Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manfaatkan Kearifan Lokal, Ini Cara Komunitas Alam Merapi Lakukan Mitigasi Bencana

Manfaatkan Kearifan Lokal, Ini Cara Komunitas Alam Merapi Lakukan Mitigasi Bencana Aktifitas Gunung Merapi. ©2020 Liputan6.com/Gholib

Merdeka.com - Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Dalam periode tertentu, gunung itu kerap kali meletus. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi yang baik bagi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana agar tidak menjadi korban.

Salah satu perkumpulan pecinta alam di Jogja, Forum Merapi Merbabu Hijau (FMMH), berupaya mitigasi bencana dengan memanfaatkan kearifan lokal. Mereka menggencarkan penghijauan khususnya di kawasan lereng Gunung Merapi.

“Kami berupaya mengembalikan ekosistem alam di Merapi sehingga kearifan lokal yang ada kembali berfungsi memperkuat mitigasi bencana warga,” kata Pegiat Forum Merapi Merbabu Hijau (FMMH) Lilik Rudiyanto dikutip dari ANTARA pada Kamis (12/5).

Mengamati Tanda-Tanda Alam

erupsi gunung merapi terbaru

©Twitter/@BPPTKG

Menurut pria yang biasa dipanggil Rudi itu, masyarakat lereng Merapi memiliki kemampuan mitigasi bencana yang diwariskan secara turun temurun yaitu dengan mengenali tanda-tanda alam.

Namun, tanda-tanda alam itu akan lebih mudah diamati kalau ekosistem di lereng Merapi terjaga. Menurutnya, sistem seperti inilah yang sebenarnya lebih dipahami oleh masyarakat lokal untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Masyarakat awam kalau kita beri penjelasan yang terlalu ilmiah mereka kurang paham,” kata Rudi dikutip dari ANTARA.

Rudi mengatakan, salah satu tanda-tanda alam yang diyakini menjadi peringatan dini Erupsi Merapi adalah kemunculan satwa-satwa liar yang turun dari puncak gunung. Jika hewan-hewan seperti monyet atau rusa sudah masuk pemukiman warga, masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena aktivitas Merapi dipastikan sedang di atas normal.

Ekosistem Alam Rusak

erupsi gunung merapi

©Agung Supriyanto/AFP

Namun untuk saat ini, kemunculan fenomena alam seperti itu tidak bisa dijadikan patokan. Sebab satwa yang turun dari puncak bukan lagi membawa pesan tentang aktivitas Merapi, melainkan mencari makan seiring dengan rusaknya ekosistem alam habitat mereka.

Pasca erupsi Merapi tahun 2010, FMMH terus menjaga keseimbangan alam di kawasan Merapi dengan menggencarkan penanaman ribuan tanaman secara berkala dengan menggandeng pihak Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).

Tak hanya itu, FMMH juga melakukan pembibitan bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo. Tanaman yang dikembangkan antara lain pohon gayam, pohon pule, tengsek, hingga puspo.

“Setiap penghijauan kami selalu melibatkan warga serta tokoh-tokoh agama di Merapi,” kata Rudy.

Merapi Masih Bergejolak

erupsi gunung merapi

©Agung Supriyanto/AFP

Berstatus siaga sejak November 2020, hingga kini Gunung Merapi masih sering bergejolak. Luncuran lava pijar hingga awan panas masih sering terjadi. Terakhir, guguran awan panas terjadi pada Selasa (10/5).

Saat itu, Gunung Merapi meluncurkan awan panas sejauh 1.800 meter dari puncak. Awan panas itu meluncur ke arah hulu Sungai Bebeng yang berada di sebelah barat daya.

Pada hari yang sama, BPPTKG mencatat guguran lava sebanyak empat kali dalam rentang waktu antara pukul 12.00-18.00 WIB. Hingga kini, BPPTKG masih mempertahankan status Merapi di Level III (Siaga).

(mdk/shr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.

Baca Selengkapnya
Melihat Keindahan Kampung Stabelan di Boyolali, Jaraknya Hanya 3 Km dari Puncak Gunung Merapi

Melihat Keindahan Kampung Stabelan di Boyolali, Jaraknya Hanya 3 Km dari Puncak Gunung Merapi

Di luar ancaman yang begitu nyata dari letusan Gunung Merapi, kampung ini memiliki keindahan alam yang memukau.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Alami 71 Gempa Guguran, Ini Pemicunya

Gunung Merapi Alami 71 Gempa Guguran, Ini Pemicunya

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengulas Keunikan Smong, Mitigasi Bencana yang Jadi Kearifan Lokal Warga Simeulue Aceh

Mengulas Keunikan Smong, Mitigasi Bencana yang Jadi Kearifan Lokal Warga Simeulue Aceh

Smong merupakan kearifan lokal yang dihimpun dari serangkaian tragedi masyarakat Simeulue pada masa lalu.

Baca Selengkapnya
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi

Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan alam

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Erupsi, Boyolali dan Klaten Dilanda Hujan Abu

Gunung Merapi Erupsi, Boyolali dan Klaten Dilanda Hujan Abu

Gunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten

Baca Selengkapnya
Mitigasi Bencana Gunung Meletus, Pengamatan hingga Peringatan Dini

Mitigasi Bencana Gunung Meletus, Pengamatan hingga Peringatan Dini

Penting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.

Baca Selengkapnya
7 Langkah Ganjar-Mahfud Ciptakan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

7 Langkah Ganjar-Mahfud Ciptakan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

Ganjar juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Dua Kali, Meluncur Sejauh 2,6 Km ke Arah Barat

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Dua Kali, Meluncur Sejauh 2,6 Km ke Arah Barat

Gunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya