Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Sosok Wardah Hafidz, Anak Kiai yang Jadi Aktivis Pembela Kaum Miskin

Mengenal Sosok Wardah Hafidz, Anak Kiai yang Jadi Aktivis Pembela Kaum Miskin Aktivis Wardah Hafidz. ©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Merdeka.com - Wardah Hafidz lahir dan besar di keluarga santri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Keluarga Wardah merupakan keluarga yang aktif dalam pendidikan keagamaan khas pesantren. Sang kakek, diketahui sudah memiliki pesantren di masa pendudukan Jepang.

Melanjutkan perjuangan sang kakek, ayah Wardah juga berkecimpung di dunia yang sama. Setelah lulus dari Pondok Pesantren Tebuireng, ayah Wardah menjadi penghulu kampung yang melayani masyarakat dalam hal pendidikan keagamaan.

Sejak kecil, perempuan kelahiran Kota Santri itu sudah menunjukkan minatnya pada seluk-beluk dunia aktivis. Tak jarang Wardah memiliki pandangan berbeda dengan keluarga dan lingkungannya dalam memahami suatu persoalan.

Punya Hubungan Kekerabatan dengan Gus Dur dan Cak Nun

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Sebagaimana kalangan santri di Kabupaten Jombang, keluarga Wardah juga memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan Presiden keempat, Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur.

Selain dengan keluarga Gus Dur, keluarga Wardah Hafidz juga memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan sastrawan dan budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. Wardah menyeritakan kisahnya ini lewat kanal Youtube Seni HAM.

Aturan Orang Tua

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Orang tua Wardah mewajibkan anak-anaknya untuk bersekolah di institusi pendidikan berbasis keislaman, minimal hingga taman sekolah menengah. Wardah dan sembilan saudaranya pun harus menaati peraturan itu.

Sementara saudara-saudaranya yang laki-laki dikirim ke Pondok Pesantren Modern Gontor, Wardah dan para saudara perempuannya disekolahkan ke Mualimat di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan tingkat menengah ke atas. Setelah sebelumnya menamatkan pendidikan tingkat menengah pertama di institusi pendidikan keagamaan milik keluarganya di Jombang.

Ingin Belajar di Sekolah Umum

Sejak mula, aturan orang tua membuat Wardah cemas. Ia tidak setuju dengan aturan seragam yang dibuat orang tuanya. Sebelum dikirim ke pendidikan menengah atas Mualimat Yogyakarta, ia menyatakan keinginannya untuk bersekolah di institusi pendidikan umum. Keinginan Wardah sontak ditolak kedua orang tuanya.  

Saat berada di Mualimat, Wardah sering menangis. Di sekolah itu, ia merasa kurang cocok karena aturannya terlalu banyak. Meski demikian, orang tuanya tetap bersikukuh menyekolahkan Wardah di sana.

Pembuat Onar

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Di Mualimat, Wardah menyebut dirinya sebagai pembuat onar. Ia pintar dalam pelajaran bahasa Inggris namun malas saat menghadapi pelajaran bahasa Arab.

Ketidaktertarikannya belajar bahasa Arab merupakan cara ia membangkang pada tradisi keluarganya yang agamis. Ia menamatkan pendidikannya di Mualimat Yogyakarta selama enam tahun. Lulus dari situ, ia bertekad menentukan pilihan hidupnya sendiri.

Sekolah di Pendidikan Tinggi Umum

Menolak meneruskan pendidikan tinggi di institusi keagamaan, Wardah Hafidz memilih kuliah di IKIP Malang. Sembari menempuh pendidikan di jurusan Sastra Inggris, ia juga menjadi instruktur bahasa di sekolah penerbangan Curug.

Setelah lulus, Wardah mendapat panggilan mengajar di almamaternya. Ia juga ditawari melanjutkan pendidikan master jurusan Sosiologi ke Amerika Serikat. Sepulangnya dari Amerika, Wardah kembali ke kampus untuk menjadi dosen.

Ditawari Jadi Anggota Partai

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Saat mengisi formulir PNS, Wardah kaget karena ada permohonan menjadi anggota partai Golkar. Selain itu, ia juga semakin tidak nyaman dengan lingkungan kerja yang menurutnya lebih banyak membahas hal-hal non-akademik, seperti proyek dan jabatan.

