Disebut yang Tertua di Indonesia, Ini Tradisi Unik di Masjid Saka Tunggal Banyumas
Merdeka.com - Desa Cikakak merupakan desa yang unik. Terletak di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, biasanya banyak kera ekor panjang memenuhi jalan-jalan kampung. Namun ada satu lagi keunikan dari Desa Cikakak.
Di sana ada sebuah masjid yang diyakini sebagai masjid tertua di Indonesia. Namanya Masjid Saka Tunggal. Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Saka Tunggal dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau tempat itu baru menjadi masjid pada tahun 1522 Masehi di mana waktu itu Islam sudah menyebar di Nusantara.
Lalu seperti apa sejarah pembangunan masjid ini? Dan apa tradisi unik yang ada di dalamnya? Berikut selengkapnya:
Sejarah Masjid Saka Tunggal Cikakak
©YouTube/Kemendesa PDTT
Dilansir dari Liputan6.com, pembangunan Masjid Saka Tunggal dilakukan oleh K.H. Mustholih. Ia merupakan seorang ulama yang telah lama tinggal di Cikakak.
Waktu itu, masyarakat Cikakak sering melakukan tindakan menyimpang yang dilarang agama Islam. Mengetahui kondisi tersebut, K.H. Mustholih berpikir bahwa penting untuk mendirikan pusat dakwah.
Oleh karena itu, dibangunlah Masjid Saka Tunggal Darussalam. Penamaan “saka tunggal” merujuk pada bangunan masjid yang hanya punya satu tiang penyangga.
Tiang penyangga yang berdiri di tengah masjid tingginya mencapai 5 meter. Tiang penyangga itu dipenuhi ukiran bunga dan tanaman, serta dilindungi kaca.
Punya Tradisi Unik
©YouTube/Kemendesa PDTT
Jemaah Masjid Saka Tunggal punya tradisi unik khususnya saat selesai Salat Tarawih. Saat itu para jemaah akan menyanyikan lagu sholawat sambil berdiri diiringi tabuhan rebana.
Dilansir dari Liputan6.com, Masjid Saka Tunggal memiliki kaitan erat dengan sejarah dan budaya komunitas Islam Aboge. Mereka melaksanakan berbagai ritual keagamaan dengan dasar kepercayaan kepada leluhur.
Hingga saat ini Masjid Saka Tunggal masih menjadi pusat kegiatan sosial warga setempat.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaSaat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan hanya satu atau dua jenis makanan saja, akan tetapi setiap rumah menyajikan hampir puluhan jenis takjil.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca Selengkapnya