Mengenal Apa Itu Anak Broken Home, Lengkap Beserta Dampak dan Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Apa itu anak broken home perlu dipahami setiap orang, terutama orang tua yang baru saja melakukan perceraian. Orang tua yang setiap hari bertengkar hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai, bisa memengaruhi kesehatan fisik maupun mental sang anak. Untuk itu, memahami apa itu anak broken home dan cara mengatasinya perlu diperhatikan.
Secara umum, broken home adalah identik dengan perceraian orang tua. Namun, secara psikologi, anak bisa merasakan broken home pada keluarga yang sebenarnya masih utuh. Biasanya, kondisi ini dipicu dari perilaku orang tua di rumah yang otoriter, memperlihatkan kekerasan, dan aksi yang mengancam keselamatan anak lainnya.
Dengan memahami apa itu anak broken home, setiap orang tua bisa meminimalisir tindakan berisiko di dalam keluarga. Selain itu, hal ini juga bisa membuat orang tua lebih peka dengan kondisi sang anak. Berikut penjelasan apa itu anak broken home dan cara mengatasinya yang dilansir dari Healthline dan sumber lainnya:
Apa Itu Anak Broken Home
©Thinkstock photos/Getty Images
Apa itu anak broken home penting diketahui setiap keluarga. Broken home merupakan kondisi ketika keluarga tidak utuh. Sederhananya, orang tua yang bercerai bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun mental sang anak. Kondisi ini yang kemudian membuat seseorang disebut sebagai anak broken home.
Melansir dari Brown University, seharusnya keluarga adalah tempat anak tumbuh dan berkembang dengan sehat secara mental dan fisik. Akan tetapi, perceraian atau pertengkaran orang tua bisa membuat kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi dengan baik.
Ada beberapa tipe keluarga yang bisa membentuk broken home, seperti kecanduan sesuatu, kekerasan di dalam rumah tangga, eksploitasi anak, sikap orang tua yang otoriter, dan tindakan orang tua yang mengancam keselamatan anak lainnya. Beberapa kondisi tersebut membuat anak merasa cemas, putus asa, dan bahkan depresi.
Dampak Anak Broken Home
Perpecahan orang tua di dalam keluarga bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun mental sang anak. Ada sejumlah dampak anak broken home yang biasa dialami, antara lain:
Emosi Tidak Stabil
Salah satu dampak yang dialami anak broken home adalah susah mengontrol emosi. Perpisahan orang tua tentu akan menyisakan luka mendalam bagi anak. Menurut penelitian World Psychiatry, perpisahan orang tua meningkatkan risiko kesehatan mental anak dan remaja.
Biasanya, masa awal perceraian orang tua akan membuat anak merasa cemas, stres, atau bahkan depresi. Hal ini yang kemudian membuat emosi anak tidak stabil dan acap kali mengganggu aktivitas sehari-hari.
Merasa Cemas Berlebih
Anak broken home juga rentan mengalami masalah kecemasan berlebihan. Anak broken home biasanya memiliki sikap sinis dan tidak punya rasa percaya diri terhadap sebuah hubungan. Rasa ini timbul pada orang tua atau pasangannya kelak.
Selain itu, kecemasan ini juga bisa membuat mereka sulit berinteraksi sosial yang positif. Akibatnya, anak berisiko mengalami rasa cemas berlebih dan ketakutan jika dihadapkan dengan lingkungan sosial.
Tanggung Jawab Berlebih
Dampak anak broken home selanjutnya adalah memiliki tanggung jawab lebih di rumah. Perpisahan atau peran orang tua yang tidak optimal, membuat anak mengalami perubahan peran saat usia muda. Akibatnya, anak akan mengambil peran tambahan dalam fungsi dasar rumah tangga baru.
Masalah Sosial
Dampak anak broken home juga bisa berpengaruh dalam kehidupan sosial. Kondisi keluarga yang tidak utuh sangat memengaruhi hubungan dengan lingkungan sekitar. Akibat perceraian ini, anak akan susah melepas kegelisahan dan sikap agresif yang mereka rasakan.
Tindakan ini bisa memicu anak melakukan tindakan bullying. Bila orang tua membiarkannya, kondisi ini bisa memengaruhi hubungan anak dengan temannya.
Menurunnya Prestasi Akademik
Anak broken home juga rentan mengalami penurunan prestasi akademik. Anak yang mengalami broken home akan susah mengontrol emosi, tidak bisa fokus, dan kesulitan menjalin hubungan dengan teman sebayanya. Akibatnya, hal ini bisa berpengaruh kepada masalah pendidikan atau menurunnya prestasi akademik.
Beberapa kondisi seperti lingkungan rumah yang tidak kondusif, sumber daya keuangan yang tidak memadai, dan rutinitas yang tidak konsisten, berisiko membuat anak jadi malas belajar, sering bolos, dan membuat keributan di sekolah.
Cara Mengatasi Anak Broken Home
©thoughtcatalog.com
Meski berpisah, sudah seharusnya setiap orang tua tetap menjaga dan merawat anaknya. Dengan begitu, hal ini bisa mencegah depresi pada anak. Selain itu, ada sejumlah cara mengatasi anak broken home lainnya, antara lain:
Jadi Cerminan yang Positif
Meski perceraian mungkin juga menjadi hal yang berat bagi kedua orang tua dan membuat terpuruk, tapi cobalah untuk selalu menjadi contoh positif di hadapan anak. Sebab, sikap orang tua dalam mengatasi keadaan tersebut juga akan berdampak pada anak.
Menjaga Kedekatan dengan Anak
Cara mengatasi anak broken home yang harus dilakukan orang tua adalah tetap menjaga kedekatan dengan anak. Bagi anak, keluarga biasanya merupakan tempat paling aman yang bisa selalu mereka andalkan.
Saat terjadi situasi yang berbeda di dalam rumah, maka anak juga rentan merasa tidak aman, cemas, dan takut. Maka dari itu, Anda perlu menjaga kedekatan dengan anak. Misalnya dengan menanyakan bagaimana kegiatannya setiap hari dan mencoba untuk mendampinginya selama di rumah untuk bermain atau mengobrol.
Perhatikan Perilaku Anak di Luar Rumah
Cara mengatasi anak broken home selanjutnya adalah memantau perilaku anak di luar rumah. Sebagai orang tua, pastikan Anda mendapatkan laporan dari guru mengenai bagaimana perilaku sosial anak selama berada di sekolah. Hal ini dapat menjadi perhatian khusus ketika anak mengalami masalah.
Jadilah Pendengar Setia
Salah satu kunci penting dalam meningkatkan kepercayaan diri anak pasca perceraian adalah menjadi pendengar yang baik karena perasaan anak dipenuhi emosi yang sulit untuk diungkapkannya. Pastikan untuk selalu menanyakan keadaan atau kabar sang anak, lalu dengarkan baik-baik apa yang ia katakan.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kondisi anak dan memberikan pendampingan psikologis dampak peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hampir setiap orang tua pernah mengalami anak susah makan. Namun sebenarnya terdapat cara mengatasi anak susah makan yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaMengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mengenai penyebab yang mendasarinya.
Baca SelengkapnyaMengenali apakah kondisi mental kita tidak sedang baik bisa menjadi cara untuk mencegah masalah menjadi lebih parah.
Baca SelengkapnyaPada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaAnak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca SelengkapnyaAda beberapa cara ampuh yang bisa dilakukan untuk memulai hubungan baru khususnya bagi Anda yang susah move on. Berikut rahasia terjitunya.
Baca Selengkapnya