Merdeka.com - Masa Pendudukan Jepang di Indonesia seringkali dianggap sebagai masa paling kelam dalam catatan sejarah. Setelah Indonesia memasuki masa Politik Etis, Indonesia harus berhadapan lagi dengan bangsa penjajah yang begitu eksploitatif.
Pada masa ini, pemerintah militer Jepang mengerahkan para tenaga kerja secara paksa (romusha) yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Para laki-laki biasa dipekerjakan sebagai barisan militer. Sementara nasib lebih buruk dialami kaum perempuan. Mereka dijadikan pemuas nafsu para tentara Jepang. Mereka disebut Jugun Ianfu.
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI dijelaskan, Jugun Ianfu adalah para perempuan pribumi yang dijadikan sebagai tenaga kerja pemuas nafsu bagi para lelaki Jepang. Baik militer ataupun sipil.
Sama seperti romusha pada umumnya, perekrutan tenaga kerja Jugun Ianfu dilakukan dari desa dengan cara dipaksa melalui kekerasan, maupun tipu muslihat. Perekrutan Jugun Ianfu dilakukan secara diam-diam dan cenderung tertutup alias operasi senyap.
Pemerintah Militer Jepang biasa memanfaatkan pejabat daerah seperti lurah dan camat. Mereka yang memaksa para perempuan muda untuk menjadi Jugun Ianfu. Bahkan mereka mendekati keluarga yang telah diincar terlebih dahulu.
Misalnya saja dalam catatan Eka Hindra dalam karyanya yang bertajuk "Jugun Ianfu, Kejahatan Perang Asia Pasifik yang Belum Terselesaikan" disebutkan bahwa salah satu anak Lurah di Yogyakarta yang bernama Suharti disekolahkan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah lulus dijanjikan dipekerjakan di kantor. Nasibnya berakhir nahas. Remaja berusia 15 tahun itu ternyata dijadikan Jugun Ianfu selama enam bulan di Kalimantan Timur.
Kaum perempuan yang dijadikan sebagai tenaga kerja Jugun Ianfu adalah mereka yang berpendidikan rendah. Bahkan tidak berpendidikan sama sekali alias buta huruf. Selain itu, mereka biasanya dalam kondisi kesulitan ekonomi. Kebodohan, tanpa keahlian, serta kemiskinan membuat para perempuan ini terjebak sebagai pekerja seks.
Advertisement
Hal senada diungkapkan oleh mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Yogyakarta bernama Lasiyem yang disampaikan oleh A. Budi Hartono dan Dadang Juliantoro dalam karyanya yang berjudul Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu Pada Masa Pendudukan Jepang 1942–1945.
"...yang ada dalam pikiran saya adalah bagaimana bisa kerja. Saya ingin membelikan makanan untuk anak saya..karena itu ketika ada tawaran kerja saya langsung sanggup...saya tidak bilang dengan suami saya."
Selain itu, rekrutmen Jugun Ianfu juga dilakukan melalui jalur hiburan. Ini diamali langsung seniman asal Yogyakarta, Mardiyem. Dikisahkan salah seorang pemain sandiwara keliling dari grup 'Pantja Soerja' telah menjadikan Mardiyem sebagai penyanyi dan sekaligus tenaga Jugun Ianfu.
Mardiyem merupakan satu dari 24 orang perempuan angkatan pertama yang dikerahkan sebagai tenaga Jugun Ianfu dan ditempatkan di sebuah lanjo (rumah bordil ala Jepang) di daerah Telawang di pinggiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Para perempuan yang menjadi pekerja seks (Jugun Ianfu) di Kalimantan biasa diganti nama aslinya dengan nama-nama Jepang. Misalnya Waginem menjadi Sakura, Suharti menjadi Masako, Nur menjadi Noburu, dan Jatinem menjadi Haruye. Para tenaga kerja ini biasa tinggal di Lanjo dengan kehidupan yang tersiksa. Tak jarang beberapa dari mereka juga harus menemui ajalnya.
Sebelum menjalani tugas sebagai Jugun Ianfu, para perempuan ini melalui tahap pemeriksaan kesehatan yang tidak pantas terhadap fisik dan alat kemaluan mereka. Mereka tidak memiliki kuasa untuk bertanya ataupun menolak, ketika alat kelamin diperiksa dengan alat yang disebut sebagai cocor bebek. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah calon Jugun Ianfu bebas dari penyakit.
