Mencicipi Duku Manis dari Kampung Nitikan Jogja, Tetap Eksis Sejak Dulu
Merdeka.com - Meskipun dikenal sebagai kawasan padat penduduk, Kampung Nitikan, salah satu daerah di Kota Yogyakarta, memiliki varietas tanaman yang tak ditemui di daerah manapun.
Namanya Buah Duku Asli Nitikan. Varietas duku ini dikenal dengan rasanya yang lebih manis, kulit buah yang lebih tipis, dan getahnya sedikit. Saat ini ada 17 tanaman Duku Asli Nitikan yang terdaftar.
Tanaman itu dimiliki delapan warga di kampung tersebut. Usia pohon bervariasi antara 20 tahun hingga yang paling tua berusia 100 tahun.
Berikut selengkapnya:
Berbuah Setiap Tahun
©Pixabay/Engin_Akyurt
Salah seorang warga pemilik pohon duku, Jumadi, menceritakan kali pertama ia menanam duku pada tahun 1982. Kini, pohon yang telah ia rawat selama 40 tahun itu selalu berbuah setiap tahun.
Produksinya mencapai 150 kilogram per pohon. Pohon tersebut mulai berbuah dari usia sekitar 8 tahun. Hanya saja, akhir-akhir ini produksi buah berkurang karena anomali cuaca.
“Biasanya pada bulan Februari dan Maret sudah berbuah dan bisa dipetik. Tapi tahun ini jumlah buahnya berkurang. Mungkin karena anomali cuaca,” ujar Jumadi dikutip dari ANTARA pada Selasa (28/2).
Bertahan di Tengah Pembangunan
blogspot.com
Selama ini, pemilik pohon duku tidak menggunakan pupuk kimia dan lebih memilih menggunakan bahan-bahan organik untuk merawat tanaman mereka. Maka dari itu buah yang dihasilkan bebas pestisida.
Sejumlah langkah dilakukan agar pohon duku tetap sehat dan selalu berbuah setiap musimnya. Di antaranya adalah melakukan pemupukan dengan kompos, menggemburkan tanah di sekeliling pohon, hingga menyiramnya dengan air limbah kolam lele.
Selain itu mereka juga tidak mencangkok pohon duku karena kalau itu dilakukan pohon indukan pasti mati. Jadi untuk memperbanyak tanaman dilakukan dari biji yang disemai pada polybag atau kantong plastik.
Dahulu, keberadaan pohon duku itu cukup banyak. Namun seiring waktu jumlahnya kian menyusut karena pembangunan.
Langkah Alternatif
©Wikimedia Commons/Midori
Sementara itu Lurah Sorosutan, Zulazmi, mengatakan bahwa selain duku, warganya mencoba mengembangkan tanaman jambu dan pohon nduru. Hal itu semata-mata ditunjukan untuk mewujudkan kelurahan tersebut sebagai “Paru-Paru Jogja”.
Selain itu, para pemilik sedang mencoba mengembangkan produk turunan duku, salah satunya adalah duku olahan yang bisa dinikmati kapan saja. Lalu akan ada langkah lain yang ditempuh yaitu membentuk kelompok tani duku yang bekerja sama dengan gabungan kelompok tani di Kecamatan Umbulharjo agar tanaman bisa diperbanyak dan kualitasnya tetap terjaga.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaMenilik momen asik panglima TNI menengok kebun durian dan menyantap raja buah itu di tempat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.
Baca SelengkapnyaTradisi nyumbun dari Suku Duano Jambi ini mengandung makna mendalam.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaMakanan itu terbuat dari campuran parutan kelapa dan gula Jawa sehingga menghasilkan cita rasa yang manis dan legit
Baca SelengkapnyaKerangka tulang manusia itu diduga Enjo Darjo (90) yang sebelumnya dinyatakan hilang selama dua pekan
Baca Selengkapnya