Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Neraka Kerusuhan Mei & Kelompok Misterius Pembakar Plaza Klender

Neraka Kerusuhan Mei & Kelompok Misterius Pembakar Plaza Klender Tragedi Mei 1998. ©REUTERS

Merdeka.com - Jakarta terkubur dalam api selama tiga hari dalam kerusuhan Mei 1998. Banyak misteri tak terjawab hingga kini.

Oleh: Hendi Jo

Masih segar dalam ingatan Dien Rambe (50) suasana pagi itu. Suara tangis memecah pilu bersanding dengan teriakan takbir membahana saat empat jenazah mahasiswa yang meninggal tertembak mulai meninggalkan Gedung Rektorat Universitas Trisakti.

Nyaris semua wajah terlihat sangat emosional. Selain mahasiswa Universitas Trisakti, mereka yang hadir adalah para tokoh oposisi dan mahasiswa dari kampus-kampus Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor.

"Merinding bulu kuduk saya mendengar dan melihat suasana seperti itu," ujar alumni Universitas Nasional Jakarta itu.

Begitu rombongan sampai di luar, sambutan histeris kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh masyarakat yang berkumpul di sekitar kampus Universitas Trisakti.

Tidak cukup dengan tangisan, beberapa orang terlihat meneriaki aparat keamanan dengan kata-kata kasar.

Kerusuhan Pecah di Grogol

Belum setengah jam rombongan jenazah berlalu, kawasan Grogol mulai disengat rasa marah.  Beberapa anak muda terlihat menghancurkan pot-pot bunga di pinggir jalan, sebagian lagi secara beramai-ramai mencabut tanda rambu lalu-lintas kemudian melemparkannya ke tengah jalan.

Pengalaman Dien, nyaris sama dengan apa yang dilihat Richard Lloyd Parry siang itu. Untuk kedua kali, jurnalis Inggris tersebut kembali menjadi saksi saat massa di kawasan Grogol mulai mengamuk dan membentuk kerusuhan masif.

Parry mengisahkan ada ratusan orang yang mondar-mandir di jalanan, depan kampus. Dengan suara keras, mereka memanggil para mahasiswa untuk segera bergabung.

"Keluar! Ayo kita balas dendam kepada aparat!" teriak mereka seperti dikisahkan Parry dalam In the Time of Madness: Indonesia on the Edge of Chaos.

Dalam beberapa jam, persimpangan jalan dekat Universitas Trisakti dijejali oleh ribuan orang. Menurut Parry, dia juga melihat kehadiran kelompok-kelompok keluarga yang terdiri dari perempuan dan anak-anak kecil di sana sini. 

Penduduk kampung yang ada di kawasan itu telah bercampur dengan para pekerja kantor yang berpenampilan rapi atau berseragam perusahaan.

Penjarahan Dimulai

Aksi massa dimulai dengan penjarahan dan pembakaran sebuah pompa bensin. Asap hitam membumbung ke angkasa, ketika muncul orang-orang yang membawa bom molotov berisi minyak tanah atau bensin di tangan mereka.

Ada memang petugas polisi dan tentara. Tetapi jumlah mereka terlampau sedikit. Sangat tidak seimbang dengan massa yang setiap jam semakin bertambah dan bertambah. 

Massa kemudian merangsek ke sebuah kantor bank: melempari dan menjarah isinya lalu membawa lari komputer-komputer ke jalanan untuk dibakar.

Kerusuhan dimulai dari Jalan Kiyai Tapa di Grogol, Jalan Daan Mogot, Jalan S.Parman, kemudian meluas ke wilayah lain menjelang siang hari. 

Di beberapa pusat perbelanjaan seperti kawasan elektronik Glodok dan Mangga Dua, penjarahan berlangsung secara brutal. Bukan hanya barang-barang saja yang disasar tetapi juga para pemilik toko diperas, dianiaya bahkan dibunuh. Jakarta perlahan menjadi neraka sejak siang itu.

Jakarta Terbakar Perusuh

Malam tanggal 13 Mei 1998, di beberapa titik kerusuhan masih berlangsung hingga besok harinya. Alih-alih berhenti, penjarahan semakin menggila. Sepanjang Matraman hingga Jatinegara, massa juga berupaya untuk membakar toko-toko. Namun tidak sempat terjadi karena berhasil dicegah warga. 

Mereka hanya berhasil merusak beberapa gedung dan menjarah isi Gedung Fuji yang terdiri dari mesin fotocopy, kamera dan barang-barang elektronik.

Sementara itu Mal Ramayana di kawasan Jatinegara selamat dari upaya pembakaran dan penjarahan. Kendati sempat didatangi sekelompok massa, namun warga sekitar wilayah itu menjaga-nya secara ketat. Alih-alih ikut menjarah, mereka malah bisa mengusir para pelaku kerusuhan ke arah Matraman.

"Mungkin massa itulah yang kemudian merusak Gedung Fuji dan menjarah isinya," ungkap Djajuli (62), salah seorang warga Jatinegara.

Penjarahan di Klender

Di wilayah Klender, kerusuhan dimulai dengan datangnya sekelompok massa yang mendatangi Yogya Plaza Klender pada 15 Mei 1998 jam 13.00. Yovie Mustika masih ingat bagaimana orang-orang itu secara beringas melempari pusat perbelanjaan tersebut. 

Mereka juga berteriak-teriak dengan nada rasis agar warga bergabung dengan aksi mereka.

"Orang-orang itu teriak-teriak. Ayo jarah Yogya! Kita serang dan hancurkan!" tutur lelaki kelahiran tahun 1979 itu.

Provokasi itu tak ayal memancing sebagian warga untuk ikut menjarah. Ratusan orang yang terdiri dari lelaki dan perempuan memasuki Yogya Plaza. Mereka lantas mengangkut keluar apapun yang bisa mereka bawa: makanan, minuman, pensil, buku, alat-alat rumah tangga dan barang-barang lainnya. 

"Saya melihat tetangga saya yang seorang remaja ikut menjarah juga. Saya sempat marahi dia untuk tidak melakukan itu," ungkap lelaki yang saat itu berprofesi sebagai sopir bus kota.

Misteri Kelompok Misterius Berbadan Tegap

Seperti Yovie, sebagian warga asli kawasan tersebut, berupaya untuk mencegah terjadinya penjarahan. Namun upaya tersebut sia-sia belaka. Dalam situasi tersebut, tiba-tiba datang sekelompok lelaki berbadan tegap. Tak diketahui siapa dan dari mana mereka.

Mereka membawa jerigen bensin, menumpahkannya di tumpukan kasur dan pakaian yang berserak di bagian tengah mal lantas menyulutnya dengan korek api. Maka berkobarlah api menutupi hampir seluruh ruangan lantai satu.

"Sementara di lantai atas, masih banyak orang-orang yang lagi mengangkut barang," kenang Yovie.

Akibatnya, ratusan orang yang terjebak di lantai atas panik. Para penjarah berupaya dengan berbagai cara untuk keluar dari mal tersebut. Ada yang berusaha menghancurkan dinding kaca bahkan ada beberapa remaja yang nekad melompat dari lantai atas. 

Usaha itu jelas sia-sia, api tetap menyambar dan menghabisi mereka, sementara anak-anak muda yang nekad terjun bebas pun semuanya tak selamat.

Banyak orang yang tewas dalam kejadian pembakaran dan penjarahan di Yogya Plaza Klender itu. 

Menurut data yang dilansir Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF),  jumlahnya mencapai 488 orang. Demikian seperti dicatat dalam Detik-Detik Terjadinya Kerusuhan Mei 1998 yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Analisa Tempo.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.

Baca Selengkapnya
Namanya Masuk Bursa Calon Wali Kota Medan, Intip Perjalanan Karier Once Mekel dari Penyanyi hingga Caleg
Namanya Masuk Bursa Calon Wali Kota Medan, Intip Perjalanan Karier Once Mekel dari Penyanyi hingga Caleg

Ia juga disebut berpeluang maju di Pilkada Depok dan Daerah Khusus Jakarta (DKJ)

Baca Selengkapnya
Dalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta
Dalang Kerusuhan Pemakaman Lukas Enembe Ditangkap, Tersangka Ternyata Warga Jakarta

Bareskrim Polri menangkap seorang laki-laki inisial AB (30) diduga menjadi dalang kerusuhan pemakaman Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menelusuri Jalur Klenik Para Caleg Jelang Pemilu 2024, Mandi Kembang di Tengah Malam hingga Ziarahi Makam Keramat
Menelusuri Jalur Klenik Para Caleg Jelang Pemilu 2024, Mandi Kembang di Tengah Malam hingga Ziarahi Makam Keramat

Bagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu

Baca Selengkapnya
Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta
Fenomena Konvoi Remaja Bawa Bendera dan Petasan Berujung Kerusuhan yang Muncul di Jakarta

Mereka melakukan TOTR dengan maksud untuk mencari kelompok lain agar terjadi kerusuhan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pemudik Mulai Padati Stasiun Pasar Senen, 42 Ribu Penumpang Kereta Sudah Meninggalkan Jakarta
FOTO: Pemudik Mulai Padati Stasiun Pasar Senen, 42 Ribu Penumpang Kereta Sudah Meninggalkan Jakarta

Lebih dari 42 ribu penumpang telah diberangkatkan dari Stasiun Gambir, Pasar Senen dan beberapa stasiun lainnya di wilayah Daop 1 Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Bikin Geger! Pria di Malang Ditemukan Tewas dengan Pisau Tertancap di Leher, Wanita Luka Lebam
Bikin Geger! Pria di Malang Ditemukan Tewas dengan Pisau Tertancap di Leher, Wanita Luka Lebam

Polres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Baca Selengkapnya
Ngeri, Ini Detik-Detik Pohon Besar Tumbang Hampir Timpa Pengendara di Tomang Jakbar
Ngeri, Ini Detik-Detik Pohon Besar Tumbang Hampir Timpa Pengendara di Tomang Jakbar

Seorang warga merekam detik-detik pohon besar jatuh hingga akhirnya menutup jalanan dan hampir menimpa pengendara di Jakarta Barat viral media sosial.

Baca Selengkapnya