Jadi Dekorasi Acara Ngunduh Mantu Denny Caknan, Ini Fakta Candi Brahu yang Jarang Diketahui
Denny Caknan ngotot pakai dekorasi candi.
Denny Caknan ngotot pakai dekorasi candi.
Denny Caknan ngotot dekorasi acara ngunduh mantu di tanah kelahirannya harus ada imitasi Candi Brahu. Peninggalan sejarah itu lekat dengan masa kecil pelantun lagu Kartonyono Medot Janji tersebut.
"Candi Brahu itu di tempatnya bapakku di Trowulan, jadi masa kecilku main di sana. Makanya aku mau background acaranya ada Candi Brahu" ujar Denny Caknan melalui akun Instagramnya @denny_caknan, Kamis (17/8/2023). (Foto: Kemdikbur RI)
Candi Brahu terletak di Dusun Muteran, Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Keberadaanya sebagai peninggalan sejarah dicatat pertama kali oleh Wardenaar pada 1815.
Candi ini diduga merupakan candi tertua di wilayah Trowulan. Dugaan ini berdasarkan prasasti Alasantan yang ditemukan tidak jauh dari Candi Brahu. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada 861 Saka atau 939 Masehi. Isinya menyebutkan nama sebuah bangunan suci yaitu Waharu atau Warahu. Nama inilah yang diduga sebagai asal nama Candi Brahu sekarang, seperti dikutip dari laman resmi Kemdikbud RI. Candi Brahu diperkirakan berlatar belakang agama Buddha. Dilihat dari gaya bangunan serta profil sisa hiasan yang berdenah lingkaran pada atap candi dan diduga sebagai stupa.
Bangunan berdenah persegi ini berukuran 20,7 meter x 20,7 meter. Komponen bangunan terdiri dari kaki, tubuh dan atap. Kaki candi polos tanpa hiasan. Tubuh candi berukuran 10,5 meter x 10 meter dan tinggi 9,6 meter dan mempunyai banyak penampil pada dinding. Selain itu, punya bilik berukuran 4 meter x 4 meter menghadap barat sehingga penampil lebih menjorok dari sisi-sisi lainnya. Bilik bagian dalam atas berbentuk piramida. Tubuh Candi Brahu sebagian merupakan susunan bata baru yang dipasang saat masa penjajahan Belanda.
Saat pemugaran, dilakukan penataan struktur bata pada bilik dan ditemukan sisa-sisa arang yang kemudian dianalisa di Pusat Penelitian Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Yogyakarta. Hasilnya, pertanggaan radio carbon arang Candi Brahu berasal dari masa antara tahun 1410 hingga 1646. Pada Candi Brahu juga ada trap anak tangga di sisi barat yang digunakan sebagai akses menuju ke selasar candi. Sedangkan antara selasar dengan bilik tidak terdapat akses tangga naik. Tinggi atap candi sekitar enam meter. Pada bagian timur laut menunjukkan adanya menara sudut berdenah lingkaran yang menyerupai bagian stupa.
Laporan Belanda dalam Rapporten Oudheidkundigen Commissie (ROC) tahun 1907 dan Rapporten Oudheidkundigen Dienst (ROD) 1915 menyebut dulu ada beberapa candi di sekitar Candi Brahu.
Candi-candi yang dulu ada di sekitar Candi Brahu adalah Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong. Namun, kini keberadaan candi-candi tersebut sudah tidak ada. (Foto: Instagram @hendrathustel)
Momen tetangga nyinyir pernikahan yang digelar di kebun singkong. Ternyata hasil dekorasinya bikin takjub.
Baca SelengkapnyaBanyak jajanan pasar yang disajikan dalam acara resepsi pernikahan itu
Baca SelengkapnyaPenampakan rumah Rizki DA yang dihiasi bak dekorasi pelaminan
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akan melaporkan acara deklarasi nasional Desa Bersatu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaDesain pintu rumah eks Panglima TNI Andika Perkasa berhasil membuat Anang dan Ashanty terpukau. Begini potretnya.
Baca SelengkapnyaAli SyakiebdanMarginmengadakan sebuah pesta ulang tahun untuk anaknya. Seperti apa potret-potretnya?
Baca SelengkapnyaDenny Cagur menyampaikan terima kasih kepada sang istri, Shanty yang sudah memberikan kejutan di momen ultahnya.
Baca SelengkapnyaSama-sama punya kisah sejarah menarik untuk disimak, ini perbedaan Candi Sukuh dan Candi Cetho Karanganyar.
Baca SelengkapnyaSeorang kepala desa cantik Indah Aprianti jadi sorotan karena berdebat dengan pria yang menolak pembangunan jalan di desanya. Berikut ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaRumah Maxime Bouttier dipenuhi oleh pelayat yang menyampaikan duka cita atas kepergian Ibunda
Baca Selengkapnya