Kisah Inspirasi Apia, Anak Petani Gunung Lawu yang Peroleh Beasiswa S-1 sampai S-3 di UGM
Perjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Perjuangannya menempuh pendidikan tinggi dilalui dengan kerja keras dan pengorbanan.
Apia Dewi Agustin (23) merupakan seorang anak petani dari Gunung Lawu. Pada tahun lalu, kisahnya sempat mencuri perhatian publik. Saat itu, ia menginspirasi masyarakat Tanah Air dengan mematahkan stigma jika anak kampung masih bisa kuliah meskipun kondisi perekonomian sulit.
Waktu itu, ia juga berhasil lulus prodi S-1 Akuntansi FEB UGM dengan predikat cumlaude. Ia menyelesaikan studi sarjananya tanpa dipungut biaya pendidikan. Ia memanfaatkan beasiswa Bidikmisi dan beasiswa Kafegama (Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM).
Kini ia berkesempatan melanjutkan studi pascasarjananya di UGM secara gratis. Bahkan tidak hanya di jenjang S-2, perempuan yang sempat bekerja sebagai Project Management Analyst di salah satu perusahaan multinasional itu mendapat kesempatan emas untuk langsung melanjutkan studi ke jenjang S-3.
“Alhamdulillah saya bisa meneruskan pendidikan master lanjut doktor melalui beasiswa PMSDU Kemendikbudristek,” ungkap Apia.
Apia menjelaskan jalan yang ia tempuh untuk memperoleh beasiswa dari magister hingga dokter itu berlangsung ketat. Apalagi beasiswa itu hanya dibuka dua tahun sekali dan usianya tidak lebih dari 24 tahun. Selain itu, tidak semua universitas di Indonesia dapat menjadi mitra dari program tersebut.
Melalui program ini, Apia menjadi salah satu dari 300 sarjana unggul yang beruntung untuk dididik menjadi doktor muda. Ia renananya akan menempuh pendidikan pascasarjana secara akselerasi di jenjang S-2 dan S-3 maksimal 4 tahun mulai 2023 ini.
Seperti diketahui, Apia lulus dari S-1 UGM setelah menempuh perjuangan keras. Sadar kondisi perekonomian keluarganya serba kekurangan, sembari kuliah ia aktif melakukan kerja paruh waktu dengan menjadi asisten dosen, kelas, penelitian, hingga laboratorium untuk menambah ilmu serta uang saku.
Dengan segala kondisi keluarga yang serba kekurangan, Apia tidak pernah berkecil hati.
Ia justru sangat bersyukur sebab kedua orang tuanya selalu mendukung anaknya meraih pendidikan setinggi mungkin.
Hal itu melecut semangat Apia untuk terus belajar tekun hingga bisa menyelesaikan S-1 dan kembali melanjutkan studi pascasarjana di Akuntansi UGM dengan beasiswa penuh.
ujar Apia, mengutip Ugm.ac.id.
Saat ini Apia sedang fokus memenuhi target-target belajarnya selama di UGM. Ia memiliki minat penelitian di bidang Akuntansi Keuangan, Sistem Informasi Akuntansi, dan Akuntansi Syariah. Selain itu, ia juga aktif di berbagai kegiatan sosial pendidikan dan organisasi kemasyarakatan.
Apia mengatakan, sekalipun dari pelosok desa, ekonomi pas-pasan, dan orang tua yang sudah tidak lagi lengkap, namun ia sama sekali tak takut bermimpi.
“Kita berhak untuk bermimpi tinggi dan meraihnya. Doakan semoga ilmu yang diperoleh berkah dan bisa selalu bermanfaat untuk sesama,” ujar Apia.
Kisah hidup Raeni mampu menginspirasi banyak orang.
Baca SelengkapnyaIbu ibu di Purwakarta ini membawa inspirasi lewat ketahanan pangan
Baca SelengkapnyaPerempuan 60 tahun ini mengaku akan terus membantu orang lain selama ia mampu.
Baca SelengkapnyaKata-kata bijak untuk pemimpin yang baik dapat menjadi inspirasi setiap hari.
Baca SelengkapnyaSeolah meniru kehidupan ibunya sehari-hari, anak ini mendesain toko mainan layaknya warung sungguhan di dunia nyata
Baca SelengkapnyaKata-kata motivasi dalam dunia pendidikan bukan sekadar rangkaian huruf, tapi sumber semangat, kebijaksanaan, dan inspirasi.
Baca SelengkapnyaGanjar mendapatkan berbagai aspirasi, mulai dari hunian tidak layak huni, pendidikan hingga lapangan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPria gagah tersebut mengatakan jiwa korsanya menjadi terbentuk saat ia menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil).
Baca SelengkapnyaNama adalah doa. Berikan nama terbaik untuk Si Buah Hati.
Baca Selengkapnya