Cerita dari para penghuni Kampung Pelangi
Merdeka.com - Warna warni kampung pelangi di Muara Kamal, Penjaringan, Jakarta Barat menarik perhatian komunitas grafiti dan mural. Mereka ingin berpartisipasi mempercantik kampung Muara Kamal. Namun, sayangnya antusiasme tersebut belum dapat terpenuhi karena stok cat belum tersedia.
"Banyak komunitas grafiti sama mural yang datang, tapi kita belum bisa izinkan karena catnya belum datang lagi,” ujar Lurah Kamal Muara Dwi Pandji saat ditemui, Senin (19/3).
Salah satu pelukis mural yang karyanya sudah terpampang di kampung pelangi adalah Khairul Abubakar. Dia menceritakan alasannya turun tangan mempercantik kampung pelangi.
"Sudah ada dua lukisan, yang hiu yang di jalanan sama yang di masjid. Nanti bakal dilukis lagi tempat lainnya, konsepnya sendiri berkaitan sama bahari," ujar pria yang akrab disapa Yuy ini.
Dalam sehari Yuy dan rekannya dapat menghasilkan 1 gambar. Tingkat kesulitan dalam tiap gambar yang dilukisnya berbeda-beda.
Kampung pelangi lahir dari gotong royong warga. Bermodalkan cat sumbangan, warga bergotong royong mengecat jalanan, tanggul, hingga rumah mereka masing-masing dengan warna-warna cerah yang dapat menarik mata wisatawan.
"Catnya ini dapat dari dana pemerintah, lalu ada dari perusahaan di sekitar Muara Kamal, dan dari swadaya masyarakat sendiri," lanjut Dwi Pandji.
Salah satu warga, Mariyam mengaku mengecat sendiri warung miliknya. Dia rela merogoh dana dari kantong sendiri demi keindahan kampung pelangi.
"Ini saya cat sendiri, dari cat sisa yang bekas ngecat jalanan. Seneng ada program ini. Jadinya kan kampung kita bagus warna-warni," kata Mariyam.
Warga lain, Ilyas tak mau kalah. Dia mengecat rumahnya dengan pola polkadot. Dia senang dengan adanya kegiatan semacam ini. Selain dapat menuangkan kreativitasnya, dia juga senang karena rumahnya dijadikan objek berfoto para pengunjung.
"Senang ada kegiatan kayak gini, jadi ramai banyak pengunjung," katanya.
Ketua RW 04 Supardi berharap kegiatan seperti ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk warganya tapi juga untuk pengunjung kampung Muara Kamal. Di samping itu, dia berharap program ini meningkatkan perekonomian warga.
"Ini kan baru banget programnya, tapi saya berharap ke depannya perekonomian masyarakat bisa meningkat dan terbantu," harapnya.
Reporter: Lady FariscoSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.
Baca SelengkapnyaPohon itu dikeramatkan oleh warga setempat. Bahkan warga sengaja membangun pagar besi mengelilingi pohon keramat itu
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaPelaku ternyata juga pernah melakukan pembakaran serupa di kampung tetangga.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca Selengkapnya