Merdeka.com - Puluhan anak-anak tampak menggerakkan jari-jarinya di atas halaman kitab suci Al-Qur'an. Lembar demi lembar mereka lafalkan dengan cara khusus, sembari menanti waktu berbuka tiba. Aktivitas ini biasa dilakukan oleh anak-anak disabilitas tunarungu di Pondok Pesantren Tunarungu – Tuli Jamhariyah, Dusun Grogolan, Umbulmartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Ini cara paling efektif untuk membaca dan memaknai huruf demi huruf dari masing-masing ayat di sana. Walaupun hujan turun rintik sejak pagi, tak membuat santri-santri spesial tersebut patah semangat untuk belajar. Secara perlahan, hafalan Al-Qur'an mereka tuntaskan demi menambah pahala di bulan suci Ramadan.
Randi Pranarelza (32), menceritakan pengalamannya merintis pondok pesantren tersebut dengan misi membantu anak-anak disabilitas tunarungu dan tuli agar bisa setara dengan remaja kebanyakan.
“Kalau di sini memang khusus tunarungu – tuli, saya melihat bahwa tunarungu di Indonesia sepertinya masih kurang tersentuh terkait agama. Nah setelah kami buat ponpes ini dengan berbagai metodenya mereka bisa terbantu melalui komunikasi. Karena sebenarnya santri-santri khusus ini sama seperti kita, cerdasnya, kebutuhan lingkungan sosialnya termasuk juga membutuhkan asupan rohani,” kata Randi, kepada Merdeka.com, Sabtu (1/4).
Selama Ramadan ini, Pondok Pesantren Jamhariyah turut meramaikannya dengan ragam kegiatan. Mulai dari sahur bersama, belajar ilmu-ilmu formal, pengajian bersama komunitas tunarungu luar pondok sampai berbuka dan salat tarawih berjemaah.
“Untuk di kegiatan di bulan Ramadan kami ada buka puasa dan sahur. Kalau sahur nanti jam 3 mereka bangun lalu amalan biasa, ngaji dan tahajud sampai subuh,” katanya.
Randi menyebut bahwa praktik komunikasi menjadi hal yang amat penting bagi santri-santrinya.
“Nah dari komunitas tunarungu itu, kami sudah perlahan-lahan dikenalkan menggunakan bahasa isyarat yang baik,” katanya.
Advertisement
Sore itu menunjukkan pukul 17:40 WIB, secara tertib santri-santri di sana mulai merampungkan mengajinya dan menata meja-meja serta kibat suci Al-Qur'an di lemari yang tersedia. Wajah sumringah tampak jelas, bahwasanya dalam hitungan menit adzan berkumandang. Artinya mereka boleh makan dan minum sebelum kembali lanjut salat dan membaca Al-Qur'an.
Usia pondok pesantren ini juga masih terbilang belia. Tahun 2019 menjadi titik awal didirikannya Ponpes Jamhariyah, dengan lokasi awal di selatan Yogyakarta, tepatnya Kabupaten Bantul. Satu tahun setengah berlalu, Randi bersama para pengurus lainnya memindahkan lokasinya ke utara Yogyakarta, di Kabupaten Sleman.
Jumlah santrinya kini telah mencapai 25 orang, dengan mayoritas berasal dari luar daerah seperti Purworejo, Klaten, Jawa Barat, Lampung sampai Pulau Madura dan Kalimantan.
“Kami memiliki sebanyak 25 orang santri. Ini asalnya macam-macam, tapi kebanyakan luar kota seperti Klaten, Purworejo, Batang, Pekalongan, Tegal, Semarang, Jabodetabek, Bandung, Madura sampai Lampung dan Kalimantan juga ada,” katanya lagi.
Dengan tekad dan kesabarannya, pemuda asal Sumatra ini membimbing santri-santri di sana bersama para pendamping. Ini dalam rangka memenuhi hak-hak pendidikan formal dan agama Islam yang sulit mereka akses di luar. Ketidak mampuan mendengar anak didiknya, membuat Randi ingin memiliki tempat bersekolah bagi peserta didik tunarungu.
Tak hanya menguatkan soal agama, Pondok Pesantren Tunarungu – Tuli Jamhariyah juga berupaya menguatkan nilai-nilai pendidikan akademik kepada para santrinya. Mereka diajarkan berbagai mata pelajaran mulai dari matematika hingga ilmu sosial lainnya.
Ada misi khusus yang ingin ia kemas dan hantarkan kepada anak didiknya yakni kecukupan ilmu agama dan ilmu dunia agar mereka bisa menjalankan kehidupan yang sama dengan yang lain.
