Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

6 Jenis Kelainan Seksual Ini Perlu Diwaspadai, Ada Fetish Disorder dan Cara Mengatasi

6 Jenis Kelainan Seksual Ini Perlu Diwaspadai, Ada Fetish Disorder dan Cara Mengatasi ilustrasi gangguan seksual. ©stylecaster.com

Merdeka.com - Seseorang yang menderita gangguan seksual biasanya tidak mengerti dan menyadari kelainan seksual yang diderita. Sering kali kondisi ini bisa menyebabkan penderita tidak nyaman, namun tidak mampu untuk mengatasinya. Bahkan orang-orang di sekitarnya juga kerap terganggu dengan kebiasaan yang dilakukan oleh penderita.

Dilansir dari Mayo Clinic, kelainan seksual merupakan kondisi saat seseorang terangsang dengan membayangkan atau terlibat pada hubungan seksual yang aneh dan dilakukan secara berulang. Gangguan ini bisa menjadi penyimpangan seksual jika penderita membahayakan kondisi fisik atau psikologis orang lain. Kelainan seksual bisa dialami oleh siapa saja, namun umumnya kondisi ini lebih banyak diderita laki-laki dibanding perempuan.

Secara umum, perilaku seksual menyimpang yang muncul secara berulang biasa disebut dengan parafilia. Perilaku ini biasanya melibatkan suatu bentuk aktivitas, objek, baik benda atau orang, untuk memenuhi hasrat seksual. Terdapat beragam jenis kelainan seksual yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti fetisisme, pedofilia, dan lain sebagainya.

Terbaru, sedang viral kasus dugaan gangguan seksual fetish di Twitter. Di mana terduga pelaku meminta korbannya membungkus diri dengan jarik dan mengirimkan fotonya.

Berikut 6 kelainan seksual yang perlu diwaspadai dan bagaimana cara mengatasinya, dilansir dari Mayo Clinic:

Jenis-Jenis Kelainan Seksual

ilustrasi fantasi seksual

©shutterstock.com/White Room

Ada beberapa jenis kelainan seksual yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:

1. Pedofila

Jenis kelainan seksual yang paling umum terjadi ialah pedofilia. Seseorang yang memiliki kelainan seksual ini memiliki fantasi, ketertarikan, atau perilaku seksual menyimpang terhadap anak kecil. Biasanya orang dengan pedofilia memiliki hasrat seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun.

Secara umum, pelaku pedofilia sering meminta anak untuk telanjang, menyentuh organ kelamin anak, dan melakukan aktivitas seksual menyimpang lainnya. Bahkan tak jarang pelaku kerap mengancam korbannya agar tidak melapor ke orang lain.

2. Fetisisme

Fetisisme merupakan kelainan seksual yang menyebabkan penderitanya memiliki gairah seksual terhadap benda mati, seperti kain jarik, celana, sepatu, dan benda mati lainnya. Orang dengan fetisisme sering menggunakan benda-benda tersebut saat berhubungan seksual. Bahkan tak jarang benda mati ini juga dipakai untuk menggantikan hubungan yang sesungguhnya dengan orang lain.

3. Eksibisionisme

Jenis kelainan seksual yang kerap terjadi salah satunya adalah eksibisionisme. Orang yang memiliki kelainan seksual ini sering memamerkan alat kelaminnya kepada orang lain. Hal ini sering dilakukan oleh pelaku untuk mendapatkan kepuasan seksual saat korban terlihat kaget dengan perilaku tersebut.

4. Masokisme

Masokisme merupakan jenis kelainan seksual yang dicirikan kepuasan seksual seseorang yang hanya bisa dicapai saat ia diperlakukan kasar oleh pasangannya. Beberapa orang dengan masokisme bisa berbentuk verbal hingga perlakuan menyakiti fisik yang tidak wajar. Bahkan kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian.

5. Sadisme Seksual

Salah satu jenis kelainan seksual yang paling tidak wajar ialah sadisme seksual. Orang dengan sadisme seksual biasanya hanya bisa mencapai kepuasan seksual setelah melakukan adegan sadis pada pasangannya, seperti teror, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Tak heran, jika pelaku penyimpangan seksual ini sering kali berujung pada hukuman pidana.

