Fakta Menarik Candi Ngempon di Semarang, Dulunya Diduga Menjadi Tempat Penggemblengan Para Calon Empu
Pada awal masa penemuannya, warga mengira ada emas di dalam batu-batu candi itu.
Pada awal masa penemuannya, warga mengira ada emas di dalam batu-batu candi itu.
Candi Ngempon merupakan salah satu candi Hindu yang berada di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Kompleks Candi Ngempon terdiri dari sembilan candi, tetapi hanya empat candi saja yang telah direkronstruksi atau dibangun. Sepintas candi-candi tersebut tampak sama, tetapi ada satu candi yang ukurannya lebih besar.
Mengutip Wikipedia, dulunya Candi Ngempon digunakan sebagai tempat penggemblengan para kasta Brahmana yang akan dididik menjadi empu, baik di bidang olah kanuragan, sastra budaya, maupun kerohanian.
Menurut sejarahnya, candi ini ditemukan pertama kali pada tahun 1952 oleh seorang petani bernama Kasri.
Saat itu ia sedang mencangkul sawah bersama kakeknya. Pada awalnya, hanya ditemukan batu andesit polos berukuran 40 meter persegi. Tetapi setelah mencangkul ditemukan lebih banyak lagi.
Saat itu juga ditemukan 10 buah patung di antaranya Durga, Ganesha, Kinara Kinari, dan Nandi. Arca-arca tersebut berukuran satu meteran dan kini tersimpan aman di Museum Ranggawarsita, Semarang.
(Foto: Wikipedia)
Dalam rentan waktu antara tahun 1952 hingga tahun 2006, banyak ditemukan kerusakan dari antefik candi baik dari faktor alam dan manusia.
Hal ini dikarenakan minimnya pendidikan bagi masyarakat saat itu serta kurangnya kesadaran dari mereka untuk melestarikan benda cagar budaya.
“Mereka berpikir bahwa di dalam batu itu ada emasnya. Makanya mereka merusak batu-batu itu demi mencari emas,” kata Pariyanto selaku penjaga situs Candi Ngempon, dikutip dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger pada Senin (5/2).
Hingga kini, proses ekskavasi di sekitar Candi Ngempon terus dilakukan. Bahkan masih banyak temuan-temuan benda peninggalan Hindu-Budha di sekitar candi, salah satunya adalah sumber air panas Derekan.
Selain itu sering dilaporkan juga penemuan struktur candi di sekitar bangunan Candi Ngempon.
Salah satunya ditemukan di halaman rumah seorang warga bernama Miftahudin. Ia tidak mempermasalahkan bila tim BPCB Jawa Tengah melakukan penggalian terhadap lahannya.
Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 masehi.
Baca SelengkapnyaPameran KAWS di Prambanan menjadi yang pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMalam tahun baru terjadi bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang.
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaGunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.
Baca SelengkapnyaKonon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca SelengkapnyaWika Salim, seorang pedangdut, pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan saat memulai karirnya dari satu panggung ke panggung lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca SelengkapnyaSaat itu, carok jadi strategi penjajah mengadu domba pribumi dengan jagoan kaki tangan mereka.
Baca Selengkapnya