Menilik Suasana Ramadan di Ponpes Tunarungu Sleman, Tadarusnya Pakai Bahasa Isyarat

Minggu, 2 April 2023 17:30 Reporter : Nurul Diva Kautsar
Menilik Suasana Ramadan di Ponpes Tunarungu Sleman, Tadarusnya Pakai Bahasa Isyarat Suasana Ramadan di Ponpes Tunarungu Sleman. ©2023 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Merdeka.com - Puluhan anak-anak tampak menggerakkan jari-jarinya di atas halaman kitab suci Al-Qur'an. Lembar demi lembar mereka lafalkan dengan cara khusus, sembari menanti waktu berbuka tiba. Aktivitas ini biasa dilakukan oleh anak-anak disabilitas tunarungu di Pondok Pesantren Tunarungu – Tuli Jamhariyah, Dusun Grogolan, Umbulmartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ini cara paling efektif untuk membaca dan memaknai huruf demi huruf dari masing-masing ayat di sana. Walaupun hujan turun rintik sejak pagi, tak membuat santri-santri spesial tersebut patah semangat untuk belajar. Secara perlahan, hafalan Al-Qur'an mereka tuntaskan demi menambah pahala di bulan suci Ramadan.

Randi Pranarelza (32), menceritakan pengalamannya merintis pondok pesantren tersebut dengan misi membantu anak-anak disabilitas tunarungu dan tuli agar bisa setara dengan remaja kebanyakan.

“Kalau di sini memang khusus tunarungu – tuli, saya melihat bahwa tunarungu di Indonesia sepertinya masih kurang tersentuh terkait agama. Nah setelah kami buat ponpes ini dengan berbagai metodenya mereka bisa terbantu melalui komunikasi. Karena sebenarnya santri-santri khusus ini sama seperti kita, cerdasnya, kebutuhan lingkungan sosialnya termasuk juga membutuhkan asupan rohani,” kata Randi, kepada Merdeka.com, Sabtu (1/4).

2 dari 5 halaman

Kegiatan Ramadan di Pondok Pesantren Tunarungu - Tuli

suasana ramadan di ponpes tunarungu sleman
©2023 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Selama Ramadan ini, Pondok Pesantren Jamhariyah turut meramaikannya dengan ragam kegiatan. Mulai dari sahur bersama, belajar ilmu-ilmu formal, pengajian bersama komunitas tunarungu luar pondok sampai berbuka dan salat tarawih berjemaah.

“Untuk di kegiatan di bulan Ramadan kami ada buka puasa dan sahur. Kalau sahur nanti jam 3 mereka bangun lalu amalan biasa, ngaji dan tahajud sampai subuh,” katanya.

Randi menyebut bahwa praktik komunikasi menjadi hal yang amat penting bagi santri-santrinya. 

“Nah dari komunitas tunarungu itu, kami sudah perlahan-lahan dikenalkan menggunakan bahasa isyarat yang baik,” katanya.

3 dari 5 halaman

Berbuka Puasa Bersama

suasana ramadan di ponpes tunarungu sleman
©2023 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Sore itu menunjukkan pukul 17:40 WIB, secara tertib santri-santri di sana mulai merampungkan mengajinya dan menata meja-meja serta kibat suci Al-Qur'an di lemari yang tersedia. Wajah sumringah tampak jelas, bahwasanya dalam hitungan menit adzan berkumandang. Artinya mereka boleh makan dan minum sebelum kembali lanjut salat dan membaca Al-Qur'an.

Usia pondok pesantren ini juga masih terbilang belia. Tahun 2019 menjadi titik awal didirikannya Ponpes Jamhariyah, dengan lokasi awal di selatan Yogyakarta, tepatnya Kabupaten Bantul. Satu tahun setengah berlalu, Randi bersama para pengurus lainnya memindahkan lokasinya ke utara Yogyakarta, di Kabupaten Sleman.

Jumlah santrinya kini telah mencapai 25 orang, dengan mayoritas berasal dari luar daerah seperti Purworejo, Klaten, Jawa Barat, Lampung sampai Pulau Madura dan Kalimantan.

“Kami memiliki sebanyak 25 orang santri. Ini asalnya macam-macam, tapi kebanyakan luar kota seperti Klaten, Purworejo, Batang, Pekalongan, Tegal, Semarang, Jabodetabek, Bandung, Madura sampai Lampung dan Kalimantan juga ada,” katanya lagi.

4 dari 5 halaman

Semua Punya Hak Sama

suasana ramadan di ponpes tunarungu sleman
©2023 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Dengan tekad dan kesabarannya, pemuda asal Sumatra ini membimbing santri-santri di sana bersama para pendamping. Ini dalam rangka memenuhi hak-hak pendidikan formal dan agama Islam yang sulit mereka akses di luar. Ketidak mampuan mendengar anak didiknya, membuat Randi ingin memiliki tempat bersekolah bagi peserta didik tunarungu.  

Tak hanya menguatkan soal agama, Pondok Pesantren Tunarungu – Tuli Jamhariyah juga berupaya menguatkan nilai-nilai pendidikan akademik kepada para santrinya. Mereka diajarkan berbagai mata pelajaran mulai dari matematika hingga ilmu sosial lainnya.

Ada misi khusus yang ingin ia kemas dan hantarkan kepada anak didiknya yakni kecukupan ilmu agama dan ilmu dunia agar mereka bisa menjalankan kehidupan yang sama dengan yang lain.

“Waktu itu di tahun 2013-2014, saya tergugah karena melihat image orang tuli yang masih belum baik karena bullying dan sering dianggap sebagai subjek yang tidak terbantu. Lalu ada juga yang menganggap kalo orang-orang tuli ini mengganggu gitu, ini karena komunikasinya yang tidak nyambung. Karena mereka biasanya hanya bergabung di komunitasnya aja ya,” katanya.

5 dari 5 halaman

Tak Ada Patokan Biaya

suasana ramadan di ponpes tunarungu sleman
©2023 Nurul Diva Kautsar/Merdeka.com

Tak ada patokan biaya bagi orang tua yang menyekolahkan anaknya di sini. Namun demikian, ia bersama 10 pengajar di sini senantiasa memaksimalkan pengajaran dengan tetap mengutamakan kualitas agar ilmu yang didapat bisa diamalkan dengan efektif terutama setelah lulus dari pondok tersebut.

Secara bergantian mereka mulai mengajar sejak pagi pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB.

“Di sini guru formal atau akademis itu ada tujuh orang, termasuk santri dewasa yang sudah lulus SMA nah kami karyakan juga untuk membantu adik-adiknya, ada yang nyambi kuliah juga. Untuk khusus Al-Qur'an ada 4,” terang Randi.

Randi pun menaruh harapan agar para santrinya kelak bisa sukses dan mandiri, termasuk saling membantu antar sesama.

“Yang jelas harapan kami, ingin mereka sukses dan mandiri, ingin mereka saling membantu, sehingga tidak ada lagi image yang menganggap teman-teman tunarungu menjadi beban. Kami berharap mereka sebagaimana manusia pada umumnya. Dari segi agama juga kami inginkan agar mereka bisa mengamalkan sisi keagamaannya sesuai ajaran Allah dan rasulnya, tidak sekedar hidup, bekerja, makan, nikah namun bisa mandiri dan bermanfaat di dunia dan akhirat,” tandasnya.

[nrd]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini