Terinspirasi Penggembala, Guru SD di Sumedang Sukses Jual Tas Berbahan Daun Lontar
Merdeka.com - Seorang guru Sekolah Dasar (SD), di Desa Cikaramas, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses membuat tas berbahan utama daun lontar. Dari kreasi uniknya itu, sejumlah produknya berhasil terjual hingga ke luar Pulau Jawa.
Menurut pria bernama Dayat (56) itu, tas berbahan alam buatannya bernama Kapek dan terinspirasi dari budak angon alias penggembala hewan ternak.
“Pertama memakai itu hasil membeli dari budak angon (Bahasa Sunda Penggembala), dan kemudian kami tertarik,” katanya, dikutip dari YouTube SMTV Digital Sumedang, Rabu (8/6).
Talinya Dibuat Dari Akar
Abah Gurday (sapaannya) mengatakan jika hasil kerajinan yang sudah Ia tekuni sejak 2005 itu memang sepenuhnya berbahan alam.
Daun lontar, Abah Gurday pakai untuk bahan utama di body tas. Kemudian untuk pelapisnya, digunakan daun danas sabrang atau cangkuang. Dan, untuk talinya digunakan akar kulit waru atau pisang.
“Tas ini awalnya kami lihat sangat antik, karena tidak dipakai oleh masyarakat luas dan hanya dipakai khusus oleh penggembala,” lanjut pria yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sindang, Surian tersebut.
Mampu Membuat 10 Tas dalam Sehari
Tas daun lontar Sumedang
©2022 YouTube SMTV Digital Sumedang/ Merdeka.com
Disebutkan Abah Gurday, dalam sehari ia mampu mengerjakan tas tiga hingga sepuluh unit saja karena hanya dikerjakan seorang diri. Walau begitu, ragam bentuk tas dengan berbagai ukuran bisa Ia ciptakan.
Untuk proses penyempurnaannya Abah Gurday biasa menyelesaikannya selama kurang lebih tiga hari, dengan per tasnya bisa Ia selesaikan selama 30 menit.
Asal usul nama Tas Kapek sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya silahkan dipakai. Nama itu Ia dapatkan saat pertama kali membelinya ke seorang penggembala.
Dijual Mulai dari Rp70 Ribu
Untuk satu tasnya sendiri, Abah mematok harga sebesar Rp75 ribu hingga Rp350 ribu sesuai jenis dan kerumitan tas yang dibuat. Tas berukuran paling besar dengan model gendong sendiri, disebut Abah Gurday, bisa membawa beban seperti laptop.
Untuk pemesanan, Abah mengaku tidak menjualnya di mana-mana. Dana hanya fokus di rumahnya yang bisa dihubungi melalui kontak di akun Whatsapp. Para pemesannya datang dari Sumedang, Cianjur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera hingga Bali.
“Tas dari budak angon ini kemudian kami coba pertahankan hingga sekarang, dan alhamdulillah berjalan lancar walaupun masih terkendala,” lanjutnya.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca SelengkapnyaOrang Desa Ingin Maju, Wanita Lulusan SMP ini Sukses Buka Usaha Durian & Salak Tiap Minggu Kirim 80 Ton ke Luar Negeri
Hanya lulusan SMP, Sri mampu berjaya dengan usaha ekspor buah-buahan lokal.
Baca SelengkapnyaTiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tanaman Ini Ternyata Bisa Jadikan Hidangan Lebih Harum, Apa Saja?
Bumbu dapur yang berbahan dasar tanaman pun memiliki peran yang tak terbantahkan.
Baca Selengkapnya40 Pantun Bahasa Sunda Lucu Dijamin Mengocok Perut dan Bisa Cairkan Suasana
Berikut pantun Bahasa Sunda lucu yang cocok jadi referensi cairkan suasana.
Baca SelengkapnyaMiliki Kebun dan Produk Lemon, SMAN di Sumedang Ini Latih Para Siswa jadi Entrepreneur
Sekolah ingin para siswa memiliki kemampuan bertani untuk menghadapi isu ketahanan pangan di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaParah! Guru di Sumsel Tega Lecehkan Muridnya di Pinggir Jalan
Modus guru tersebut mulanya membentu murid tersebut lalu di ajak makan mi ayam.
Baca SelengkapnyaDulu Bantu Jualan dan Pernah Diusir Pemilik Kontrakan, Tak Disangka Anak Pedagang Gorengan kini Kerja di Lembaga Terbesar Jepang
Simak cerita inspiratif anak pedagang gorengan yang sukses jadi peneliti di Jepang.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnya