UGM Adakan KKN Secara Daring, Diikuti 4.504 Mahasiswa

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Pandemi COVID-19 yang belum juga berhenti membuat banyak kegiatan harus dilakukan secara online atau daring. UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus melakukan KKN agar tetap berjalan. Oleh karena itu, merekapun harus melakukan kegiatan secara daring.

Penyelenggaraan KKN secara daring memang terdengar tidak masuk akal. Biasanya ketika KKN para mahasiswa diterjunkan ke desa terpencil dan berbaur dengan masyarakat di sana. Di lokasi KKN pula mereka menemukan kendala saat menjalani program kerja dan sering terjadi cinta lokasi, baik dengan sesama teman KKN atau dengan warga setempat. Pastinya, memori KKN biasanya menjadi kenangan tersendiri selama mahasiswa menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Tetapi, merebaknya pandemi COVID-19 memaksa kegiatan seperti itu tidak bisa terlaksana. Jalan keluarnya, mereka melakukan KKN secara daring yang membuat mereka tetap berada di rumah atau di kos selama menjalani KKN tersebut. Lalu bagaimana KKN UGM ini nantinya akan dilaksanakan? Berikut selengkapnya:

Diikuti 4.504 Mahasiswa

gedung ugm

©ugm.ac.id

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) akan diselenggarakan UGM secara daring mulai 29 Juni hingga 18 Agustus 2020. KKN itu akan diikuti sebanyak 4.505 mahasiswa yang akan disebar di 178 lokasi meliputi 27 provinsi, 77 kabupaten/kota, 143 kecamatan, dan 263 desa.

Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Irfan Prijambada mengatakan sebelum mengikuti KKN itu, para mahasiswa telah diberi pembekalan sejak 29 Februari hingga 3 April 2020. Selain pembekalan berupa ilmu-ilmu yang disampaikan narasumber, mereka juga diberi pembekalan khusus antara lain DESA Apps, Pengelolaan Sampah PIAT, dan Pelatihan Perencanaan Pembangunan Desa Secara Daring.

Antusiasme Mahasiswa

webinar ditjen polpum

Galuh Adi Insani, salah satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) periode pertama KKN Daring UGM mengatakan kegiatan itu dilakukan di rumah atau kos masing-masing. Walau begitu, Galuh menilai antusiasme mahasiswa begitu luar biasa dalam menjalani KKN itu. Selain itu, dia juga memberi kebebasan kepada para mahasiswanya untuk berpendapat dan melakukan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada.

“Jadi ada yang membantu mencari materi edukasi, ada yang jadi anggota satgas di kotanya, ada yang menggalang dana dari mitra hingga kerja sama dari organisasi keagamaan dalam pembagian bantuan. Semua koordinasi kita lakukan secara daring,” kata Galuh dikutip dari Antara.

Program Kerja KKN Daring

wastafel portabel ugm

©ugm.ac.id

Dalam pelaksanaannya, KKN Daring menghadapi banyak kendala seperti sinyal dan tatap muka yang tidak begitu intens. Namun justru karena kendala itulah muncul banyak inovasi, kreativitas, dan ide agar kegiatan itu bisa tetap berjalan.

Salah satu program kerja dalam pelaksanaan KKN itu adalah melakukan kerja sama dengan DERU UGM, RSA UGM, dan DPkM UGM untuk pembuatan pelindung wajah, hand sanitizer, serta sabun. Selain itu, ada pula edukasi pada masyarakat yang dilakukan secara daring. Selanjutnya, ada pula program pembuatan podcast di Spotify, membuat website, serta membuat buku KKN Daring. Hal ini membuktikan kalau UGM tak terkekang pandemi.

Tantangan Bagi Mahasiswa

the nextdev dan huawei gelar webinar bahas ekosistem digital

Salah seorang mahasiswa peserta KKN Daring, Fernando Galang Rahmadana, mengatakan KKN Daring menjadi momentum luar biasa khususnya bagi mahasiswa untuk menilik kembali niat, tujuan, dan esensi dari KKN itu sendiri sebagai proses pengabdian. Selain itu dia mengaku pelaksanaan KKN dengan sistem daring sebenarnya tidaklah mudah, terlebih tidak ada referensi dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kondisi ini sebetulnya menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi mahasiswa untuk ikut berperan membantu masyarakat hingga masyarakat bisa merasakan betul kehadiran para mahasiswa melalui KKN. Ini sekaligus untuk mempertegas kedudukan mahasiswa menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi," kata mahasiswa Fisipol UGM ini.

(mdk/shr)