Tekanan Darah Tinggi, Kajati DKI Belum Bisa Divaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Sebanyak 19 orang perwakilan dari tenaga kesehatan, pejabat publik, dan tokoh masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19 di Balai Kota Jakarta. Namun, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Asri Agung Putra belum mendapat vaksinasi karena tekanan darah yang tinggi.
"Tadi juga Pak Kajati tidak memenuhi syarat karena ada tensi yang tinggi, jadi sementara juga tidak dilakukan vaksinasi," kata Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Supardi usai menjalani vaksinasi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (15/1).
Dia menceritakan tidak ada kondisi apapun yang ia rasakan setelah mendapat suntikan vaksin Sinovac. Jika beberapa orang mengaku merasakan pegal dan mengantuk, namun dia mengatakan, tidak ada pengalaman tersebut yang dirasakan.
Oleh karena itu, Supardi mengingatkan masyarakat agar tidak perlu menolak vaksin untuk menekan penularan Covid-19 di DKI Jakarta yang cukup tinggi.
"Katanya ada pegal, ini saya sampai sekarang juga belum ada rasa pegal apapun. Jadi untuk itu, kepada seluruh elemen masyarakat nanti yang mendapat kesempatan dan memang pada saatnya nanti akan dapat kesempatan tidak perlu ragu untuk melakukan vaksinasi," imbaunya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan 3 unsur yang terdiri tenaga kesehatan, pejabat publik, dan tokoh masyarakat, itu terpilih berdasarkan hasil survei yang dilakukan Pemprov DKI kepada masyarakat, tentang siapa yang dipercaya terkait Covid-19.
"Karena itulah, pada hari ini yang berada di tempat ini adalah tiga unsur yang paling dipercaya oleh masyarakat," ucap Anies.
Anies menambahkan, kepada tiga unsur tersebut nantinya menjadi pihak pertama yang nanti akan menjadi rujukan masyarakat tentang pentingnya vaksinasi untuk menekan penularan Covid-19.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan, vaksinasi menjadi penting agar warga tidak terpapar dengan virus yang telah menelan korban jiwa cukup tinggi di Jakarta. Namun, ia juga mengingatkan agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan kendati telah mendapat vaksin.
"Pesan penting dalam program vaksinasi ini adalah alhamdulillah kita bisa terlindungi, sekarang jadi tanggung jawab kita melindungi yang lain agar yang lain tidak terpapar, itu sebabnya untuk masyarakat luas juga meskipun sudah mendapat vaksin maka kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," ujar Anies.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menjelaskan, proses vaksinasi akan ada penapisan atau skrining untuk mengetahui riwayat penyakit penyerta. Sebab, tidak semua warga yang memiliki penyakit penyerta atau disebut dengan komorbid, tidak dapat menerima vaksin Covid.
Ia mencontohkan, seseorang dengan riwayat diabetes melitus tetap bisa mendapat vaksin dengan catatan kadar gulanya tetap terkontrol. Begitu pula dengan penderita hipertensi, jika tekanan darahnya tetap stabil vaksin tetap akan bisa disuntikkan.
"Tetap akan ada penapisan apakah memang bisa disuntik atau tidak. Jika ada riwayat hipertensi selama tekanan darahnya terkontrol tentunya bisa mendapat vaksinasi begitu juga diabetes melitus terkontrol bisa diberikan," ujarnya.
Widya menambahkan, jumlah masyarakat yang akan menerima vaksinasi Covid-19 di ibu kota mencapai 7,9 juta orang. Menurut Widya, data tersebut berdasarkan batas usia antara 18-59 tahun. Selain itu, jumlah tersebut vaksinasi terbanyak yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Ini merupakan sasaran vaksinasi terbanyak, karena kami pernah melakukan vaksinasi secara program massal gini paling banyak sekitar 2 juta," kata Widyastuti.
Dengan jumlah tersebut, dosis vaksin yang dibutuhkan yakni sekitar 15-16 juta. Menurut Widyastuti hal tersebut guna mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca Selengkapnya