri, Tetap Berangkat Sekolah
Sekitar 18 Jam yang laluHidup Tenang Tanpa Cicilan, Surya Insomnia Ungkap Prinsip Hidupnya
Sekitar 18 Jam yang laluJatim Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Gubernur Imbau Warga Waspada
Sekitar 19 Jam yang laluBuntut Perusakan Kantor Arema FC, Manajemen Siap Dialog dengan Aremania
Sekitar 19 Jam yang laluBikin Konten Bareng Ria Ricis, Ini 5 Fakta Sosok Catheez yang Jadi Sorotan
Sekitar 1 Hari yang laluLepas Status Duda, Ini 5 Potret Pernikahan Maell Lee dan Anggita Oktaviani
Sekitar 1 Hari yang laluViral Pengamen Nyanyi Lagu 'Dan' di Depan Personel Sheila On 7, Begini Aksi Duta
Sekitar 1 Hari yang lalu9 Perjalanan Cinta Mikha Tambayong dan Deva Mahenra, dari Sahabat hingga Menikah
Sekitar 1 Hari yang laluPria Tewas dalam Selokan di Pesanggrahan Diduga Punya KTA PDIP, Ini Kata Polisi
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Pengakuan Sugeng, Bawa Nama 'Bapak' Diduga Polisi di Kasus Mahasiswi Cianjur
Sekitar 13 Jam yang laluPerwira Polisi 'Habis' Disiram Air oleh Rekan Sampai Tak Berkutik, Endingnya Seru
Sekitar 16 Jam yang laluKapolda Metro Bentuk TGPF Usut Kasus Mahasiswa UI Tewas Ditabrak Pensiunan Polri
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 10 Jam yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 10 Jam yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Wajah Garang Jaksa Baca Replik, Tegaskan Hargai Putri Bak Bunda Maria
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 10 Jam yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 12 Jam yang laluAlasan JPU Tuntut Bharada E 12 Tahun Bui: Pertimbangkan Peran Sebagai Eksekutor
Sekitar 12 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 19 Jam yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 5 Hari yang laluBRI Liga 1: Pencetak Gol Persebaya Merata di Semua Lini, Aji Santoso Berharap Konsistensi
Sekitar 5 Jam yang laluHasil dan Klasemen BRI Liga 1, Senin 30 Januari 2023: Tikung Persib, PSM Pepet Persija di Puncak
Sekitar 6 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami