Sejarah 6 Juli 1967 : Perang Saudara antara Nigeria dengan Biafra

Merdeka.com - Salah satu konflik internal di Afrika Barat yang mendapat banyak perhatian dunia internasional adalah konflik etnis yang terjadi di Nigeria. Nigeria merupakan negara republik yang memiliki 36 negara bagian. Ibukota pertama Nigeria adalah Lagos, namun kemudian pada tanggal 12 Desember 1991 Ibukota dipindah ke Abuja. Sejak tahun 1861 Lagos menjadi wilayah koloni Inggris dan di tahun 1880 seluruh wilayah Nigeria resmi menjadi koloni Inggris.

Selanjutnya, Nigeria juga merupakan salah satu negara terpopuler di Afrika dengan banyaknya etnis dan kaya akan budaya. Namun di sisi lain, ini merupakan tantangan terbesar untuk membangun suatu bangsa. Karena dengan banyaknya etnis dan suku bangsa akan rentan dengan perang sipil yang menyebabkan suatu negara dapat terpecah belah.

Kondisi keamanan nasional Nigeria mulai mengalami ketidakstabilan sejak terjadinya kerusuhan oleh para pemimpin militer, terutama dari etnis Ibo yang pada saat itu menguasai perpolitikan pada tahun 1966. Kemudian terjadinya pembantaian yang dilakukan oleh suku Hausa yang beragama Islam kepada suku Ibu yang mayoritas menganut agama Kristen.

Kemudian pada tahun 1967, dideklarasikannya kemerdekaan daerah timur sebagai Republik Biafra memicu peperangan. Berikut lebih jauh berikut informasi mengenai sejarah 6 Juli 1967: perang saudara antara Nigeria dengan Biafra telah dirangkum dari etd.umy.ac.id dan berbagai sumber lainnya:

Sejarah Perang Saudara antara Nigeria dengan Biafra

Perang Biafra dimulai pada 6 Juli 1976 hingga tahun 1970. Setelah lebih dari satu juta orang menjadi korban. Ada lebih dari 50.000 korban tentara dari pihak Biafran dan militer Nigeria. Namun, meski demikian seruan untuk memisahkan diri tetap kuat di wilayah tenggara Nigeria.

Ilustrasi/civilwartalk.com

Efek perang terus berlanjut dan masih ada seruan untuk memisahkan wilayah tenggara. Banyak orang menuduh pemerintah gagal mengelolah wilayah di tenggara sejak akhir perang di tahun 1970.

Tokoh pada perang Biafra ini adalah jenderal Odumegwu Ojokwu setelah usaha diplomatik oleh Nigeria gagal menyatukan kembali negara tersebut. Sekali lagi perang Nigeria dan Biafra pecah pada bulan Juli 1967. Di mana pasukan Ojukwu melakukan beberapa pemberontakan, namun kekuatan militer superior. Nigeria secara bertahap mengurangi wilayah kekuasaan Biafra.

Penyebab Perang Saudara antara Nigeria dengan Biafra

Keberagaman suku di Nigeria menyebabkan terjadinya etnosentrisme, sehingga satu kelompok memandang rendah kelompok lainnya. Hal ini memicu terjadinya konflik di Nigeria. Selain itu persaingan dan perebutan kekuasaan menimbulkan masing-masing suku ingin memegang jabatan yang penting sipemerintahan agar posisinya tidak tersingkirkan. Hal ini kemudian menimbulkan konflik di Nigeria.

Penyebab langsung perang suadara ini diantaranya meliputi sebuah kudeta militer (yang dilakukan oleh Mayor Nzeogwu yang menyebabkan kematian Tafawa Belewa, dll, sebuah kudeta balasan yang dipimpian oleh Gowon, yang menyebabkan pembunuhan brutal terhadap Aguiyi Ironsi, Fajuyi, dll dan kebijakan anti-Igbo tahun 1966 di utara (penganiayaan terhadap orang Igbo yang tinggal di Nigeria Utara.

Masyarakat Biafra melalui banyak orang di luar negeri, melakukan kampanye dan propaganda yang sangat kuat untuk pengakuan Biafra oleh masyarakat Internasional dan untuk pembelian senjata. Biafra diakui oleh negara-negara seperti, Tanzania, Zambia, Gabon dan Haiti. Namun Inggris memasok jumlah senjata berat dan amunisi ke pihak Nigeria karena keinginannya untuk melestarikan negara yang bekas jajahannya tersebut.

Pasukan Biafra akhirnya terlibat dalam serangkaian pertempuran melawan Nigeria. Menyadari bahwa situasinya tidak ada harapan, Ojukwa menyerahkan administrasi Biafra kepada Panglima Biafra Mayor Jenderal Philip Effiong. Dia kemudian melarikan diri ebrsama keluarga dekatnya ke Pantai Gading. Effiong berkonsultasi dengan Komiter Strategis Biafra mengenai situasi tersebut dan mereka memutuskan bahwa satu-satunya jalan keluar yang terhormat adalah menyerahkan diri. Sehingga Biafra, pada titik keruntuhan total akhirnya jatuh kembali ke Nigeria pada tanggal 15 Januari 1970.

Dampak Perang Saudara antara Nigeria dengan Biafra

Biafra akhirnya menyerah kepada Nigeria dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 31 bulan itu yang telah mengakibatkan kehancuran pada Nigeria.

Setelah itu kondisi keamanan nasional Nigeria masih tidak kunjung membaik dengan masih banyak terjadinya konflik lainnya, terlebih dengan banyaknya kasus korupsi yang semakin menurunkan tingkat ekonomi Nigeria hingga membuatnya menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Ketidakstabilan politik di Nigeria semakin memberikan dampak buruk pada kondisi perekonomian Nigeria yang mana menyebabkan angka kemiskinan yang terus meningkat dan berkepanjangan.