Selain polisi, ormas tak berhak sweeping di bulan Ramadan

Merdeka.com - Tempat hiburan malam meminta polisi menindak tegas ormas atau pihak-pihak yang tak bertanggung jawab kemudian melakukan sweeping di tempat usaha mereka. Para pengusaha

tempat hiburan malam di Jakarta tak ingin ada kelompok-kelompok yang main hakim sendiri.

"Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri. Kalau mereka bilang kami tidak bisa operasi, siapa mereka kan mereka tidak berwenang. Kami tetap taat pada aturan dan kepolisian. Polisi yang berwenang sweeping, bukan yang lain," ungkap Ketua Tempat Hiburan Se-Indonesia, Adrian Mailite kepada wartawan, usai pertemuan dengan kepolisian di Mapolda Metro Jaya, Selasa (24/7).

Adrian menambahkan, sebelum bulan Ramadhan, pihaknya selalu melakukan komunikasi dengan ormas yang ada di Jakarta seperti FBR dan juga Front Pembela Islam (FPI). Komunikasi itu hingga kini berlangsung lancar.

"Mereka kalau di luar berteriak-teriak. Tapi kalau ketemu kita, mereka nggak ada teriak-teriak," katanya sambil tertawa.

"Komunikasi baik. Mereka hanya minta kita tutup, tapi kami hanya tunduk sama polisi dan aturan. Kami tutup karena ada perdanya, bukan karena mereka," tambahnya.

Adrian juga mengimbau ada baiknya ormas melaporkan ke pihak berwenang jika menemukan tempat hiburan yang melanggar jam operasional.

"Kalau mereka temukan ada yang membandel, laporkan ke polisi. Kami sangat hargai itu," papar pemilik tempat hiburan Golden Crowne, Glodok, Jakarta Barat ini.

Selama bulan puasa, tempat hiburan seperti diskotek, mandi uap, sauna, spa, dan pijat yang di luar hotel dilarang beroperasi sama sekali. Sementara jika di dalam hotel, jam operasionalnya dibatasi. Sedangkan tempat hiburan seperti karaoke dan live music jam operasionalnya pukul 20.30-01.30 WIB, billiard pukul 10.00-24.00.