
Mengenal Batik Kawung dari Yogyakarta, Motif Batik Tertua Ciptaan Sultan Agung Penuh Makna Filosofis
Batik ini dibuat sebagai hadiah dari sang raja kepada putranya.
Batik ini dibuat sebagai hadiah dari sang raja kepada putranya.
Batik merupakan salah satu warisan dunia dari Indonesia. Keaslian batik sebagai bagian dari Indonesia, tak diragukan lagi, telah diakui dunia.
Namun proses dalam memperoleh pengakuan itu dicapai setelah melalui perjalanan panjang. Titik mula dari perjalanan itu adalah sejarah awal mula batik tercipta.
Di Yogyakarta, ada sebuah motif batik bernama “kawung”. Motif ini diyakini sebagai motif batik tertua di Indonesia. Benarkah demikian? Lalu seperti apa motif dari batik kawung sendiri?
Mengutip telusurkultur.com, Batik Kawung adalah salah satu motif batik tertua di Indonesia yang berasal dari Yogyakarta.
Keberadaannya sering kali disinggung dan muncul dalam berbagai sumber sejarah tertulis serta budaya lisan sejak zaman Kasultanan Mataram Islam pada abad ke-16.
Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645). Ia menciptakan motif batik tersebut sebagai hadiah bagi putranya saat ia turun tahta.
Pada masa lalu, motif batik ini hanya digunakan oleh keluarga keraton. Batik ini memiliki ciri khusus dan tidak boleh digunakan oleh masyarakat golongan biasa.
Setelah Kerajaan Mataram terbelah menjadi dua, yaitu Yogyakarta dan Surakarta, batik warisan tersebut boleh digunakan oleh semua orang.
Sejak saat itulah motif batik kawung menjadi salah satu warisan budaya yang terkenal di Indonesia.
Batik Kawung diciptakan Sultan Agung Hanyokrokusumo dengan mengambil bahan dari alam sekitar. Pada awalnya motif batik ini muncul dengan bentuk ukiran dinding yang ada pada beberapa candi di Pulau Jawa, salah satunya di Candi Prambanan.
Sultan Agung mengatakan kalau motif batik itu terinspirasi dari pohon aren atau biasa buahnya disebut kolang-kaling. Pohon aren punya filosofi di mana ujung daun sampai akarnya semua bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Motif batik kawung yang menyerupai kolang-kaling memiliki makna khusus, yaitu mencerminkan adanya satu titik yang menjadi pusat kekuatan dan kekuasaan alam semesta serta manusia. Empat titik yang berbentuk garis melambangkan persaudaraan berjumlah empat menghadap ke satu titik sebagai lambang persatuan.
Sehingga motif ini merepresentasikan bahwa raja adalah inti atau pusat kekuatan, pemimpin, pelindung, dan wakil Tuhan atau dewa yang dianut masyarakat Jawa kuno.
Batik Kawung juga memiliki motif dengan filosofi yang menarik karena berhubungan dengan bentuk gometris dan motifnya.
Penggunaan motif batik kawung juga memberikan pesan pada penggunanya agar tidak melupakan asal-usulnya. Selain itu motif batik kawung melambangkan keperkasaan dan keadilan.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batik Bojonegoro terdiri dari beragam motif. Masing-masing motif punya filosofi mendalam yang bikin bangga pemakainya.
Baca SelengkapnyaMemperingatik Hari Batik Nasional, tidak ada salahnya dari kita untuk mengenal lebih jauh macam dan makna dari banyaknya batik yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBatik ini konon sudah ada sejak 1800-an menjadi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBatik tarakan sendiri memiliki motif khas, yakni nuansa melayu yang sesuai dengan khazanah masyarakat Tidung.
Baca SelengkapnyaDalam rangka merayakan Hari Batik Nasional, 1.000 prajurit TNI pecahkan rekor dengan melakukan kegiatan membatik bersama di jalanan Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaSejumlah anggota DPR RI Partai Golkar, petinggi partai dan pengurus hadiri di rakerda itu.
Baca SelengkapnyaPencetusan motif batik ini merupakan bentuk usaha pelestarian relief binatang di Candi Sojiwan yang luntur tergerus arus zaman
Baca Selengkapnya