Hadapi Perubahan di Masyarakat, Muhammadiyah Siapkan Kurikulum Ini
Merdeka.com - Perubahan merupakan sebuah keniscayaan di tengah masyarakat. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah sadar akan hal itu.
Untuk itulah, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyiapkan kurikulum Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) untuk mencetak aktor pendamping perubahan masyarakat.
“Suatu proses perubahan sosial diperlukan aktor perubahan. Selain dari masyarakat itu sendiri, kehadiran fasilitator yang mumpuni merupakan kebutuhan mutlak,” kata Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien, dikutip dari ANTARA pada Minggu (21/5).
Lalu apa yang dimaksud dengan kurikulum Sekam sendiri? Berikut selengkapnya:
Dakwah Perubahan
©2023 liputan6.com
Yamien mengatakan, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar memiliki semangat untuk mewujudkan Agama Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Menurutnya, Muhammadiyah menghendaki terjadinya perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya yang kurang maupun belum baik.
Baginya, dakwah Muhammadiyah dimaknai sebagai suatu proses perubahan sosial yang memerlukan aktor untuk pendamping. Untuk melahirkan fasilitator, MPM PP Muhammadiyah memformulasikannya melalui sekolah kader pemberdayaan masyarakat (Sekam).
“Bagi MPM, Sekam menjadi salah satu program strategis yang akan dijalankan dan menyikapi perubahan konteks yang senantiasa dinamis, oleh karena itu perlu selalu ada penyegaran kurikulum,” kata Yamien.
Gerakan Lokakarya
©2023 liputan6.com
Untuk mewujudkan kurikulum Sekam, Muhammadiyah menyelenggarakan program lokakarya di Universitas Aisiyah (Unisa) pada Minggu (21/5). Melalui kurikulum ini, kurikulum Sekam akan mengakomodasi lima hal pokok.
Pertama, gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian strategis dakwah Muhammadiyah sehingga landasan ideologis pemberdayaan MPM harus bertumpu pada ideologi Muhammadiyah. Kedua, gerakan pemberdayaan MPM harus mampu meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara sehingga membangun nalar kritis.
Ketiga, gerakan pemberdayaan harus mampu menumbuhkan daya ungkit dan daya angkat potensial masyarakat secara mandiri dan berdaulat, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kemakmurannya. Keempat, Kurikulum Sekam harus mampu menciptakan fasilitator yang memiliki kemampuan plus, bukan saja sebagai penggerak gerakan sosial yang berbasis social entrepreneurship, tetapi juga penggerak dakwah pemberdayaan.
“Kelima, gerakan pemberdayaan saat ini harus mampu mengembangkan adaptasi dan memanfaatkan teknologi bagi masyarakat agar derap pemberdayaan lebih masif dan berkemajuan,” pungkas Yamien dikutip dari ANTARA.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaSiksa kubur adalah hukuman atau siksaan yang dialami oleh jiwa seseorang setelah meninggal dunia, sebelum hari kiamat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaKurikulum Merdeka berfokus pada pembelajaran sesuai kebutuhan minat dan bakat anak.
Baca SelengkapnyaLakukan persiapan maksimal menjelang bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim ini.
Baca SelengkapnyaContoh dakwah singkat dalam Islam berbagai tema yang penting diketahui.
Baca SelengkapnyaSajian kuliner ala masyarakat Lampung sejenis kue ini menjadi andalan ketika perayaan hari-hari besar Islam.
Baca SelengkapnyaSecara umum, lembaga ini didedikasikan untuk merawat, mengajarkan, dan menjalankan praktik-praktik keagamaan.
Baca Selengkapnya