Merdeka.com - Ada fakta lain dalam terungkapnya kasus penyerobotan lahan yang melibatkan anggota Provost Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, Bripka Madih. Sebaliknya, justru Bripka Madih yang dituding menyerobot lahan milik warga.
Warga mengaku menerima teror. Bahkan tindak intimidasi oleh Bripka Madih. Hal tersebut disampaikan oleh ketua RW RT 04 RW 03 Kelurahan Jatiwarna, Nur Asiah Syafris.
Dia menyebut, kasus intimidasi itu terjadi sejak 12 tahun terakhir. Padahal, lahan itu sudah dihibahkan orangtua Madih kepada almarhum Boneng, sekitar tahun 1992.
"Warga kami mengadu bahwa bapak Bripka Madih ini sekitar jam 14.00 WIB membawa rombongan sekitar 10 orang yang bukan warga kami memasang patok di depan rumah warga kami," ujar Nur kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2).
Nur menceritakan, salah seorang warganya tiba-tiba dihampiri segerombolan orang yang bukan warga sekitar bersama dengan Bripka Madih.
"Nah warga sekitar saya ini disatroni oleh orang enggak dikenal. Mungkin kalau tetangga kenal enggak masalah dong. Tapi ini didatangi oleh orang yang enggak dikenal, yang dikenal cuma Pak Madih. Yang nemenin beliau ini bukan warga kita, dia masang, dia gali lubang," tutur dia.
Lanjut, tindakan lainnya Madih yakni dengan meneror warga sekitarnya dengan mencaci maki. Nur pun memberikan contoh, saat ada warganya yang hendak memasang lampu jalan depan rumah Mahdi.
Bahkan warga yang hendak memasang lampu itu hampir terlibat perselisihan dengan anggota Provost Polsek Jatinegara itu.
"Contoh, kita masang lampu jalan nih, sama dia dicopot, orangnya (yang masang) dimaki-maki. Itu salah satu contoh," ujar Ketua RW.
"Nah kemudian yang masang karena ini jalan umum tapi karena dipasang di depan rumah beliau, nah yang masang ini akhirnya hampir baku hantam dan kita yang nyelesaiin. Itu ada dari RW yang sebelumnya," lanjut dia.
Advertisement
Tidak berhenti sampai di situ, tindakan Madih bahkan sempat membahayakan warga sekitarnya dengan memasang sebuah tiang yang dialiri listrik. Nur pun beranggapan dipasangkan tiang itu supaya warga tidak bisa melalui jalan sekitar.
"Bisa langsung ditanya warga saya yang mengalami. Jadi dia masang tiang listrik itu dialiri setrum. Untungnya enggak ada yang kesetrum," tegas dia.
Hingga puncaknya, Madih secara sepihak mematok lahan yang diakui masih miliknya. Terlebih saat mematok lahan itu pun, Madih tengah memakai seragam dinas kepolisiannya bersama warga yang bukan dari lingkungan sekitar.
"Baru tanggal (31/1) kemarin di depan rumah warga kita persis, pas pada saat dia giring bawa alat buat maculin buat masang itu (patok lahan)," tutup Nur.
Sementara itu, Polda Metro Jaya mengungkap duduk perkara kasus penyerobotan tanah yang melibatkan Anggota Provost Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, Bripka Madih.
Sebelumnya, Bripka Madih mengaku dimintai uang oleh penyidik saat melaporkan kasus tanah tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum, Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, lahan tanah yang dijual oleh orangtua Madih sebanyak 10 lahan. Satu lahan yang dihibahkan kepada orang lain atas nama almarhum Boneng. Proses penjualan itu terjadi dalam rentang waktu tahun 1979-1992.
"Kalau dari data kami, kami temukan 10 AJB (Akta Jual Beli) yang dijual langsung orangtuanya pak Madih atas nama almarhum Tongek, dicap jempol terhadap berbagai pihak. Sudah dijual sampai kurun waktu tahun 79-92," jelas Hengki saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2).
"Kemudian selanjutnya juga kami perlu jelaskan disini, ada satu surat menyatakan ada hibah tanah dari orangtua Bripka Madih ini atas nama Alm Tongek kepada Alm Boneng. Itu yang menyerahkan langsung Bripka Madih, ditandatangani oleh Bripka Madih dan di BAP Bripka Madih juga mengakui," sambungnya.
Advertisement
Adapun lahan yang dihibahkan tersebut seluas 1.600 meter persegi. Namun pada tahun 2011, Madih menyangkal. Lahan hibah itu diklaim masih miliknya. Bripka Madih lalu menuding ada pihak yang mengambil lahan miliknya.
Polisi yang menelisik laporan tersebut pun sudah menemukan hasilnya. Keluarga Bripka Madih menyetujui perihal lahan 1.600 meter persegi yang dihibahkan yang disebut sebagai penjualan tanah.
"Terkait LP pada tahun 2011, Pak Madih menyampaikan bahwa yang dituntut adalah tanah seluas 3.600 meter persegi. Padahal LP pada tahun 2011 itu yang dipermasalahkan hanya 1.600 meter persegi," pungkas Hengki.
