Berkali-kali Bung Hatta Diteror PKI

Merdeka.com - Mohammad Hatta dikenal sebagai tokoh antikomunis. Partai Komunis Indonesia (PKI) kerap melakukan aksi teror pada Bung Hatta. Terlebih saat Hatta tidak lagi menjabat sebagai wakil presiden.
Suatu malam di tahun 1965, Bung Hatta sedang berada di Bali. Massa PKI berkumpul di sekitar tempat Bung Hatta menginap.
Mereka sengaja unjuk kekuatan di sana. Beberapa di antaranya melontarkan caci maki pada sang proklamator.
Sekretaris Bung Hatta, I Wangsa Widjaja menceritakan kejadian malam itu. Dia sebenarnya panas mendengar cacian para anggota PKI itu. Namun Wangsa memilih tidak melawan.
"Saya pikir lebih baik menghadapi mereka dengan kepala dingin," kata Wangsa yang melihat keadaan dengan kepala polisi setempat.
Tidak terjadi insiden malam itu. Bung Hatta pun pulang dari Bali dengan selamat. Tak lama kemudian meletuslah peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Teror untuk Bung Hatta
PKI telah lama mengincar Bung Hatta. Sejak 1957, mereka telah melakukan berbagai intimidasi. Misal, aparat yang diduga prokomunis menghentikan mobil Bung Hatta dan menggeledahnya.
Hal ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan ketidaksukaan mereka pada mantan wapres tersebut.
Putri Bung Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta berkisah jika orang-orang PKI mencoreti pagar rumah dengan kata-kata 'Ganyang Hatta'. Mereka juga berteriak-teriak dan menggelar aksi massa di kediaman proklamator RI tersebut.
"Rumah kami dilempari batu hingga masuk ke pekarangan," ujar Gemala dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Puterinya yang diterbitkan Penerbit Kompas tahun 2015.
Orang-Orang Dekat Hatta
Teror tak cuma dialami oleh Bung Hatta dan keluarganya. Orang-orang yang dianggap dekat dengan Bung Hatta pun menerima teror tersebut.
Kisah ini dituturkan oleh Sekretaris Bung Hatta, I Wangsa Widjaja dalam buku Mengenang Bung Hatta yang diterbitkan Toko Gunung Agung.
Tahun 1964, Wangsa mendapat informasi dari kawannya di kepolisian agar berhati-hati. Ada perintah kepada polisi untuk menangkap orang-orang dekat Bung Hatta.
"Ada perintah dari atas untuk menangkap Bung. Tapi perintah itu belum dilaksanakan karena tidak ada perintah tertulis," kata polisi itu.
Rumah Wangsa dua kali digeledah oleh aparat. Mereka mencari dokumen yang dianggap penting. Namun tidak ada yang bisa ditemukan di rumah sekretaris Bung Hatta.
"Pada waktu itu mereka hanya menemukan dokumen yang tidak terlalu penting, yang kemudian mereka bakar di halaman rumah saya," kenang Wangsa.
Satu tahun setelah mendapat peringatan tersebut, meletuslah G30S. Wangsa dan orang-orang dekat Bung Hatta pun selamat dari penangkapan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Penampilan Keren Menteri Jokowi Pergi ke Kebun, Naik Mobil Hardtop Tua Lewati Jalanan Licin
Menteri Yasonna Laoly menikmati akhir pekan di Medan dengan mengendarai mobil hardtop tua sambil mengasah kembali kemampuan menyetirnya.
Baca Selengkapnya


4 Desember 2023 Hari Artileri Nasional! Ingin Tahu Sejarahnya dalam TNI?
Artileri memiliki sejarah penting dalam satuan TNI. Lantas sudah tahukah Anda mengenai sejarahnya?
Baca Selengkapnya


Ribut di Hiburan Solo Organ, Personel TNI Melerainya Malah Kena Bogem Mentah dari Warga
Seorang anggota TNI yang sedang melerai keributan di acara hiburan solo organ tiba-tiba dikeroyok brutal oleh warga yang emosi.
Baca Selengkapnya


Potret Cantik Dine Mutiara Dampingi Sahrul Gunawan Dinas, Ngaku Simulasi Jadi PNS tapi Nangis Sepanjang Acara
Dulu, banyak yang menganggap Dine Mutiara hanya ingin mencari popularitas lewat suaminya.
Baca Selengkapnya


Dibangun dari Hasil Kerja Keras, 10 Potret Rumah Baru Bella Shofie yang Mewah Banget Meski Belum Rampung
Bella Shofie dengan senang hati mengundang netizen untuk melihat rumah barunya yang hampir selesai dibangun.
Baca Selengkapnya

Mengurai Awal Mula Muncul Polemik Format Debat Capres-Cawapres
Polemik adanya perubahan format debat capres cawapres kian memanas. Timnas AMIN dengan TKN Prabowo-Gibran saling lempar bola panas.
Baca Selengkapnya

Sejarah 4 Desember 1676: Pecahnya Pertempuran Lund, Perang Paling Berdarah di Skandinavia
Pada 4 Desember 1676, pasukan Swedia dan Denmark terlibat dalam perang yang nantinya dikenang sebagai pertempuran paling berdarah dalam sejarah.
Baca Selengkapnya

Coba Bisnis Ekspedisi, Minim Risiko Hingga Perputaran Uang Cepat
Bisnis ekspedisi bisa memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya minim risiko.
Baca Selengkapnya

Proyek IKN Dikritik, Bahlil Balas Sentil Anies Hanya Cocok jadi Gubernur Jakarta
Bahlil menyindir Anies Baswedan yang dianggap lebih cocok maju sebagai Calon Gubernur dari pada maju di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Petani Masih Susah, Anies Baswedan Janji Berantas Mafia Pangan Jika Jadi Presiden
Baca Selengkapnya

Cerita Ganjar Pernah Dibisiki Jokowi Jika Jadi Presiden: Gaspol Soal Pangan
Gibran membocorkan salah satu pesan dari Jokowi jika dirinya menang dalam Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti
Sejarah Kelam di Paris, Tulang Manusia Digiling Jadi Tepung untuk Membuat Roti
Baca Selengkapnya