Malem Selikuran, Tradisi Kraton Jogja Sambut Kedatangan Malam Lailatul Qodar
Merdeka.com - Berbagai daerah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut datangnya malam Lailatul Qodar. Salah satunya adalah Kraton Yogyakarta.
Pada saat datangnya malam seribu bulan itu, Kraton Jogja rutin mengadakan sebuah tradisi yang dinamakan Malam Selikuran. Dilansir dari Kratonjogja.id, Malam Selikuran diyakini telah ada sejak awal penyebaran Agama Islam di Jawa.
Tradisi ini diperkenalkan oleh Wali Songo sebagai metode dakwah Islam yang telah disesuaikan dengan budaya Jawa. Tradisi Malam Selikuran diharapkan menjadi sarana pengingat untuk memperbanyak sedekah, instropeksi diri, dan juga menggiatkan ibadah-ibadah lain dalam sepuluh hari di Bulan Ramadan.
Arti Kata Malem Selikuran
Malem Selikuran berasal dari Bahasa Jawa yaitu “Malem” yang artinya malam, dan “Selikur” yang artinya dua puluh satu.
Angka tersebut mengacu pada tanggal 21 pada Bulan Ramadan yang menjadi sepuluh hari terakhir di bulan tersebut. Di saat itulah masa awal penantian malam Lailatul Qodar tiba.
Pelaksanaan Malem Selikuran
©2014 Merdeka.com
Pada zaman dulu, Malem Selikuran diselenggarakan secara meriah. Acara tersebut dihadiri oleh banyak abdi dalem dan bahkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda juga ikut menghadirinya.
Acara itu dilaksanakan setiap tanggal 20 Bulan Ramadan dan diselenggarakan mulai pukul 17.00 di Bangsal Sri Manganti Kraton Jogja.
Acara Malem Selikuran selesai tak lama setelah adzan Maghrib penanda buka puasa berkumandang. Karena dalam penanggalan Tahun Hijriah atau Jawa pergantian hari dimulai saat matahari tenggelam, maka dapat dikatakan acara ini berakhir pada awal malam tanggal 21 Ramadan.
Hidangan Malem Selikuran
©2020 Merdeka.com/Youtube Dona Roy
Acara Malem Selikuran dihadiri oleh para pengurus Kraton Jogja dan juga para abdi dalem yang bertanggung jawab dengan acara-acara keagamaan yang diadakan Kraton.
Pada pelaksanaan acara itu juga disajikan berbagai hidangan antara lain kotak anyaman bambu/besek yang di dalamnya terdapat nasi dan lauk pauknya.
Selain itu juga dihidangkan buah-buahan dan susunan kecil nasi bungkus. Makanan itu nantinya akan dibagikan untuk seluruh peserta yang hadir sebagai bentuk sedekah dari Sultan.
Rangkaian Acara Bertambah dari Tahun ke Tahun
©Pixabay/AhmadArdity
Seiring berkembangnya waktu, rangkaian acara pada Malem Selikuran terus bertambah dari tahun ke tahun. Urutan rangkaian acara yang dalam tradisi itu yaitu pembacaan Al-Qur’an, tausiyah, zikir, istigfar, do’a, dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Selain Malem Selikuran, di tiap tanggal 21 Ramadan atau malam-malam ganjil setelahnya abdi dalem menyalakan lilin-lilin saat matahari mulai terbenam. Lilin-lilin itu kemudian ditaruh di beberapa tempat di sekitar dan di bagian dalam Kraton.
Mengajarkan Nilai-Nilai Luhur Islam
©2017 wallpapersafari.com
Dari waktu ke waktu, Kraton Jogja terus menjaga semangat dakwah Islam melalui tradisi-tradisi yang ada.
Dilansir dari Kratonjogja.id, berbagai tradisi yang diadakan Kraton bukan dimaksudkan untuk membelokkan nilai-nilai Islam, namun mengajarkan pada masyarakat tentang hakikat nilai-nilai luhur Islam itu sendiri.
Sama seperti halnya tradisi Malem Selikuran yang diadakan untuk mengingatkan dan mengajak segenap masyarakat Jogja untuk menyambut Lailatul Qodar.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Maleman, Cara Masyarakat Jawa Hidupkan Malam Lailatul Qodar
Maleman merupakan tradisi membagikan nasi kotak maupun dengan tempat lain kepada tetangga maupun saudara
Baca SelengkapnyaBegini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaKapan Malam Lailatul Qadar 2024? Ini Ciri-Ciri & Perhitungannya
Berikut penjelasan kapan malam Lailatul Qadar 2024 terjadi.
Baca SelengkapnyaUniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaGalaknya Jenderal Bintang Dua ke Remaja Doyan Tawuran saat Ramadan: Tak akan Saya Keluarkan, Lebaran di Sel!
Jenderal bintang dua ini memastikan pelaku tawuran bakalan salat ied di dalam sel
Baca SelengkapnyaJangan Lewatkan, Ini Ragam Acara dan Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta
Untuk malam pergantian tahun kali ini, Pemprov DKI menyediakan sejumlah lokasi perayaan.
Baca Selengkapnya4 Tempat Wisata Sejarah yang Wajib Kamu Kunjungi di Jakarta, Cocok Banget untuk Nunggu Buka Puasa!
Setiap bulan suci Ramadan tiba, salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah ngabuburit.
Baca Selengkapnya