"Yang kedua, Pak Madih menganggap dari 3.600 meter ini tidak pernah dijual sama sekali. Hasil tadi musyawarah tadi, dari 3.600 meter tidak pernah dijual sama sekali. Padahal dalam laporan 2011 itu, saksi yang notabene berasal dari keluarga Bripka Madih itu sudah mengakui ada penjualan-penjualan itu," tutur Dirkrimum.
Sebelumnya, protes Bripka Madih ini viral di media sosial. Dalam video yang beredar luas itu, ia menyampaikan diminta uang sebesar Rp100 juta agar laporan itu bisa diselidiki.
Tak hanya uang ratusan juta rupiah, penyidik juga disebutkan meminta sebidang tanah seluas 1.000 meter.
Adapun oknum polisi yang melakukan tindak pemerasan itu merupakan pensiunan kepolisian sejak tahun lalu.
"Kemudian penyidiknya yang disebutkan atas nama TG, merupakan purnawirawan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/2).
Merujuk pada pengakuan Bripka Madih, TG yang kala itu masih bertugas sebagai penyidik disebut menangani perkara yang dilaporkan pada tahun 2011 oleh Halimah, ibu Madih. Dia dituding meminta jatah Rp100 juta.
"Yang bersangkutan sejak tahun 2022 pensiun pada Oktober 2022," sebutnya.
Trunoyudo mengatakan, penyidik akan melakukan konfrontasi terhadap Madih dan TG. "Akan melakukan konfrontasi antara Bripka M dan penyidik berinisial TG yang saat ini sudah purna tugas," ucapnya.
Di sisi lain, Trunoyudo juga menyebut pengusutan kasus yang dilaporkan orang tua Bripka Madih sampai saat ini masih berjalan. Belasan saksi telah dimintai keterangan.
"Jadi tidak benar kasus ini terhenti atau tidak dilakukan perkembangan, 16 Saksi diperiksa, termasuk saksi pembeli dan juga satu terlapor dalam hal ini atas nama Mulih," kata Trunoyudo.
[rnd]Baca juga:
Bripka Madih akan Dikonfrontir dengan Penyidik Polda Metro Minta Rp100 Juta dan Tanah
Heboh Bripka Madih Diperas Penyidik, Satgas Saber Pungli Tak Lagi Bertaji?
Protes di Medsos, Bripka Madih Malah Terancam Sederet Pelanggaran Etik Sampai Pidana
Duduk Perkara Aduan Bripka Madih soal Penyerobotan Tanah hingga Viral di Media Sosial
Polda Metro Jaya Bongkar Kasus Bripka Madih, Dilaporkan Dua Kali Terkait KDRT
Advertisement
Heru Budi Harap LRT Jabodebek Bisa Kurangi Kemacetan di Jakarta
Sekitar 6 Menit yang laluBerburu Takjil di Jalan Panjang Kebon Jeruk, Lokasi Favorit Pekerja Beli Menu Berbuka
Sekitar 6 Menit yang laluIni Aturan Buka Puasa di KRL, MRT dan Transjakarta Selama Ramadan 2023
Sekitar 2 Jam yang laluMario Dandy Diduga Sebar Video Penganiayaan ke Kakak Kelas David di Pangudi Luhur
Sekitar 2 Jam yang laluDiduga Depresi dan Ikut Tawuran di Palmerah, Seorang Pria Tewas Dibacok
Sekitar 3 Jam yang laluPacar Mario Dandy Bakal Jalani Sidang Tertutup di PN Jaksel, Ini Alasannya
Sekitar 4 Jam yang laluMario Dandy Diduga Sengaja Sebar Video Penganiayaan David untuk Banggakan Diri
Sekitar 5 Jam yang laluKasus Penganiayaan Mario Dandy Cs Digelar di PN Jaksel
Sekitar 5 Jam yang laluCekcok Dipengaruhi Miras, Pria di Tanah Abang Dibunuh Teman Tongkrongan
Sekitar 6 Jam yang laluBahagianya Warga Jakarta, Angkutan Umum Sepi & Jalanan Lengang di Hari Pertama Puasa
Sekitar 8 Jam yang laluAnak AG Lebih Cepat Dilimpahkan Dibanding Mario Dandy-Shane, Ini Penjelasan Polisi
Sekitar 9 Jam yang laluKelab Malam Hingga Tempat Mandi Uap di Jakarta Dilarang Buka Selama Ramadan
Sekitar 11 Jam yang laluCuti Bersama Hari Raya Nyepi, Ganjil Genap Tidak Berlaku Hari Ini
Sekitar 11 Jam yang laluAyah David Tutup Rapat Pintu Maaf Mario Dandy Cs: Mintalah Pada Tuhan Pengampunan Itu
Sekitar 12 Jam yang laluPak Polisi Baik Hati Bantu Sopir Truk di Pinggir Jalan, Aksinya Ramai Dipuji
Sekitar 4 Jam yang laluAgar Tak Ada Lagi Suap Masuk Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluKeluh Kesah Pengemudi soal Strobo Polisi Terlalu Silau Dibarengi Sirine Melengking
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Kapolri Koreksi Pengawalan Pakai Strobo & Sirine "Suaranya Bising Mengganggu!"
Sekitar 8 Jam yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 3 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 1 Minggu yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: PSM Makassar Bisa Kunci Gelar di Madura, Persib Perpanjang Napas
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Ondrej Kudela Menghilang dari Sesi Latihan Persija, Ada Apa?
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami