Mereka meninggal setelah sulit mendapat ruang di rumah sakit
Merdeka.com - Kasus pasien tak mampu yang ditolak rumah sakit semakin banyak terjadi. Tidak hanya di daerah, di Jakarta pun kasus serupa juga banyak terjadi.
Baru-baru ini peristiwa penolakan pasien dialami oleh bayi kembar, Dera Nur Anggraini. Dera lahir prematur dan memiliki gangguan pernapasan. Saat itu, ayah dan kakek Dera hampir mendatangi lima rumah sakit yang berada di Jakarta. Namun, kelima rumah sakit itu menolak dengan alasan ruang perawatan penuh dan alasan lain peralatan medis kurang memadai.
Nasib yang sama juga dialami oleh Zara Naven, bayi mungil berusia 3,5 bulan. Zara mengembuskan napas terakhirnya lantaran saldo Jamkesda-nya tak cukup untuk biaya operasi jantung. Bayi Zara ditolak oleh RS Harapan Kita saat hendak operasi. Akibat penanganan yang terlambat, akhirnya bayi mungil itu meninggal dunia.
Kasus ketiga kini menimpa Hikmah Fitriatul, bayi berusia 1 tahun 3 bulan. Hikmah mengidap gizi buruk dan infeksi paru-paru. Bayi Hikmah meninggal juga karena telat ditangani oleh pihak rumah sakit. Hikmah ditolak RSCM karena ruang di rumah sakit tersebut penuh.
Terakhir, kasus keempat menimpa Ana Mudrika, 15 tahun. Ana yang menderita penyakit paru-paru telat mendapat perawatan. Ana juga ditolak empat rumah sakit meski pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Sebelum meninggal, Ana sempat dirawat di Rumah Sakit Firdaus selama dua hari. Karena tidak mendapatkan pelayanan maksimal, kedua orangtua Ana kemudian memutuskan memindahkan Ana.
Setelah dari rumah sakit Firdaus, Ana kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mulyasari. Sayang, di rumah sakit itu Ana ditolak dengan alasan tidak bekerjasama dengan pemerintah sehingga tidak menerima pasien KJS.
Kemudian Ana dibawa ke Rumah Sakit Islam Sukapura. Hasilnya juga sama, ditolak. Endang tak patah arang, dia langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit Pelabuhan dan lalu ke RSUD Koja. Dua rumah sakit itu juga ditolak.
Namun, saat mendapat penolakan dari RSUD Koja, Endang tiba-tiba ditelepon pihak rumah sakit Islam Sukapura. Setelah sempat menolak, rumah sakit itu akhirnya menerima.
Setelah dirawat di sana baru satu hari, Ana mengembuskan napas terakhirnya, Sabtu (9/3) sekitar pukul 09.00 WIB. Orangtua Ana mengaku bahwa anaknya mengidap penyakit paru-paru sejak enam bulan terakhir.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaPada saat kita bangun tidur, berbagai hal mungkin terjadi pada diri kita termasuk munculnya bau ketiak yang tak sedap.
Baca SelengkapnyaMinum kopi di malam hari bisa tidak berdampak pada sejumlah orang.
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaMunculnya rasa haus saat berpuasa bisa terjadi akibat sejumlah kesalahan berikut yang kita lakukan.
Baca Selengkapnya