Ada Bokong Duwur hingga Jangan Asem, Begini Sejarah Nama Kampung Unik di Sidoarjo
Merdeka.com - Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sempat menjadi perbincangan hangat di dunia maya karena di sana terdapat sejumlah kampung yang memiliki nama unik. Beberapa di antaranya ialah Bokong Duwur, Bokong Ngisor, dan Jangan Asem.
Ketua Komunitas Sidoarjo Masa Kuno, Sudi Harjanto menuturkan, munculnya nama-nama desa di daerah penghasil udang itu tidak lepas dari pengaruh era Mataraman atau setelah runtuhnya era Kerajaan Majapahit.
"Penamaan satu wilayah, biasanya ditentukan oleh beberapa hal. Di antaranya vegetasi yang dominan di situ apa, tokoh dominannya siapa, nama-nama kuno, atau bahkan berasal dari peristiwa," terang pemerhati sejarah itu.
Dipengaruhi Nama Tumbuhan
Berdasarkan peta zaman kolonial Belanda, nama-nama desa di Sidoarjo banyak dipengaruhi oleh nama-nama tumbuhan. Beberapa di antaranya Pilang, Pejarakan, dan masih banyak lagi.
"Ada sekitar 300 nama tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang dipakai sebagai nama daerah saat ini," dikutip dari akun Instagram @beritaseputarsidoarjo, Minggu (19/2/2023).
Menurut pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu, untuk mengungkap nama-nama di suatu daerah diperlukan riset dari berbagai sumber, antara lain melalui perjanjian satu wilayah, peta yang dibuat Belanda, atau kejadian saat itu.
Pria yang juga aktif sebagai dokter umum tersebut juga menjelaskan bahwa ada juga nama daerah yang muncul karena peristiwa, contohnya Surabaya.
"Tentunya tidak mudah mengungkap nama-nama dari satu daerah," ujar Sudi.
Di balik Kampung Bernama Unik
©2020 Merdeka.com/Facebook JJT (Jelajah Jawa Timur)
Sudi mengungkapkan, keberadaan kampung-kampung bernama unik di Kabupaten Sidoarjo sudah ada pada peta sejarah yang terbit tahun 1800-an. Menyebut beberapa di antaranya adalah Bokong Duwur, Bokong Ngisor, Durung Beduk, dan Jangan Asem.
Meski demikian, hingga kini nama-nama kampung yang terbilang unik itu masih terus menjadi kajian sejarah di kalangan para pemerhati sejarah lokal.
"Nama Dusun Bokong dan Dusun Jangan Asem yang ada di Kecamatan Tarik dan Jabon, Sidoarjo hingga saat ini masih menjadi riset teman-teman pegiat sejarah,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat. Penamaan Dusun Bokong Duwur dan Bokong Ngisor di pengaruhi oleh nama sungai yang melintas di sana. Sungai tersebut dikenal dengan sebutan Sungai Bokong.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya, pendopo ini masih berbentuk sederhana. Atapnya ijuk dengan dinding bambu lalu berkembang jadi bangunan pertama di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaGubernur pertama Jawa Timur merupakan salah satu tokoh penting di Bojonegoro.
Baca SelengkapnyaDesa Cengungklung jadi satu-satunya desa pilihan BRI Cabang Bojonegoro yang diikutsertakan dalam kompetisi Desa BRILiaN 2023. Memangnya apa keunggulan desa ini?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski berada di tepi jurang, namun perkampungan tersebut padat penduduk.
Baca SelengkapnyaTepat di tengah-tengah bangunan candi terdapat sebuah sumur.
Baca SelengkapnyaTukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaAda banyak fakta menarik di Pulau Bidadari, salah satunya pohon jodoh.
Baca Selengkapnya