Menguak Sejarah Wedang Ronde, Pengaruh Akulturasi Budaya Tiongkok

Rabu, 18 Januari 2023 14:20 Reporter : Shani Rasyid
Menguak Sejarah Wedang Ronde, Pengaruh Akulturasi Budaya Tiongkok Wedang Ronde. ©2015 Merdeka.com/Astri Agustina

Merdeka.com - Wedang Ronde merupakan salah satu minuman rempah yang dapat ditemui dengan mudah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sesuai bahasanya, wedang ronde merupakan minuman yang terdapat ronde di dalamnya, yaitu adonan bulat yang terbuat dari tepung ketan.

Sebenarnya adonan ronde tak melulu dibuat dari tepung ketan. Ada pula yang dibuat dengan tepung beras.Selain itu, ada pula yang menyebut kalau kata “ronde” berasal dari bahasa Belanda yaitu “rond” yang berarti bulat.

Meskipun banyak ditemui di Jogja dan Jateng, sesungguhnya minuman itu tak benar-benar asli Indonesia.Kalau begitu dari mana?

2 dari 3 halaman

Pengaruh Akultirasi Budaya Tiongkok

002 ya039cob billiocta

©2018 Merdeka.com

Dilansir dari Liputan6.com, wedang ronde merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya di Indonesia. Minuman hangat ini berasal dari dataran Tiongkok dengan sebutan Dongzhi atau Tangyuan.

Pada zaman dahulu, banyak pedagang Tiongkok yang datang ke Nusantara. Sebagian dari mereka memperkenalkan minuman hangat tersebut. 

Seiring waktu, masyarakat Nusantara mulai berinovasi untuk membuat minuman tradisional dari bahan khas masyarakat Jawa yaitu jahe. Kuah wedang ronde pun sangat dikenal dengan rasa manis gula Jawa dan rasa hangat dari jahe.

3 dari 3 halaman

Cikal Bakal Wedang Ronde

ronde
©2017 Merdeka.com/Tantri Setyorini

Tangyuan disebut merupakan cikal bakal wedang ronde. Dalam sejarahnya, minuman ini berasal dari negeri Tiongkok era Dinasti Han. Ada kisah menarik mengenai minuman ini di negeri asalnya.

Alkisah ada seorang dayang bernama Yuan-xiao yang rindu pada orang tuanya namun tidak bisa meninggalkan istana. Ia menangis siang malam karena rindu pada orang tuanya sampai mencoba bunuh diri.

Lalu ada seorang menteri baik hati yang mencoba menolongnya.Yuan-xiao disarankan untuk membuat sebanyak-banyaknya makanan terbaik yang ia bisa, yaitu Tangyuan. Makanan itu dipersembahkan kepada dewa pada hari ke-15 bulan pertama Tahun Baru Imlek.

Akhirnya Yuan-xiao berhasil melakukannya. Sang kaisar sangat senang sehingga ia diizinkan untuk bertemu dengan orang tuanya.

[shr]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini