Cerita Kesaksian Korban Selamat Jatuhnya Helikopter M-17, Antara Hidup dan Mati
Merdeka.com - Pada Sabtu (6/6/2020), sebuah helikopter berjenis MI-17 milik TNI AD jatuh di area Kawasan Industri Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kendal. Helikopter itu mengangkut sembilan orang. Atas peristiwa itu, empat orang meninggal di tempat dan lima orang berhasil selamat. Korban yang selamat kemudian dilarikan ke RSUD Soewondo Kendal untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dilansir dari merdeka.com, empat korban yang meninggal adalah Kapten Cpn Kadek, Kapten Cpn Fredi, Kapten Cpn Y. Hendro, dan Lettu Cpn Wisnu. Sementara itu lima korban yang selamat adalah Lettu Cpn Vira Yudha, Praka Nanang, Praka Rofiq, Praka Supriyanto, dan Praka Andi Kurniawan.
Dilansir dari akun YouTube TNI AD, salah seorang korban yang selamat, Praka Andi Kurniawan, bercerita tentang bagaimana dia bisa selamat dari peristiwa maut itu. Dia mengatakan saat itu dia sudah berada di batas antara hidup dan mati. Berikut selengkapnya:
Dapat Firasat dari Anak
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Istri dari Praka Andi, Fika Afna, mengatakan seminggu sebelum terjadinya peristiwa itu, anaknya yang paling kecil tak henti menangis. Selama dua hari itu pula Fika tidak bisa tidur. Merasakan kondisi yang tidak wajar itu, dia kemudian bertanya pada suaminya.
Kemudian pada pagi harinya, Praka Andi meninggalkan rumah untuk bertugas. Tak seperti biasanya, anaknya yang pertama berkata pada ayahnya untuk hati-hati. Padahal sebelumnya dia tak pernah mengatakan itu pada ayahnya.
“’Papah, nanti pulang, ya. Hati-hati,’ kata anak itu. Padahal biasanya dia tidak pernah ngomong seperti itu,” terang Fika dikutip dari YouTube TNI AD.
Ditelpon Anak Sesaat Sebelum Jatuh
Sesaat sebelum helikopter itu jatuh, Praka Andi sempat menelpon anak pertamanya. Saat itu Praka Andi memberi tahu pada anaknya bahwa dia masih berada di udara. Kemudian anak pertamanya itu meminta ayahnya untuk pulang.
Tapi berselang setengah jam setelah percakapan telpon itu, Fika mendapat kabar dari tetangga kalau helikopter yang ditumpangi Praka Andi terjatuh.
“Waktu itu saya dikasih tahu tetangga kalau pesawatnya Om Rofiq jatuh. Padahal di sana juga ada suami saya,” kata Fika.
Antara Hidup dan Mati
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Andi bercerita proses jatuhnya helikopter mulai dari mendarat di tanah hingga meledak yang terjadi hanya dalam hitungan detik. Padahal, waktu proses take off, helikopter itu tidak mengalami kendala berarti.
“Dari landing terakhir sampai crash itu posisinya hanya hitungan detik. Jadi di dalamnya itu saya seperti antara hidup dan mati,” ujar Praka Andi.
Keluar Lewat Pintu Belakang
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Saat di dalam helikopter, Praka Andi mengaku hanya berdua dengan Praka Rofiq. Di sana dia hanya melihat gelap karena kondisi di dalam helikopter sudah pekat dengan asap. Untungnya, Praka Andi dapat keluar melalui pintu belakang.
“Saya keluar dari pintu belakang. Saya orang terakhir yang keluar dari pesawat. Setelah saya keluar pesawat itu meledak,” kata Praka Andi.
Sempat Menolong Penumpang Lain
Praka Andi mengatakan bahwa dia adalah orang terakhir yang keluar dari dalam helikopter sebelum meledak. Oleh karena itu, dia tahu persis siapa saja yang saat itu baru berada di samping ataupun masih berada di dalam helikopter.
“Setelah saya keluar, pesawat meledak. Lalu saya berlari ke kiri untuk menarik Lettu Vira dan Almarhum Kapten Fredy,” terang Praka Andi.
Penyesalan Praka Andi
Praka Andi bercerita bahwa semua kru di pesawat itu merupakan teman-teman seperjuangannya. Oleh karena itu, dia mengaku menyesal karena tidak bisa menyelamatkan kaptennya yang berada di depan.
“Mereka itu teman perjuangan saya. Kami setiap hari ketemu, kita terbang bareng, seperti itu. Jadi rasanya saya sangat menyesal karena saat saya masih sehat, masih segar, masih bisa lari-lari tapi tidak bisa menyelamatkan kapten saya,” kata Praka Andi dikutip dari YouTube TNI AD.
Lettu Vira Meninggal Dunia
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Satu minggu setelah peristiwa maut itu, Sabtu (13/6) Lettu Vira meninggal dunia setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di RS Dr. Kariadi Semarang. Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Puspenerbad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso mengatakan Lettu Vira meninggal setelah mengalami masalah pada paru-paru dan ginjal. Padahal, kondisinya sempat membaik di awal masa perawatan.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Helikopter tersebut dipersiapkan agar dapat menjangkau beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaAtang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.
Baca SelengkapnyaKeduanya telah dievakuasi dengan helikopter ke Timika
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi pesawat dan Helikopter TNI-Polri menghiasi langit Jakarta sekaligus memeriahkan Upacara HUT ke-78 RI pada Kamis (17/8) lalu.
Baca SelengkapnyaBawaslu mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kapolres, tidak ada surat pemberitahuan dari Anies maupun panitia setempat untuk melakukan pendaratan.
Baca Selengkapnya13 kecamatan di Luwu terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaKeduanya menaiki helikopter dan melihat langsung situasi Pelabuhan Merak melalui pantauan udara.
Baca SelengkapnyaMomen Panglima TNI bersama Kapolri lakukan patroli udara dengan helikopter.
Baca SelengkapnyaWanita lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) ini merupakan satu-satunya mekanik wanita di helikopter kepresidenan.
Baca Selengkapnya