6 Fakta Pembuangan Sampah di Kantor Lurah Cilowong Serang, Tolak Buangan dari Tangsel
Merdeka.com - Sampah terlihat menumpuk di halaman kantor Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan Kota Serang Banten sejak Rabu (27/10) dini hari. Sampah-sampah tersebut diduga dibuang oleh puluhan warga pada Selasa (26/10) malam.
Warga sekitar mengadang truk sampah yang melintas di kawasan Kelurahan Cilowong. Hingga Rabu (27/10) pagi, belum terlihat ada aktivitas di kantor kelurahan dan kecamatan yang menjadi titik pembuangan sampah oleh warga.
Apa motif warga membuang sampah di kantor kelurahan?
Berawal dari Kerja Sama Pembuangan Sampah dengan Kota Serang
TPSA Cilowong ©2019 Merdeka.com/Dwi Prasetya
Melansir Antara Kamis (28/10), Kepala UPT perlengkapan dan perbekalan Kota Serang Agam mengatakan jika aksi tersebut merupakan bentuk protes dari warga yang menolak kerja sama pengelolaan sampah antara Kota Tangerang Selatan dengan Kota Serang di wilayah TPA Cilowong.
Menurutnya, warga di sana merasa terganggu dengan aroma busuk yang ditimbulkan dari lalu lalang armada pengangkut sampah di kelurahan Cilowong.
Truk Sampah dari Kota Tangerang Selatan Dihadang
Agam mengatakan, pembuangan tersebut dilakukan mulai Selasa malam hingga Rabu dini hari. Saat itu, puluhan warga mengadang beberapa truk sampah dari Kota Tangerang Selatan, dan memaksa sopir putar arah. Warga juga meminta sopir membuang muatannya di halaman kantor Kelurahan Cilowong dan Kecamatan Taktakan.
"Sampah ini berasal dari truk sampah yang dihentikan oleh warga pada pukul 21.00 hingga 02.00 WIB dini hari tadi," kata Agam, Rabu (27/10/2021)
500 an Ton Sampah Tangsel Diangkut ke Cilowong Setiap Harinya
Sebanyak 400 sampai 500-an ton sampah dibawa ke Cilowong setiap harinya. Fakta itu yang kemudian memicu amarah warga, hingga mengadang truk sampah yang melintas.
Bukan tanpa alasan, armada dari Tangsel membuang sampah di sana, sebelumnya telah disepakati oleh warga serta pihak Pemkot Serang, dengan syarat truk boleh membongkar muatan saat malam hari.
Protes Pakai Spanduk
Dari Pantauan di lapangan, terlihat beberapa spanduk yang terpasang di sepanjang jalan raya Kecamatan Taktakan termasuk di depan kantor kecamatannya
Saat ini warga meminta Pemerintah Kota Serang untuk menghentikan kerja sama pengelolaan sampah di wilayah Cilowong karena dampak polusinya yang mengganggu.
"Rencananya pagi ini sudah dibereskan, namun sebagian warga mencegahnya sehingga kami masih menunggu keputusan dari musyawarah," kata Agam menambahkan.
Warga Sempat Menyetujui Pembuangan
Kepala Bidang Persampahan DLH Tangsel, Wismansyah, Rabu (27/10) kemarin mengatakan jika warga dan Pemkot Serang, menyepakati pengangkutan sampah dari Tangsel ke Serang asal dilakukan pada malam hari.
Dia memaparkan, ketika itu DLH Tangsel memberangkatkan 21 truk sampah ke TPA Cilowong. Namun, sebagian truk berisi sampah itu lebih dulu diadang warga sebelum tiba di TPA Cilowong.
"Yang jelas saat itu yang keluar dari TPA Cipeucang jalan ke TPA Cilowong ada 21 truk. Tapi ada yang belum sampai sana sudah balik kanan, karena tahu ada warga yang mencegat truk. Kalau tidak salah ada lima truk yang diberhentikan warga. Ada juga beberapa truk yang sudah masuk ke TPA Cilowong jadi tidak sempat diberhentikan warga," katanya.
Diduga Ada Kesalahpahaman Informasi
Wismansyah menduga, ada pesan yang tidak sampai ke masyarakat mengenai sampah-sampah yang dibuang Selasa (26/10) malam, sudah mengantongi kesepakatan.
"Bahwa mungkin ada pesan yang tidak sampai ke masyarakat, Kita kaget juga sampai semalam ada pengadangan, berarti ada yang harus dikomunikasikan lagi dengan warga, karena DLH kota Serang, sudah bertemu dengan kelompok masyarakat Selasa malam, yang isinya bahwa truk sampah Kota Tangsel, boleh membuang tapi malam hari sampai pagi," katanya.
Untuk saat ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan memutuskan akan menghentikan sementara pengiriman sampah ke tempat itu.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaAir bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaKepala desa berinisial S itu sebelumnya ditangkap polisi bersama dua tersangka lainnya yaitu A dan AS di lokasi terpisah pada Minggu (25/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaTak peduli apapun rintangan, hambatan, ujian, cobaan, dan medan yang terjal harus ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku pembacokan ditangkap polisi empat hari setelah peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaGempa di Sumedang berdampak pada terowongan kembar yang berada di Tol Cisumdawu.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 121 warga Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, diduga keracunan makanan seusai menghadiri tahlilan di salah satu rumah warga.
Baca SelengkapnyaBelasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca Selengkapnya