Pangdam Jaya Sebut Sejumlah RT RW Buka Jalan Tikus Menuju Jakarta Saat PPKM Darurat
Merdeka.com - Sejumlah kendaraan masih berusaha masuk Jakarta karena kantor mereka tidak memberlakukan kerja dari rumah selama kebijakan PPKM Darurat. Tetapi, dikarenakan sejumlah jalan utama disekat, mereka coba melintas memanfaatkan jalur tikus.
Hal itu diakui Pangdam Jaya Mayjen TNI Mulyo Aji. Bahkan menurutnya, ada sebagian RT, RW malah membantu masyarakat menemukan jalan tikus.
"Beberapa kita lihat bahwa sebagian di antara rekan-rekan yang seharusnya membantu kami berusaha untuk mengurangi mobilitas, justru mereka membuka peluang. Seperti buka pintu jalan-jalan kecil, sehingga kembali Jakarta yang kita pusatkan di sini untuk bisa mengurangi kepadatan dan mengurangi mobilitas mereka, akhirnya tetep saja bisa masuk," kata Mulyo Aji saat melakukan pengecekan penyekatan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/7).
"Maka dari itu kita perlu memberikan stressing kepada RW, RT, kemudian yang memiliki wilayah di perumahan untuk supaya membantu. Karena ini adalah demi kemanusiaan," sambungnya.
Tetapi, lanjut Mulyo, ada juga RT RW yang bekerja sama dengan baik agar kebijakan PPKM Darurat ini bisa berjalan efektif.
"Sebagian besar sudah bekerja bagus, tetapi yang ada adalah tadi berapa kita temukan itu memberikan peluang orang-orang berjalan. Memberikan orang peluang yang artinya berjalan, artinya apa? Artinya di RT RW tadi pasti bisa kena penyakit, yang indikator kinerja RW, RT, kelurahan itu adalah berkurangnya jumlah orang yang terkena Covid-19," sebutnya.
"Nah kalau ada orang lewat keluar-masuk di wilayahnya, artinya apa. Dia bisa kena, indikatornya pada mereka juga, enggak akan berkurang dan tidak akan hilang. Itulah yang kami mau," tambahnya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, pekerjaan degan menyekat sejumlah ruas jalan utama untuk mengurangi mobilitas warga bukan hanya pekerjaan TNI-Polri serta Pemda saja.
"Tolong jelaskan, tolong sampaikan kepada masyarakat ini pekerjaan mereka bukan pekerjaan kami saja. Kami di sini bekerja atas nama kemanusiaan, indikator TNI-Polri, Pemda sama. Satu untuk bisa membatasi mobilitas, kedua berkurangnya jumlah orang yang terkena penyakit atau Covid," jelasnya.
Dia yakin jika seseorang memilih tetap berada di rumah dan tidak berpergian, maka secara otomatis virus Covid-19 akan mati dengan sendirinya.
"Logikanya kalau orang bepergian dengan menggunakan perlengkapan yang jelas, seperti saya ini Insya Allah tidak terjadi masalah. Begitu ada, berarti ada. Ada mobilitas, ada dan lain-lain. Kenapa kalau di Jakarta titiknya tersebar, karena ada mobilitas," tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Menurutnya, pekerjaan untuk menjaga dan mengurangi mobilitas bukan hanya tugas dari aparatur negara saja.
"Sekarang sudah ada, Danramil, Kapolsek, Babinsa, Bhabinkamtibmas sudah berjaga. Cuma kan jalan tikus ini kan, namanya juga jalan tikus, kecil-kecil toh, banyak ini lobang tikus ini. Nah kalau hanya mengandalkan aparatur TNI-Polri, saya kira tidak, padahal Covid. Karena Covid ini musuh bersama. Contoh gang depan ini, kalau semua gang dijaga polisi enggak mungkin, berapa butuh kita," ujar Fadil.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI
Baca SelengkapnyaKhusus di Jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin, penutupan jalan dilakukan mulai hari ini, Minggu (31/12) dari pukul 19.00 Wib sampai Senin (1/1) pukul 01.00 Wib
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji mana jalan terbaik untuk bisa memitigasi polusi udara.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta kembali menggelar "Malam Muda Mudi" untuk menyambut pergantian tahun dari 2023 ke 2024. Kali ini kegiatan itu dibagi dalam enam segmen.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca Selengkapnya