Merdeka.com - Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang disegani di kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya menjabat tiga tahun sebagai Kapolri, namun Hoegeng telah membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Selain itu, sikap tegas, bersih, sederhana, dan jujur membuat namanya menjadi legenda di kalangan kepolisian. Bahkan dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Pelaku kejahatan bahkan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya.
Namun, karena keberaniannya itulah yang justru membuat Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kapolri. Berikut 5 kisah inspiratif Jenderal Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang pernah dimiliki Bangsa Indonesia.
©2012 Merdeka.com/dok
Salah satu kisah yang melegenda dari seorang Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan pangkat kompol. Di sana, dia membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan jaksa di Medan yang menjadi antek bandar judi.
Berbeda dengan polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan disuap. Barang-barang mewah pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela. Baginya, lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup itu ia tiru dari mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Advertisement
buku hoegeng/sinar harapan
Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso pernah dirayu seorang pengusaha cantik keturunan Makassar-Tionghoa yang terlibat kasus penyelundupan. Perempuan itu meminta Hoegeng agar kasus yang dihadapinya tidak dilanjutkan ke pengadilan.
Walaupun Hoegeng menolak, pengusaha cantik itu tidak menyerah. Dia terus mengirim berbagai hadiah mewah yang dikirim ke alamat Hoegeng. Tapi Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah itu langsung dikembalikan kepada Hoegeng.
Hal ini berbeda dengan koleganya di kepolisian dan kejaksaan. Banyak pejabat yang mau menolong wanita itu. Hoegeng pun hanya mengelus dada melihat tingkah laku koleganya itu.
©2013 Merdeka.com
Dilansir dari merdeka.com, Kapolri Jenderal Hoegeng pernah dihadapkan pada kasus pemerkosaan seorang penjual telur bernama Sumarijem di Yogyakarta. Padahal dalam kasus tersebut anak seorang pejabat dan anak pahlawan revolusi diduga ikut menjadi pelakunya. Hoegeng sadar kasus di pengadilan waktu itu penuh rekayasa, Hoegeng siap mengusut tuntas kasus tersebut.
Pada akhirnya Hoegeng membentuk tim khusus bernama “Tim Pemeriksa Sum Kuning”. Tim itu ia bentuk pada Januari 1971. Namun entah mengapa Presiden Soeharto meminta kasus ini tidak lagi ditangani Soeharto melainkan Tim Pemeriksa Pusat Kopkamtib. Akhirnya pada Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan dari jabatan Kapolri. Beberapa pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus tersebut.
“Perlu diketahui bahwa kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapapun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi kalau salah tetap kita tindak,” ujar Hoegeng waktu itu.
Advertisement
©2012 Merdeka.com/dok
Jenderal Hoegeng berpendapat, tugas polisi adalah mengayomi masyarakat. Baik itu dari pangkat tertinggi sampai terendah. Oleh karena itu, Hoegeng merasa tidak pernah malu untuk turun langsung ke lapangan mengambil alih tugas polisi yang kebetulan sedang tidak ada di tempat. Jika terjadi kemacetan, Hoegeng akan menjalankan tugas sebagai polisi lalu lintas.
Dalam menjalani kesehariannya di kantor, Hoegeng merupakan sosok yang disiplin. Dia selalu tiba di mabes Polri sebelum pukul 07.00. bahkan sebelum sampai ke kantor, dia menyempatkan diri dulu untuk memantau situasi lalu lintas dan kesiapsiagaan aparat kepolisian di jalan.
buku hoegeng/sinar harapan
Meski tak lagi menjabat sebagai Kapolri, Hoegeng tetap memberi perhatian khusus pada institusi tempat ia dulu bekerja. Pada 1977, dia mendapat laporan dari seorang perwira menengah polisi kalau ada dugaan korupsi di sejumlah perwira tinggi. Atas laporan itu, Hoegeng langsung mengirim memo kepada Kapolri saat itu Jenderal Widodo Budidarmo. Isinya, Hoegeng mengkritik habis-habisan perilaku polisi bergaya hidup mewah.
Karena tak kunjung mendapat balasan, Hoegeng lantas membocorkan dugaan korupsi itu ke beberapa media. Tak lama kemudian meledaklah kasus dugaan korupsi mencapai Rp 6 miliar. Setelah diusut, diketahui kasus itu menyeret sejumlah nama seperti Deputi Kapolri Letjen Polisi Siswadi dan tiga perwira lainnya. Mereka kemudian divonis bersalah.
Advertisement
7 Minuman Kesehatan untuk Hidrasi Tubuh, Segar dan Kaya Manfaat
Sekitar 1 Jam yang laluResep Bajigur Berbagai Bahan, Minuman Hangat Menyegarkan
Sekitar 4 Jam yang lalu26 Mei: Meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jemaah Ahmadiyah
Sekitar 6 Jam yang laluBacaan Doa Rabithah, Lengkap Beserta Arti dan Keutamaannya
Sekitar 17 Jam yang laluResep Kue Nagasari Lembut dan Legit, Camilan Ringan Mudah Dibuat
Sekitar 17 Jam yang laluPotret Arsyah Rasyid, Sosok Eksekutif Muda Sukses yang Punya Kehidupan Mentereng
Sekitar 18 Jam yang laluPenyebab Pusing Setelah Tidur Siang, Ketahui Cara Mengatasinya
Sekitar 18 Jam yang laluPolisi Ungkap Penyalahgunaan Puluhan Ton BBM Bersubsidi, Kerugian hingga Rp4 Miliar
Sekitar 19 Jam yang laluAkibat Pemanasan Global, Pakar UGM Ungkap Penyebab Banjir Rob Pesisir Utara Jawa
Sekitar 20 Jam yang laluWisata Batang Populer dan Menarik, Bisa Jadi Destinasi Liburan Asik
Sekitar 21 Jam yang laluBegini Detik-Detik Gelombang Pasang di Pantai DIY Terekam Kamera, Menegangkan
Sekitar 21 Jam yang laluFerry Maryadi Pernah Ditawari Perankan Karakter Lupus, Begini Perjalanan Kariernya
Sekitar 21 Jam yang laluBawa Setumpuk Uang ke Bank Pakai Kantong Plastik, Aksi Pria Ini Curi Perhatian
Sekitar 21 Jam yang laluSiswi SMP di Kebumen Disetubuhi dan Dibunuh Teman Sendiri, Pelakunya di Bawah Umur
Sekitar 22 Jam yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 5 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 14 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 15 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 17 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluStarbucks Resmi Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun Beroperasi
Sekitar 2 Hari yang laluPenampakan Pyongyang Bak Kota Mati Akibat Covid-19
Sekitar 1 Jam yang laluMenag Harap Kebijakan Saudi Larang Warganya Masuk Indonesia Segera Dicabut
Sekitar 3 Jam yang laluPuan Ingatkan Pemerintah: Temukan Formula yang Tepat Sebelum Hapus PPKM
Sekitar 16 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 19 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami