PPDB dan Sekolah Online Tuai Banyak Protes, Begini Tanggapan Tina Toon
Merdeka.com - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tengah menjadi pembicaraan publik. Sistem zonasi dan penerimaan siswa dengan mempertimbangkan usia membuat banyak pihak merasa kecewa.
Belum selesai urusan PPDB, kini giliran pembelajaran jarak jauh menjadi masalah lain. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim secara resmi telah memberikan informasi bahwa sistem pembelajaran jarak jauh akan dilakukan secara permanen.
Merespon kondisi pendidikan saat ini, mantan artis cilik Tina Toon yang sekarang duduk di kursi DPRD DKI Jakarta ikut memberikan tanggapan. Lewat akun instagram pribadinya, Tina melontarkan beberapa pendapatnya terkait pembelajaran jarak jauh yang akan dibuat permanen. Tak hanya sampai di situ, Tina juga membeberkan bukti aduan masyarakat yang diterimanya.
Berikut selengkapnya.
Singgung Smartphone dan Kuota Internet
Pada Minggu (5/7), Tina Toon mengunggah beberapa story di akun instagramnya. Dalam unggahan tersebut Tina memberikan tanggapan atas berita yang didapatnya.
Ia menekankan bahwa tidak semua masyarakat berada dalam kelas ekonomi yang sama. Tina menyinggung perihal kepemilikan smartphone juga kuota internet.
“Terus smartphone dan gadget dan kuota internetnya semua dibayarin Mas Menteri? Kan enggak semua masyarakat orang kaya? Kan enggak semua masyarakat melek teknologi kayak di kota besar. Yang dipelosok-pelosok bagaimana?” tulisnya.
Mendapat Laporan dan Keluhan
©2020 Merdeka.com
Tak hanya melontarkan tanggapannya, Tina juga menunjukkan sebuah pesan yang ia terima dari salah satu orang tua siswa yang keberatan dengan sistem PPDB sekarang.
Dalam pesan tersebut, penulis pesan mengaku memiliki anak yang nilai sekolahnya bagus. Ia merasa khawatir dengan nasib sekolah anaknya. Ia meminta tolong kepada Tina Toon untuk dapat meringankan bebannya.
"Ini salah satu dari banyak laporan dari wilayah soal PPDB. Yang berprestasi tidak mendapatkan perlakuan yang fair. Yang penghasilannya kurang tidak mendapatkan sekolah negeri, harus bayar sekolah swasta. Zona umur diprioritaskan. Mulai hari ini ada seleksi dari Bina RW, dicoba ya untuk para muriddan orangtua, semangat. Kita kawal bersama," jelas Tina.
Belum Siap untuk saat Ini
©2020 Merdeka.com
Menurut Tina, pembelajaran di rumah memiliki sejumlah dampak, baik positif maupun negatif. Pemerintah seharusnya melakukan evaluasi lapangan untuk dapat memutuskan suatu kebijakan. Tina juga menyadari setiap kebijakan selalu ada pro dan kontra.
"Ada memang efek dari Covid-19, contoh jadi sekolah di rumah saja. Tapi harus dievaluasi di lapangan. Banyak yang enggak punya gadget dan kuota akhirnya ya udah aja enggak sekolah," tulisnya.
(mdk/vna)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kegiatan itu pun bisa diikuti secara daring melalui tautan yang sudah disiapkan.
Baca SelengkapnyaAnies punya perhatian pada bidang pendidikan sejak lama.
Baca SelengkapnyaBerikut momen saat pengantin pria tetap ikut kelas online meski di pelaminan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Munasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan pertanyaan tentang pemilu dan jawabannya.
Baca SelengkapnyaNegara-negara berikut mungkin dapat menjadi pilihan bagi Anda untuk menempuh pendidikan yang lebih berkualitas.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta menjadikan guru ngaji sebagai prioritas negara.
Baca SelengkapnyaJika dulu pernah menimba ilmu dan sama-sama menyandang status siswa SMA, kini terdapat perbedaan status di antara mereka.
Baca SelengkapnyaMomen seorang Kolonel TNI AD temui prajurit baru yang berhasil lolos pendidikan setelah 9 kali gagal.
Baca Selengkapnya