Waspada Gelombang Laut Selatan Tinggi, Bisa Sebabkan Tenggelam
Seorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Seorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Pada Kamis (13/7) pukul 06.30 WIB, seorang nelayan asal Kebumen atas nama Sodiran (34) ditemukan Tim SAR Basarnas Cilacap meninggal dunia. Saat ditemukan, tubuh korban mengambang di atas permukaan air. Jenazah kemudian dievakuasi menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir, untuk selanjutnya dipulangkan ke rumah duka di Desa Srati, Kecamatan Ayah, Kebumen. "Kami turut berduka cita atas musibah yang dialami korban. Kami juga sampaikan terima kasih pada tim SAR yang telah melakukan pencarian secara maksimal," kata Kepala Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa
Adah mengatakan, musibah yang dialami Sodiran terjadi pada Senin (10/7) sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan "perahu katir" untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Terkait peristiwa tenggelamnya seorang nelayan asal Kebumen, BMKG memperingatkan bahwa gelombang sangat tinggi berkisar empat sampai enam meter berpeluang menghampiri laut selatan dari Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta dari tanggal 13-14 Juli 2023.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, hal itu terjadi karena wilayah perairan selatan Jawa Barat-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat-DIY akan memasuki puncak musim angin timuran, yang diprakirakan terjadi pada Agustus. "Terkait dengan kondisi tersebut, kami mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk selalu memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Teguh.
Ia menjelaskan, gelombang sangat tinggi berpotensi terjadi di perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Gelombang sangat tinggi juga berpotensi terjadi di perairan Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga Yogyakarta
Ia menambahkan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap pengoperasian perahu nelayan. Selain itu, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap pengoperasian tongkang.
merdeka.com
Tingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Bintang Tiga Angkatan Laut Dilantik jadi Wakil Kepala BRIN
Baca SelengkapnyaDengan mengelola laut lepas termasuk Blok Masela, ke depan PHE akan lebih berpeluang untuk pengerjaan wilayah kerja lain.
Baca SelengkapnyaBelasan makam di pesisir Pantai Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terseret ke laut akibat diterjang ombak dan abrasi.
Baca SelengkapnyaBumbu sarden bisa menjadi tambahan lezat untuk hidangan ikan.
Baca SelengkapnyaPedang ditemukan seorang peneliti saat sedang menyelam di pelabuhan kuno di Israel.
Baca SelengkapnyaDampak pembuangan limbah nuklir ke laut dapat ancam keselamatan hewan dan manusia.
Baca Selengkapnyadipasangkan pada kapal-kapal yang difokuskan untuk menjaga kawasan Selat Malaka, Laut Natuna Utara, dan Laut Sulawesi (Utara).
Baca Selengkapnya