Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Tan Sin Hok, Ahli Mikropaleontologi Asal Cianjur yang Dikenal Dunia

Mengenal Tan Sin Hok, Ahli Mikropaleontologi Asal Cianjur yang Dikenal Dunia Tan Sin Hok dan Istrinya Eida Schepers. ©2021 brieven-tan-schepers.nl/ Merdeka.com

Merdeka.com - Tan Sin Hok merupakan seorang tokoh yang cukup kesohor di tahun 1920-an sebagai peneliti di bidang Mikropaleontologi atau fosil purba berukuran kecil.

Penelitiannya yang cukup mendalam soal keilmuan tersebut membuat namanya kian dikenal hingga ke beberapa negara di Eropa hingga Jepang.

Tan Sin Hok adalah seorang ilmuwan yang lahir di tatar Parahyangan, Desa Cipadang, Cianjur, Jawa Barat pada 28 Maret 1902.

Banyak cerita menarik soal dirinya, mulai dari tumbuh di lingkungan pedesaan hingga menerbitkan disertasi yang amat berpengaruh di bidang Mikropaleontologi. Seperti apa kisah menarik dari dirinya? Berikut informasinya seperti merdeka lansir dari laman mooibandoeng, Rabu (21/7)

Lahir di Keluarga Pengusaha Padi hingga Sekolah ke Belanda

tan sin hok dan istrinya eida schepers

Tan Sin Hok dan Istrinya Eida Schepers

©2021 brieven-tan-schepers.nl via obendon.com/ Merdeka.com

Tan Sin Hok kecil lahir di lingkungan keluarga yang memiliki usaha di bidang penggilingan padi. Ia merupakan anak bungsu pasangan pasangan Tan Kiat Tjay (1870-1910) dan Thio Hian Nio (1875-1948).

Tan Sin Hok juga diketahui memiliki dua orang kakak, yakni Tan Sin Ho (1898-1964) dan Tan Sin Houw (1900-1994).

Saat menjalani masa kecil hingga remajanya, banyak dihabiskan dirinya untuk mengenyam pendidikan hingga ke negeri Belanda. Mulai dari sekolah tata bahasa Koning Willem III di Batavia (tahun 1907 - 1919), hingga melanjutkan belajar teknik pertambangan ke negeri Belanda setelah sebelumnya diangkat oleh keluarga adik sang ayah Tan Kiat Hon (1875-1924).

Di sana ia meraih gelar doktor pada 5 Oktober 1927, lewat disertasinya berjudul ”Over de samenstelling en het ontstaan van krijt-en mergelgesteenten van de Molukken”.

Karyanya Mulai Dikenal Dunia

Sebagai seseorang dari lingkungan desa di Cianjur, kiprahnya amat gemilang dengan beberapa karyanya turut berpengaruh di masa tersebut.

Salah satunya adalah sebuah buku yang ia tulis saat bekerja di jawatan pertambangan, milik pemerintah Hindia Belanda berjudul mikropaleontologi radiolaria dari Pulau Rote, NTT.

Selain itu, selama ia bekerja di sana terdapat beberapa tulisan lainnya berupa 63 entri (laporan, makalah dan disertasi) dengan tema paleontologi, termasuk sebagian tentang geologi ekonomi.

Karya-karyanya itu dianggap berpengaruh bagi kekayaan ilmu pengetahuan di bidang geologi dan termasuk fosil, dengan menggagas nama species radiolaria yang dikenal di daratan Eropa dan Jepang bernama Pantanellium squinaboli, Eucyrtis hanni, Hemicryptocapsa capita dan Cyrtocapsa grutterinki.

Meninggal 30 November 1945

makam tan sin hok di bandung

©2021 mooibandoeng.com/ Merdeka.com

Dalam catatan kehidupan yang Merdeka sarikan dari brieven-tan-schepers.nl, ia sempat menikahi seorang putri warga Belanda bernama Eida Schepers (1908-1983) yang ia nikahi di tanggal 16 April 1929 seusai belajar di Belanda.

Keluarga kecil tersebut sempat tinggal di beberapa daerah di Kota Bandung, salah satu yang terkenal adalah tempat bernama alamat Van Hoytemaweg nomor 4, atau di Jalan Sumur Bandung.

Di pernikahannya, mereka sempat dikaruniai tiga orang anak yang masing-masing bernama Axel Tan Siang Tjoen (1932), Lisa Tan Hsi Chun (1935) dan Gijsbert Tan Bing Tjoen (1942).

Tan Sin Hok sendiri diketahui sempat tinggal di kamp-kamp pengungsian saat datangnya tentara Jepang ke Indonesia. Ia bahkan sempat menjadi sasaran penahanan di penjara Sukamiskin, dan dijauhkan dari keluarga sampai dipindahkan ke Batavia.

Setelah terbebas dari kamp pada November 1945, ia sempat bertempat tinggal bersama rekannya di Carel Fabritiuslaan (Jalan Haji Wasid, dekat Taman Panatayuda, Bandung sekarang) hingga meninggal dunia pada 30 November 1945 akibat serangan rakyat pribumi di masa kekacauan pasca perang.

Lisa Tan, anak Tan Sin Hok yang ketika itu berumur 10 tahun sempat mengabadikan pengalaman pahit tersebut dengan menuliskan ke dalam sebuah kertas "Ayahnya terluka parah oleh serangan tembakan gerombolan itu. Ibunya pun terluka di bagian lengan kanan. Setelah dibawa ke Rumah Sakit Borromeus, Tan Sin Hok dinyatakan meninggal pada 1 Desember 1945."

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Satu-Satunya di Dunia, Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Leluhur Gajah Berusia 7,5 Juta Tahun

Satu-Satunya di Dunia, Ilmuwan Temukan Fosil Tengkorak Leluhur Gajah Berusia 7,5 Juta Tahun

Tengkorak ini merupakan milik Choerolophodon Pentelic, yang dikenal sebagai leluhur gajah.

Baca Selengkapnya
7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?

7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?

Gurun di seluruh dunia memegang tempat unik sebagai lingkungan yang ekstrem, dengan luas tanah yang sangat besar dan suhu yang dapat mencapai tingkat tertinggi.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan Benua yang Hilang di Dekat Wilayah Indonesia, Pernah Ada 59.000 Tahun Lalu

Arkeolog Temukan Benua yang Hilang di Dekat Wilayah Indonesia, Pernah Ada 59.000 Tahun Lalu

Arkeolog Temukan Benua yang Hilang di Dekat Wilayah Indonesia, Pernah Ada 59.000 Tahun Lalu

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Penemu Fosil Dinosaurus Pertama Kali, 500 Tahun Lebih Dulu dari Ilmuwan Inggris

Ini Sosok Penemu Fosil Dinosaurus Pertama Kali, 500 Tahun Lebih Dulu dari Ilmuwan Inggris

Penemuan fosil ternyata jauh lebih dulu sebelum ilmu paleontologi muncul.

Baca Selengkapnya
Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur

Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur

Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fosil dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup selama periode Kapur.

Baca Selengkapnya
Tungau Menyebar di Inggris Sejak 1.900 Tahun Lalu, Dibawa Prajurit Romawi

Tungau Menyebar di Inggris Sejak 1.900 Tahun Lalu, Dibawa Prajurit Romawi

Orang Romawi terkenal pembersih, sehingga bukti penyebaran tungau ini cukup mengejutkan arkeolog.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Ungkap Bahasa Kuno Misterius di Cetakan Tangan Perunggu Berusia 2100 Tahun, Begini Bunyinya

Arkeolog Ungkap Bahasa Kuno Misterius di Cetakan Tangan Perunggu Berusia 2100 Tahun, Begini Bunyinya

Cetakan tangan ini ditemukan di benteng Zaman Besi di utara Navarre, Spanyol.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Batu Hobon Pusuk Buhit, Dipercaya Jadi Tempat Peninggalan Harta Karun Raja Batak

Menilik Sejarah Batu Hobon Pusuk Buhit, Dipercaya Jadi Tempat Peninggalan Harta Karun Raja Batak

Batu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.

Baca Selengkapnya