Selama mengajar di kampus, Wardah paling suka mangkir dengan jadwal pengenaan seragam ala pegawai negeri. Suatu hari ia sengaja menghadap ke pihak rektorat untuk mengundurkan diri dari kampus.

Jadi Aktivis Perempuan dan Pembela Kaum Miskin

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Dari Malang, perempuan kelahiran 28 Oktober 1952 itu pindah ke Jakarta. Di ibu kota, ia terlibat dalam proyek penelitian LIPI mengenai Etos Kerja Pegawai Negeri dan Weltanschaung Ulama bersama konsultan peneliti Martin van Bruinessen. Ia juga bergabung dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada isu perempuan.

Pada tahun 1993, Wardah juga mulai terlibat di aktivitas kaum miskin kota melalui penelitian kaum miskin kota di Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Banyak terjadi pengusuran kaum miskin kota oleh aparat pemerintah.

Pernah Diserbu Preman

Semakin dalam Wardah menyelami kompleksitas kemiskinan kota, semakin banyak ketidakadilan yang ia lihat. Ia dianggap provokator dan mendapat banyak musuh karena aktif memberi pengetahuan kepada kaum miskin kota untuk lebih kritis mempertahankan hak-hak hidup mereka.

Suatu hari tempat berkegiatannya di Jelambar diserbu para preman yang tidak suka dengan keberadaan Wardah. Meski demikian, Wardah tidak menyerah. Ia tetap bersikukuh berada di pihak kaum miskin kota.

Setelah orde baru tumbang, ia dan sejumlah kawannya mendirikan organisasi yang berfokus pada isu kaum miskin kota, Urban Poor Consortioum (UPC).

Penghargaan yang Diterima

aktivis wardah hafidz

©2020 Merdeka.com/Youtube Seni HAM

Dikutip dari hic-gs.org, Wardah Hafidz mendapat penghargaan Gwangju karena aktivitasnya mempertahankan hak-hak perumahan dan tanah yang dibangun dengan pendekatan yang berpusat pada subjek manusia.

Penghargaan Gwangju sendiri diberikan kepada individu dan kelompok yang telah berkontribusi pada hak asasi manusia dan perdamaian bagi semua umat manusia.

(mdk/rka)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa

Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda

Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda

Sosok penulis dan wartawan dari Bukittinggi ini terus menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan perkawinan anak.

Baca Selengkapnya
Jadi Tempat Curhat, Momen Wanita Datangi Makam Kekasihnya Ini Bikin Haru

Jadi Tempat Curhat, Momen Wanita Datangi Makam Kekasihnya Ini Bikin Haru

Wanita ini mengaku sering mengunjungi makam tersebut ketika dirinya merasa lelah menjalani aktivitas kesehariannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja

Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja

Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus

Baca Selengkapnya
Momen Haru Santri Diberi Kejutan Sang Ibu, Didatangi Langsung Gercep Peluk & Cium Tangan

Momen Haru Santri Diberi Kejutan Sang Ibu, Didatangi Langsung Gercep Peluk & Cium Tangan

Tengah mengikuti aktivitas seperti biasa, dia mendapat kejutan didatangi ibu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Letkol Inf. Nur Wahyudi yang Baru Dilantik Jadi Dansat-81 Kopassus, Istrinya Bukan Orang Sembarangan

Mengenal Sosok Letkol Inf. Nur Wahyudi yang Baru Dilantik Jadi Dansat-81 Kopassus, Istrinya Bukan Orang Sembarangan

Belum lama ini, Letkol Inf. Nur Wahyudi resmi dilantik menjadi menjadi Dansat-81 Kopassus.

Baca Selengkapnya
85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini

85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini

Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Anak Kunjungi Makam Ibunda yang Wafat saat Melahirkan, Bawa Piala Pamer Juara Lomba Tahfidz

Kisah Haru Anak Kunjungi Makam Ibunda yang Wafat saat Melahirkan, Bawa Piala Pamer Juara Lomba Tahfidz

Tak bisa menyembunyikan kebahagiaan, ia pun mengunjungi makam ibunda ingin 'pamer' menunjukkan piala yang ia peroleh.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Mengenal Sosok Putri Handayani, Wanita Indonesia Pertama yang Jejakkan Kaki di Kutub Selatan, Banjir Apresiasi

Berkat aksinya, Putri menuai apresiasi dari warganet hingga kalangan pejabat.

Baca Selengkapnya