Rumah dan Pesantrennya Rusak Kena Angin, Kisah Ustaz Para Mualaf Ini Bikin Haru
Merdeka.com - Sejak tahun 2011, Bukhori Muslim (32) berdakwah mengajarkan agama Islam bagi masyarakat Suku Tengger, Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Kehadiran Bukhori menjadi oase bagi para mualaf. Mereka mendapatkan ustaz yang selalu siap dan tanpa pamrih membimbing orang-orang Tengger mendalami Islam.
Dikutip dari kitabisa.com (19/11/2019), selain mendakwahkan Islam, sehari-hari pria yang dipanggil ustaz ini mengolah lahan pesantren untuk ditanami aneka sayur seperti kentang dan bawang prei. Ia memang mendirikan Pesantren Hidayatullah Tengger untuk memaksimalkan dakwahnya.
Bangunan Rusak Tersapu Angin
©2020 Merdeka.com/kitabisa.com
Saat ini, pesantren tersebut menjadi satu dengan rumah kontrakan sederhana yang dihuninya bersama sang istri dan dua anaknya. Ustaz Bukhori memiliki keinginan membangun pesantren dan rumah yang lebih layak guna menunjang kegiatan dakwahnya.
Suatu hari saat bangunan yang dicita-citakan sudah siap ditempati, angin kencang menerjang dan memporak-porandakan bangunan tersebut. Bahkan atapnya sampai terbang. Impian untuk memiliki pesantren dan rumah yang lebih layak pun harus tertunda.
Ustaz bagi Para Mualaf
©2020 Merdeka.com/kitabisa.com
Ustaz Bukhori dan keluarga masih harus tinggal lebih lama di rumah kontrakan sederhana. Pondok pesantrennya pun menjadi satu di rumah kontrakan tersebut. Di tengah kondisi serba sederhana, ia tetap bersemangat menyiarkan Islam kepada para warga di ujung Pulau Jawa ini.
Pria kelahiran Aceh Tenggara ini tidak menyangka jika ia bisa menjadi seperti sekarang. Maklum, seperti masyarakat desa pada umumnya, cita-cita yang paling nampak adalah membangun ekonomi keluarga. Namun, jalan hidup menggariskan pria ini berdakwah di tengah masyarakat Tengger yang beberapa tahun terakhir mulai tertarik dengan Islam dan menjadi mualaf.
Tantangan Dakwah
©2020 Merdeka.com/kitabisa.com
Perjalanan dakwah Ustaz Bukhori tidak berjalan mulus. Selain karena cuaca ekstrem yang membutuhkan penyesuaian-penyesuaian tertentu, secara budaya masyarakat Tengger masih membutuhkan banyak bimbingan mengenai ajaran Islam.
“Tantangan pertama memang cuaca, ekstrem di sini. Kalau malam bisa minus dua derajat. Tapi, pertolongan Allah saya bisa hidup di sini selama 5 tahun lebih," terangnya.
Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) bekerja sama dengan Kita Bisa mengajak seluruh masyarakat di berbagai daerah untuk membantu mewujudkan impian Ustaz Bukhori memiliki rumah dan pesantren layak huni.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaHujan disertai angin kencang di Depok menyebabkan sejumlah rumah mengalami karena ambruk.
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal atas nama Amsiah usia 70 tahun, delapan orang luka ringan,
Baca SelengkapnyaSiapa yang tak merinding jika rumah huniannya dikepung ulat di banyak penjuru.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca SelengkapnyaTerbangun dalam kondisi mulut haus merupakan hal yang kerap dialami oleh banyak orang.
Baca Selengkapnya