6. Voyeurisme

Orang dengan voyeurisme biasanya akan mendapatkan kepuasan seksual setelah menjalankan aksinya dengan mengintip orang lain saat mandi atau berganti pakaian. Namun, umumnya para pengintip tidak bertujuan untuk melakukan pemerkosaan. Umumnya mereka melakukan ini untuk mendapatkan kepuasan pribadi setelah melakukan aksinya.

Penyebab Kelaianan Seksual

Penyebab kelainan seksual hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang sering diduga sebagai pemicu seseorang memiliki gangguan ini, di antaranya:

• Kesulitan mengekspresikan perasaan dan kesulitan memulai hubungan dengan orang lain.

• Mengalami trauma masa kecil, seperti kerap mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain.

• Sering melakukan aktivitas seksual yang menyenangkan terhadap kondisi dan objek tertentu, sehingga ketagihan untuk melakukannya secara berulang.

Cara Mengatasi Kelaianan Seksual

menurun

©www.goodhousekeeping.com

Seseorang yang memiliki gejala kelainan seksual harus segera diatasi. Pasalnya, kondisi ini sangat membahayakan bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Umumnya, kelainan seksual harus mendapat penanganan dari dokter spesialis atau psikiater. Adapun cara mengatasi kelainan seksual yang bisa dilakukan ialah sebagai berikut:

• Melakukan terapi hormon untuk mencegah dorongan seksual yang menyimpang dan berbahaya.

• Menjalankan proses psikoterapi dengan mengubah perilaku dan menerapkan pola hidup sehat.

• Melakukan konseling secara rutin.

• Menghindari segala kegiatan yang meningkatkan risiko terjadinya kelainan seksual.

(mdk/jen)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Penyebab Erotomania yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
5 Penyebab Erotomania yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

Penderita erotomania yakin bahwa orang yang mereka idamkan secara rahasia mencintai mereka, meskipun tidak ada bukti yang mendukung keyakinan tersebut.

Baca Selengkapnya
Mengenal Erotomania, Delusi Merasa Dicintai Orang Lain Padahal Aslinya Tidak
Mengenal Erotomania, Delusi Merasa Dicintai Orang Lain Padahal Aslinya Tidak

Kondisi psikologis yang ditandai dengan delusi seseorang yang meyakini bahwa orang lain mencintainya secara diam-diam.

Baca Selengkapnya
Mengenal Femisida Intim dan Jenisnya, Pembunuhan Perempuan oleh Pasangannya
Mengenal Femisida Intim dan Jenisnya, Pembunuhan Perempuan oleh Pasangannya

Femisida intim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembunuhan perempuan yang dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan mereka.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mengatasi Permasalahan Pubertas dari Sisi Kesehatan, Ketahui Tips Berikut Ini
Cara Mengatasi Permasalahan Pubertas dari Sisi Kesehatan, Ketahui Tips Berikut Ini

Merdeka.com merangkum informasi tentang cara mengatasi masalah pubertas dari sisi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya
Penyebab Gangguan Tidur pada Ibu Hamil, Ketahui Juga Cara Mengatasinya

Mengalami gangguan tidur saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan dapat diatasi.

Baca Selengkapnya
Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis
Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis

Ketua nonaktif BEM UI Melki Sedek Huang yang dituduh melakukan kekerasan seksual kini diserang dengan isu penyuka sesama jenis.

Baca Selengkapnya
Panduan Menghadapi Anak yang Melihat Orangtua Sedang Bercinta, Jangan Panik!
Panduan Menghadapi Anak yang Melihat Orangtua Sedang Bercinta, Jangan Panik!

Berada dalam situasi di mana Anda dan pasangan kepergok anak saat bercinta tentu bisa memicu perasaan yang kompleks. Jangan panik, segera lakukan hal ini.

Baca Selengkapnya
Gejala Sakit Kepala Hormonal, Ketahui Cara Mengatasinya
Gejala Sakit Kepala Hormonal, Ketahui Cara Mengatasinya

Sakit kepala hormonal sering terjadi pada wanita. Ketahui gejalanya.

Baca Selengkapnya
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Dampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil

Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya

Baca Selengkapnya