Di lanjo mereka mengalami pemerkosaan. Hubungan seks yang dilakukan secara paksa. Seperti dialami Mardiyem. Pada saat pertama kali menjadi Jugun Ianfu usianya baru menginjak 13 tahun dan belum mengalami haid. Pada hari pertama Mardiyem harus melayani 6 laki-laki. Padahal dia sudah mengalami pendarahan.
Ketika kehormatannya mulai hilang, Mardiyem mulai berpikir untuk bunuh diri. Tetapi dia teringat nasihat almarhum ayahnya yang menyuruhnya untuk tetap tabah.
Mardiyem dipaksa untuk menggugurkan kandungannya. Penyiksaan yang dialaminya sebagai Jugun Ianfu mengakibatkannya mengalami cacat fisik dan psikis.
Para Jugun Ianfu hanya pasrah dalam menjalani kehidupan. Seolah tak ada pilihan lain. Mereka tidak dapat melarikan diri karena perjalanan jauh. Mereka juga buta akan peta apalagi uang untuk bepergian.
Kebanyakan dari mereka dijanjikan untuk diberi upah. Tetapi tidak pernah ditepati oleh pengelola lanjo. Alih-alih mendapatkan uang bayaran sejumlah 2,5 rupiah untuk kalangan militer dan 3,5 rupiah untuk kalangan sipil, mereka hanya memegang karcis dari para pengunjung tersebut.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
Advertisement
Dipecat Pasukan Elite, Algojo Belanda Paling Kejam Banting Setir Jadi Tukang Sayur
Sekitar 11 Menit yang laluKapolri Singgung Pengakuan Israel Sangat Berharga dan Sikap Dingin Wapres
Sekitar 22 Jam yang laluKisah Kedekatan Panglima Besar Soedirman dengan Anak Buah
Sekitar 23 Jam yang laluSukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja'
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Ajudan Presiden, Incar Gadis Austria Malah Ketemu Noni Belanda Kelahiran Klaten
Sekitar 1 Hari yang laluDikira Serdadu Jepang, Seorang Kadet Akademi Militer Gugur dengan Kepala Terpenggal
Sekitar 2 Hari yang laluTolak Tawaran Hidup Enak Setelah Disiksa Jepang, K'Tut Tantri: Aku Merasa Menang!
Sekitar 2 Hari yang laluSepasang Suami Istri yang Membuat Jenderal Soedirman Terharu dan Menitikkan Air Mata
Sekitar 2 Hari yang laluDiserang Mendadak saat Subuh, Pasukan Akademi Militer Kocar-Kacir
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Tentara & Isi Surat yang Berhasil Rayu Panglima Besar Soedirman Turun Gunung
Sekitar 3 Hari yang laluMoestopo: Pejuang Nyentrik dengan Deretan Gelar Terpanjang, Pencetus Tentara Rahasia
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Tragis Pejuang Perempuan Indonesia Berhadapan dengan Serdadu Belanda
Sekitar 4 Hari yang laluPasukan Elite Inggris Disergap & Ditaklukkan, Teriak 'Merdeka' Biar Nyawa Selamat
Sekitar 4 Hari yang laluSosok Panglima TNI ini Dikenal Jenderal Anti Voorijder dan Tolak Gunakan Nopol Khusus
Sekitar 5 Hari yang laluKompolnas Nilai Belum Ada Ketegasan dalam Penindakan Kasus Suap Calon Bintara
Sekitar 10 Jam yang laluPerbedaan Gaji Polisi di Kanada dengan Burundi, Negara Termiskin di Dunia
Sekitar 11 Jam yang laluIPW Dapat Info Jaringan Calo Penerimaan Bintara di Jateng Tak Sebatas Kompol
Sekitar 14 Jam yang lalu6 Negara dengan Gaji Polisi Paling Tinggi di Dunia
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 2 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Pelatih Arema FC Tidak Lakukan Banyak Perubahan Program Latihan Selama Bulan Puasa
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Arema FC Terancam Tanpa Duo Penyerang Penting saat Hadapi Borneo FC
Sekitar 10 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami