10 Penyakit Autoimun yang Sering Menyerang Tubuh, Patut Diwaspadai
Merdeka.com - Tahukah Anda apa itu penyakit autoimun? Penyakit autoimun adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan aktivitas tidak normal pada sistem kekebalan tubuh.
Dalam kasus sistem kekebalan tubuh yang melebihi aktivitas, tubuh akan menyerang dan merusak jaringannya sendiri (penyakit autoimun). Sedangkan pada kasus kekurangan kekebalan tubuh, menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
Banyak dampak yang akan timbul jika tubuh terserang penyakit autoimun. Banyak ahli masih belum menemukan penyebab pasti dari penyakit autoimun sampai saat ini. Namun, terdapat beragam faktor yang menyebabkan seseorang berisiko untuk mengidap penyakit autoimun, seperti faktor genetik, lingkungan, perubahan hormon dan infeksi.
Lalu apa saja sebenarnya penyakit autoimun itu? Berikut penyakit autoimun yang sering menyerang tubuh, dilansir dari Healthline.
1. Radang Sendi (Rheumatoid Arthritis)
Sumber: medicalnewstoday.com 2020 Merdeka.com
Radang sendi adalah penyakit yang disebabkan karena sistem kekebalan menyerang sendi. Di dalam tubuh, sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi. Sel-sel sistem kekebalan ini kemudian menyerang sendi sehingga menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan nyeri.
Seseorang yang menderita radang sendi akan mendapatkan perawatan berupa pemberian berbagai obat oral atau injeksi yang mengurangi sistem kekebalan tubuh dari aktivitas.
Tidak seperti osteoartritis yang biasanya menyerang orang usia lanjut, radang sendi dapat menyerang orang dengan usia mulai dari 30 tahun. Jika tidak diobati, radang sendi dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen.
2. Lupus (Lupus Erythematosus Sistemik)
Sumber:liputan6.com 2020 Merdeka.com
Lupus merupakan jenis penyakit autoimun yang kerap menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena sistem imun penderita lupus bukannya melindungi tubuh justru malah menyerang sel, jaringan, dan organ tubuhnya sendiri. Biasanya sistem imun ini menyerang organ tubuh, seperti sendi, paru-paru, sel darah, saraf, dan ginjal.
Orang dengan penyakit lupus akan mengalami gejala, seperti nyeri sendi, kelelahan, dan ruam. Penderita lupus biasanya akan menjalani pengobatan berupa pemberian prednison oral harian, steroid yang mengurangi fungsi sistem kekebalan tubuh.
3. Radang Usus (Inflammatory Bowel Disease)
Sumber:medium.com 2020 Merdeka.com
Pada penyakit radang usus ini, sistem kekebalan akan menyerang lapisan usus sehingga menyebabkan seseorang diare, pendarahan dubur, buang air besar yang mendesak, sakit perut, demam, dan penurunan berat badan. Kolitis ulserativa dan penyakit Crohn adalah dua bentuk utama penyakit radang usus (IBD).
Penderita penyakit radang usus akan mendapatkan pengobatan berupa obat penekan kekebalan oral dan injeksi.
4. Multiple Sclerosis
Sumber:healthline.com 2020 Merdeka.com
Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan menyerang sel-sel saraf, menyebabkan gejala yang dapat mencakup rasa sakit, kebutaan, kelemahan, koordinasi yang buruk, dan kejang otot.
Penyakit ini merusak selubung mielin, yaitu lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf, di sistem saraf pusat Anda. Kerusakan ini akan memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh Anda.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan. Berbagai obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dapat digunakan untuk mengobati multiple sclerosis ini.
5. Diabetes Mellitus Tipe 1
Sumber:liputan6.com 2020 Merdeka.com
Pada penderita diabetes mellitus tipe 1, antibodi sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Pankreas adalah organ yang menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah pada tubuh manusia.
Kerusakan pankreas dapat membuat gula darah tidak terkontrol. Hasil dari gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
Pada penderita diabetes mellitus tipe 1 dengan usia muda, memerlukan suntikan insulin untuk bertahan hidup.
6. Sindrom Guillain-Barre
Sumber:halodoc.com 2020 Merdeka.com
Sindrom Guillain-Barre adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan menyerang saraf yang mengendalikan otot-otot di kaki dan kadang-kadang lengan dan tubuh bagian atas.
Penderita penyakit autoimun ini akan mendapatkan pengobatan penyaringan darah dengan prosedur yang disebut plasmapheresis.
7. Anemia Pernisiosa
Sumber:medicalnewstoday.com 2020 Merdeka.com
Penyakit autoimun ini adalah penyakit dengan kondisi dimana penderitanya mengalami kekurangan protein, yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan. Jika tubuh kekurangan protein, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA akan terganggu.
Anemia pernisiosa ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dan usia lanjut.
8. Psoriasis
Sumber:medicalnewstoday.com 2020 Merdeka.com
Psoriasis adalah kondisi dimana sel-sel darah sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif yang disebut sel-T berkumpul di kulit. Aktivitas sistem kekebalan ini merangsang sel-sel kulit untuk bereproduksi dengan cepat, menghasilkan plak bersisik berwarna keperakan pada kulit.
Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Sel-sel ekstra terbentuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak berwarna perak atau putih pada kulit. Pada beberapa kondisi, penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka.
9. Penyakit Grave
Sumber:medscape.com 2020 Merdeka.com
Pada penyakit Grave, sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid untuk melepaskan kelebihan hormon tiroid ke dalam darah (hipertiroidisme). Gejala penyakit Graves dapat berupa mata melotot serta penurunan berat badan, gugup, mudah marah, detak jantung yang menjadi lebih cepat, mudah lelah dan rambut rapuh.
Penderita penyakit ini akan mendapatkan pengobatan berupa penghancuran atau pengangkatan kelenjar tiroid, menggunakan obat-obatan atau operasi.
10. Myasthenia Gravis
Sumber: medscape.com 2020 Merdeka.com
Penyakit autoimun yang satu ini adalah kondisi dimana antibodi mengikat saraf dan membuatnya tidak dapat menstimulasi otot dengan benar. Mudah lelah ketika mengerjakan aktivitas sehari-hari adalah gejala utama dari myasthenia gravis.
Myasthenia gravis mempengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengendalikan otot. Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi.
Umumnya, pengobatan penderita penyakit ini adalah dengan mestinon (pyridostigmine) yaitu obat utama yang digunakan untuk mengobati myasthenia gravis.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
Baca SelengkapnyaRematik adalah suatu kondisi autoimun kronis di mana tubuh menyerang sel-selnya sendiri, menyebabkan rasa sakit dan peradangan.
Baca SelengkapnyaKeringat dingin bukan seperti keringat biasanya yang muncul saat olahraga atau cuaca panas. Keringat ini muncul ketika tubuh mengalami kondisi tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyakit autoimun memiliki banyak jenis. Ketahui penyebab dan gejala umumnya.
Baca SelengkapnyaTubuh merespons dengan melepaskan keringat sebagai bagian dari mekanisme pendinginan alami.
Baca SelengkapnyaDalam dunia medis, komplikasi merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit memicu penyakit lainnya yang akhirnya memunculkan efek perubahan itu sendiri.
Baca SelengkapnyaHipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.
Baca SelengkapnyaPenyebab orang mengalami autoimun adalah faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup.
Baca SelengkapnyaMeskipun jarang terjadi, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari penderitanya dapat sangat mengganggu.
Baca Selengkapnya