Pegawai Tak Lapor karena Sakit, Sekolah di Pekalongan Ini Kena Klaster COVID-19
Merdeka.com - Terkadang, munculnya masalah besar diawali dengan masalah-masalah kecil yang tak terselesaikan. Hal ini berlaku pula dari munculnya sebuah klaster COVID-19 yang terjadi pada banyak tempat di seluruh penjuru negeri.
Di Pekalongan, Jawa Tengah, klaster COVID-19 pada awalnya muncul karena adanya seorang tenaga positif yang terkonfirmasi COVID-19. Walau kondisinya sedang sakit, dia tetap masuk kerja dan berbaur dengan para kolega lainnya. Kini, sebanyak 37 guru dan tenaga pendidik SMA Negeri 4 Kota Pekalongan terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan tes cepat PCR.
“Pada awalnya, tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif itu tidak memberikan laporan pada sekolah maupun kepala cabang kalau dirinya sedang sakit. Bahkan yang bersangkutan tetap bekerja seperti biasa dan berkumpul dengan rekan-rekannya di sekolah,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Jawa Tengah, Zumrotul, dikutip dari ANTARA pada Rabu (2/6).
Kronologi Munculnya Klaster COVID-19
©2020 Merdeka.com
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan bahwa klaster SMAN 4 Pekalongan diawali dengan adanya seorang guru yang tetap bekerja walau kondisinya sakit. Namun pada akhirnya ketahuan kalau guru itu muncul gejala hilangnya indera penciuman. Oleh kepala sekolah setempat, dia dan dua guru lain yang telah berkontak erat diminta untuk melakukan tes PCR pada 25 Mei 2021.
“Hasilnya tiga orang tersebut dinyatakan positif COVID-19. Selanjutnya dilakukan penelusuran kembali kontak tiga guru tersebut dengan puluhan guru lainnya. Hasilnya ada 37 guru dan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19,” kata Slamet.
Diminta Isolasi Mandiri
Karena adanya klaster ini, pembelajaran tatap muka yang sempat berjalan beberapa hari harus kembali dilakukan dari rumah. Semua guru maupun tenaga pendidik juga diwajibkan melakukan isolasi mandiri mulai tanggal 2 hingga 11 Juni 2021.
Slamet mengatakan, saat ini pihaknya masih tengah melakukan pengembangan karena ada sejumlah guru yang belum melakukan tes cepat COVID-19.
“Kami minta guru dan tenaga kependidikan yang positif COVID-19 yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri agar diisolasi di gedung diklat. Kami juga akan melakukan pengembangan dengan mengidentifikasi keluarga masing-masing,” kata Slamet, Rabu (2/6).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaRena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi.
Baca SelengkapnyaMomen seorang Kolonel TNI AD temui prajurit baru yang berhasil lolos pendidikan setelah 9 kali gagal.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya