Area Lukis Braga Jadi Spot Healing Unik, Pengunjung Bisa Ngopi sambil Melukis
Merdeka.com - Kedai kopi kini semakin beragam di Kota Bandung, Jawa Barat. Tak hanya sekedar menikmati cita rasa kekinian, salah satu tempat di kawasan Braga bahkan menawarkan konsep unik yakni ngopi sambil melukis.
Lokasi bernama Area Lukis Braga ini memang tengah hits di kalangan muda-mudi kota kembang. Hampir setiap waktu, pengunjung dari berbagai kalangan mampir untuk mencicipi varian menu sekaligus mengasah kreativitas visual.
Pengelola Area Lukis Braga, Fauzi Rasyad pun tak segan membocorkan daya tarik usaha kedai kopi estetik ini yang ia bangun bersama rekan-rekannya. Berikut kisah selengkapnya
Mengangkat Seni Khas Jalan Braga
©2022 Dokumentasi Humas Kota Bandung/ Merdeka.com
Melihat Braga, tentu tidak bisa lepas dari karya lukis seniman jalanan yang terpajang berderet di kawasan itu. Ini yang kemudian memantik Fauzi untuk menghadirkannya di kedai kopi yang ia kelola.
Tak lama berselang, kedai kopi bernama Hola Coffe yang sudah ia kelola sebelumnya diputuskan untuk dipindah ke kawasan Braga demi menghadirkan daya tarik seni lukis kepada pengunjung.
"Kami melihat jika lukisan dan Braga itu tidak bisa dipisahkan. Kami juga penasaran cara melukis itu seperti apa. Pengalaman ini yang ingin kami bawa ke para konsumen," tutur Fauzi, dirujuk dari laman resmi Pemkot Bandung, Rabu (30/11)
Ngopi sambil Melukis Jadi Hal yang Menyenangkan di Sini
©2022 Dokumentasi Humas Kota Bandung/ Merdeka.com
Menurut Fauzi, kegiatan ini pertama kali ia luncurkan pada 22-23 Oktober 2022 lalu. Tak disangka, idenya bersama rekan-rekan ini justru ditanggapi positif oleh konsumen.
"Kami lihat marketnya ternyata banyak. Semakin meningkat sampai Hola Coffee punya produk bisnis baru berupa Area Lukis Braga," terangnya.
Kebanyakan, penikmat kopi di sini merasa senang ketika menikmati kopi sembari melukis. Ini tentu menjadi pengalaman baru untuk healing, dan tidak ditemui di tempat lain.
"Masyarakat bisa cari alternatif buat kegiatan healing atau sekadar ekspresikan apa yang dirasakan. Atau cari referensi hal baru yang bisa dilakukan di Bandung. Bisa datang ke Area Lukis Braga di dalam Gelora Space," katanya.
Ragam Paket Ngopi sambil Melukis
©2022 Instagram Area Lukis Braga/ Merdeka.com
Sejumlah paket kemudian ditawarkan di Area Lukis Braga. Paket A Rp55.000 dan paket B Rp75.000. Menurut dia, yang membedakan adalah kualitas dan jumlah warga yang dipilih.
"Bedanya dari ukuran canvas, kualitas kuas, dan pallete," beber Fauzi.
Kemudian, ada juga paket corat-coret yang sudah termasuk minuman dan canvas dengan ukuran kecil seharga Rp65.000. Lalu tak sedikit, pengunjung juga yang memilih paket take away, atau satu set painting kit.
"Tapi karena painting kit itu bukan barang alat sekali pakai, sehingga kami evaluasi kembali. Sehingga yang bisa dibawa pulang hanya canvas yang sudah dilukis para konsumen. Itu bentuk tanggung jawab Area Lukis Braga terhadap lingkungan," kata dia.
Mengenalkan Seni Lukis Braga ke Masyarakat
Setelah pembukaan ini, Fauzi mengaku banyak kesempatan untuk berkolaborasi di luar Braga dan Kota Bandung. Beberapa seniman juga terlibat termasuk musisi.
"Bulan November kita dapat banyak kesempatan berkolaborasi dengan kreator di luar Braga Gelora Space. Kolaborasi dengan coffe shop dan Musik Festival lainnya," jelasnya.
Kemudian, di waktu dekat akan diselenggarakan workshop di salah satu panti asuhan dengan menghadirkan artis dan seniman untuk mendampingi anak-anak di sana sampai pameran dan hasilnya akan menjadi donasi.
"Area Lukis Braga ingin membuat seni lukis ini bisa dinikmati semua orang. Kalau tidak ada para seniman lokal Braga, inspirasi ini tidak akan bisa kami bagikan ke orang-orang," katanya.
Fauzi berharap, hadirnya Area Lukis Braga bisa merangkul para seniman lukis Braga untuk berkembang bersama, termasuk sebagai cross market sehingga karyanya bisa lebih dikenal secara luas.
"Kita ingin bawa spirit dari para seniman lokalnya. Walau kita sudah di luar Kota Bandung, tapi spirit seniman Braga ini masih kita bawa," tambahnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imam Masykur korban penganiayaan Paspampres berdagang kosmetik di Tangerang Selatan
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaDulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AFA leluasa masuk rumah keluarga korban karena masih tetangga dekat kemudian diam-diam memasukkan sianida ke gelas kopi.
Baca SelengkapnyaBudaya ngopi orang Aceh sendiri sudah ada sejak tahun 1980-an yang identik dengan bapak-bapak yang duduk di warung kopi.
Baca SelengkapnyaPada usia muda 25 tahun, ia sukses jadi bos skincare dan gurita bisnis lainnya hingga punya omzet miliaran per bulan.
Baca SelengkapnyaDia membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.
Baca SelengkapnyaBayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca Selengkapnya