“Waktu itu di tahun 2013-2014, saya tergugah karena melihat image orang tuli yang masih belum baik karena bullying dan sering dianggap sebagai subjek yang tidak terbantu. Lalu ada juga yang menganggap kalo orang-orang tuli ini mengganggu gitu, ini karena komunikasinya yang tidak nyambung. Karena mereka biasanya hanya bergabung di komunitasnya aja ya,” katanya.
Advertisement
Tak ada patokan biaya bagi orang tua yang menyekolahkan anaknya di sini. Namun demikian, ia bersama 10 pengajar di sini senantiasa memaksimalkan pengajaran dengan tetap mengutamakan kualitas agar ilmu yang didapat bisa diamalkan dengan efektif terutama setelah lulus dari pondok tersebut.
Secara bergantian mereka mulai mengajar sejak pagi pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.
“Di sini guru formal atau akademis itu ada tujuh orang, termasuk santri dewasa yang sudah lulus SMA nah kami karyakan juga untuk membantu adik-adiknya, ada yang nyambi kuliah juga. Untuk khusus Al-Qur'an ada 4,” terang Randi.
Randi pun menaruh harapan agar para santrinya kelak bisa sukses dan mandiri, termasuk saling membantu antar sesama.
“Yang jelas harapan kami, ingin mereka sukses dan mandiri, ingin mereka saling membantu, sehingga tidak ada lagi image yang menganggap teman-teman tunarungu menjadi beban. Kami berharap mereka sebagaimana manusia pada umumnya. Dari segi agama juga kami inginkan agar mereka bisa mengamalkan sisi keagamaannya sesuai ajaran Allah dan rasulnya, tidak sekedar hidup, bekerja, makan, nikah namun bisa mandiri dan bermanfaat di dunia dan akhirat,” tandasnya.
[nrd]Sempat Jadi Cowok Idaman, Inara Rusli Ungkap Alasan Mau Menikah dengan Virgoun
Sekitar 45 Menit yang laluCara Melaksanakan Ibadah Haji, Pahami Syarat dan Rukunnya
Sekitar 1 Jam yang laluBak Putri Duyung, Ini Potret Ria Ricis Berenang di Akuarium Raksasa Bareng Hiu
Sekitar 2 Jam yang laluTebak-tebakan Asah Otak dan Jawabannya, Seru dan Menantang
Sekitar 19 Jam yang laluINA VS Argentina, Stafsus Menteri Erick Minta Jangan Sampai Beli Tiket dari Calo
Sekitar 21 Jam yang laluHukum Membaca Talbiyah bagi Jemaah Haji Wanita Haid, Perlu Dipahami
Sekitar 22 Jam yang laluWisata di Jogjakarta Terbaru, Destinasi Liburan Keluarga Seru
Sekitar 1 Hari yang laluMomen Jokowi Habiskan Long Weekend di Jogja, Naik Andong sampai Dikejar Warga
Sekitar 1 Hari yang laluCara Cepat Hamil Menurut Islam, Ketahui Amalannya
Sekitar 1 Hari yang laluResep Es Klepon Latte Gurih dan Manis, Minuman Kekinian Menyegarkan
Sekitar 1 Hari yang laluArya Sinulingga Bertemu UMKM di Solo, Dorong Milenial Kolaborasi dengan Rumah BUMN
Sekitar 1 Hari yang laluStudio Lokananta Dibuka Kembali, Titiek Puspa Ungkap Kenangan Lawasnya saat Rekaman
Sekitar 1 Hari yang laluJalani Ritual Sakral, Begini Momen Para Biksu Mengambil Air Suci di Umbul Jumprit
Sekitar 1 Hari yang laluWujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia, Kemenristek Dirikan Kampus Ini di Semarang
Sekitar 1 Hari yang laluPeras Buronan WN Kanada di Bali, 2 Anggota Mabes Polri Diperiksa Propam
Sekitar 1 Jam yang laluKomplotan Pemeras Ngaku Tim Buser di Kalsel Ditangkap Polisi
Sekitar 3 Jam yang laluJenderal Polri Ketemu Anak Tukang Sayur Jadi Polisi, Orangtuanya langsung Dipanggil
Sekitar 4 Jam yang laluTangis Buruh Pecah Lulus Bintara Polri, Yatim Sejak Kelas 3 SD 'Bapak Pasti Bangga'
Sekitar 1 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 3 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 5 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 3 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 5 Hari yang laluGabung Dewa United, Henhen Herdiana Ikut Doakan Persib Bisa Sukses di Liga 1 2023 / 2024
Sekitar 1 Jam yang laluLiga 1: Manajemen Madura United Curhat Susahnya Daratkan Pemain Baru
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami